4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi hasil penelitian ini yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Langensari
Kabupaten Semarang. Implikasi dari penelitian terbagi menjadi tiga, yaitu implikasi teoritis, implikasi praktis, dan implikasi pedagogis.
4.2.2.1 Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini yaitu keterkaitan antara hasil penelitian dengan teori-teori yang digunakan peneliti. Penelitian ini membuktikan
bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional. Dalam model pembelajaran
inkuiri siswa dibimbing untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Proses penemuan pengetahuan secara mandiri dapat mengembangkan kemampuan
berpikir dan pemahaman konsep siswa sehingga pengetahuan dapat diingat lebih lama.
Siswa melakukan penyelidikan melalui kegiatan percobaan, sedangkan guru membimbing siswa ke arah yang tepat atau benar. Model pembelajaran
inkuiri terbimbing mengembangkan semua aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif diperoleh dari hasil postes siswa, aspek afektif
diperoleh melalui pengamatan sikap siswa saat proses pembelajaran, dan aspek psikomotor diperoleh dari pengamatan keterampilan siswa saat melakukan
percobaan dan saat kegiatan diskusi. Hal ini diungkapkan oleh Shoimin 2014:86 yang menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri menekankan pada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran ini dianggap bermakna.
Dengan demikian materi yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing akan dapat diingat lebih lama. Model pembelajaran inkuiri
terbimbing lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan pada model pembelajaran inkuiri terbimbing terdapat tahapan yang
menjadikan siswa paham terhadap tujuan dari percobaan yang dilakukan. Berawal dari tahapan orientasi masalah yang menghubungkan pengetahuan lama dan
pengetahuan baru yang dilakukan oleh peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Kuhlthau 2007: 26, salah satu karakteristik model pembelajaran inkuiri
terbimbing adalah siswa belajar berdasarkan pada apa yang mereka tau. Pada tahap perumusan hipotesis dan pengujian hipotesis menjadikan siswa
dapat berpikir lebih dalam. Siswa mendiskusikan hipotesis dengan temannya, masing-masing siswa menyampaikan pendapatnya di dalam kelompok dan
akhirnya melalui keputusan bersama siswa membuat kesimpulan. Sejalan dengan pendapat Kuhlthau 2007: 28, pada pembelajaran inkuiri siswa belajar melalui
interaksi sosial dengan orang lain. Pada tahap percobaan, siswa melakukan percobaan tentang materi yang
akan dipelajari. Siswa menemukan pengetahuannya sendiri dengan bimbingan guru, sehingga hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dikarenakan
siswa terlibat langsung di dalam proses pembelajaran dan siswa mendapatkan
pengetahuan berdasarkan pengalamannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Eggen 2012, dalam model pembelajaran inkuiri pada tahap melakukan
percobaan siswa mendapatkan informasi melalui percobaan dengan bimbingan guru.
Penelitian ini pernah dilakukan oleh Afiyanti pada tahun 2014. Hasil penelitian ini uji ketuntasan belajar untuk kelas eksperimen didapatkan t
hitung
sebesar 3,860 sedangkan kelas kontrol 0,914. Hal ini menyatakan bahwa kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar, sedangkan kelas kontrol
belum. Penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Ulya pada tahun 2013. Hasil uji perbedaan dua rata-rata dimana diperoleh t
hitung
t
tabel
1,711,67 yang menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Uji gain kelas eksperimen diperoleh g=0,70 tinggi dan kelas kontrol diperoleh g=0,66 sedang. Penelitian lain yang mendukung adalah
penelitian yang dilakukan oleh Solikhah pada tahun 2014. Hasil t
hitung
= 2,046, t
tabel
= 1,67. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran guided inquiry berbasis think pair share efektif dalam meningkatkan pemahaman
konsep. Sesuai dengan teori di atas, hasil penelitian menunjukkan bahwa model
pembelajaran inkuiri efektif diterapkan pada pembelajaran IPA materi “Perubahan Lingkungan Fisik”. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber
referensi serta pendukung teori pada penelitian selanjutnya yang akan mengkaji tentang penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
4.2.2.2 Implikasi Praktis
Implikasi praktis dari penelitian ini yaitu keterkaitan hasil penelitian terhadap proses pembelajaran selanjutnya. Dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri tentang materi yang akan dipelajari, sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan siswa akan
memiliki ingatan jangka panjang. Dengan demikian siswa tidak akan mudah lupa terhadap materi pelajaran, dikarenakan siswa belajar berdasarkan pengalamannya
sendiri. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memberikan
pengalaman langsung bagi pendidik dalam merancang model pembelajaran inovatif. Guru menjadi lebih kreatif dalam menggugah rasa ingin tahu siswa dan
membimbing siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri tentang materi pelajaran yang akan dipelajari sehingga motivasi siswa terhadap materi pelajaran
tinggi. Penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
dapat dijadikan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin melaksanakan pembelajaran lain dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Penelitian ini
juga dapat digunakan sebagai wawasan bagi guru mengenai cara untuk memperbaiki kualitas pembelajaran IPA di sekolah.
4.2.2.3 Implikasi Pedagogis
Implikasi Pedagogis dari penelitian ini yaitu berupa keterkaitan hasil penelitian dengan pembelajaran, yaitu memberikan gambaran yang jelas tentang
perbaikan hasil belajar IPA yang dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya
adalah model pembelajaran yang diterapkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing hasil belajar
semakin baik. Bagi sekolah, penelitian model pembelajaran inkuiri terbimbing pada hasil
belajar IPA dapat meningkatkan mutu di sekolah. Selain itu juga memberikan masukan tentang model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru terutama
model pembelajaran inkuiri terbimbing yang bertujuan untuk memperbaiki hasil belajar IPA.
78
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Hasil uji t menunjukkan t
hitung
t
tabel
, yakni 5,004 1,66, artinya hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Nilai
postes kelompok eksperimen sebesar 79,94 sedangkan nilai postes kelompok kontrol sebesar 72,21. Selisih nilai kedua kelompok sebesar 7,73. Hal ini
didukung dengan hasil uji N-gain yang menunjukkan peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen berada pada kriteria sedang yaitu sebesar 0,39, sedangkan
pada kelas kontrol berada pada kriteria rendah yaitu sebesar 0,15. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih
efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SDN Langensari Kabupaten Semarang. Jadi, Ho ditolak dan Ha diterima
5.2 SARAN
Berdasarkan pelaksanaan penelitian eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pembelajaran IPA yang dilakukan
pada siswa kelas IV SDN Langensari, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1
Model pembelajaran inkuiri terbimbing sebaiknya diterapkan pada mata pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik.
2 Agar setiap anggota aktif untuk mengikuti pembelajaran sebaiknya guru
mengelompokkan siswa menjadi 4-5 siswa tiap kelompok.