c Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana. d
Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
2.1.5 Karakteristik Siswa SD
Piaget dalam Rifa’i, 2012:32, setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual menjadi empat tahap yaitu:
a Tahap sensorimotor umur 0-2 tahun
b Tahap pra-operasional umur 2-7 tahun
c Tahap operasional konkret umur 7-11 tahun
d Tahap operasional formal umur 11 tahun-keatas
Menurut Piaget, pikiran dan tingkah laku anak selalu berlandaskan tahap- tahap pemikiran yang terstruktur tersebut. Pada perkembangannya, anak selalu
menafsirkan apa saja yang mereka lihat, rasakan atau dengar sesuai dengan apa yang mereka cernakan dalam pikirannya. Kematangan berpikirnya juga selalu
berubah sesuai dengan tambahan pengalaman baru serta interprestasinya terhadap pengalaman yang baru itu.
Menurut tahap-tahap perkembangan Piaget, siswa yang sedang duduk di bangku sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret. Anak usia sekolah
dasar yang berkisar 6 atau 7 tahun sampai 11 atau 12 tahun masuk dalam kategori operasional konkret. Pada tahap ini sikap keingintahuan siswa untuk mengenal
lingkungannya cukup tinggi. Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan IPA, maka anak sekolah dasar harus diberikan pengalaman serta kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan bersikap terhadap alam. Oleh karena itu, guru di sekolah dasar sebaiknya membimbing siswa untuk menemukan
pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Selain itu, guru berperan untuk memfasilitasi sikap keingintahuan siswa terhadap
alam dan lingkungannya.
2.1.6 Hasil Belajar
Suprijono 2012: 7, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan pada semua aspek. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi
oleh pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. Menurut Slameto 2010: 2,
hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna
melihat kemajuan siswa. Sudjana 2011: 22, hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Purwanto 2014: 48-53 domain hasil belajar merupakan perubahan perilaku kejiwaan dikarenakan proses pendidikan. Perilaku kejiwaan
itu dibagi dalam tiga domain, yaitu: 1
Ranah Kognitif
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognitif yang mencakup enam aspek, yakni hapalan C1,
pemahaman C2, penerapan C3, analisis C4, sintesis C5, dan evaluasi C6. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat
aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2
Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat
yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks. Kategori tersebut yaitu, recivingattending penerimaan, responding jawaban, valuing
penilaian, organisasi, dan karakteristik nilai atau internalisasi nilai.
3 Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotorik dapat
diklasifikasi menjadi enam, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan kreativitas.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar berupa
perubahan tingkah laku secara keseluruhan meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat diukur menggunakan tes.
2.1.7 Perbedaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Model