siswa termasuk dalam kriteria sangat baik yakni sebesar 91,9 serta tanggapan siswa dan guru selama proses pembelajaran termasuk kriteria sangat baik.
Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan Guided Inquiry disertai Flow Card pada materi sistem pernapasan manusia di SMP N 38
Semarang dapat diterapkan karena terbukti efektif. Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh
Supriyati pada tahun 2015 tentang “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation GI dan Inquiry
dalam Pembelajaran IPA Kelas V SD”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t
hitung
-1,182 dan t
tabel
1,985 dengan signifikansi 0,240. Hasil uji t gain score kelompok eksperimen dan kontrol
menunjukkan t hitung 0,468 dan t tabel 1,985 dengan signifikansi 0,641. Karena nilai signifikansi 0,05 dan t
hitug
t
tabel
maka hipotesis yang diterima adalah adalah tidak terdapat perbedaan keefektifan model pembelajaran Group
Investigation dan Inquiry dalam pembelajaran IPA di kelas V SD Gugus Maruto.
Dari beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran IPA kelas IV.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam dan segala peristiwa yang terjadi di dalamnya. Pembelajaran IPA di SD diarahkan untuk inkuiri dan
berbuat. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model yang sangat efektif untuk penerapan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Dalam pelaksanaan
pembelajaran inkuiri terbimbing siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri,
sedangkan dalam hal menentukan topik dan pertanyaan guru hanya berperan sebagai fasilitator, motivator, serta membantu dan membimbing siswa dalam
melakukan percobaan. Materi yang disajikan oleh guru tidak ditransfer begitu juga, namun siswa diajak memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka
menemukan sendiri konsep-konsep yang direncanakan oleh guru. Pembelajaran IPA yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
dua model pembelajaran, yaitu: model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional. Kedua model ini diterapkan pada dua kelas, kedua
kelas tersebut terbagi menjadi kelas kelompok eksperimen dan kelas kelompok kontrol. Setelah perlakuan, hasil belajar kedua kelompok dibandingkan untuk
menguji keefektifan model pembelajaran inkuiri. Uma Sekaran dalam Sugiyono, 2010:91, kerangka berpikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir yang
baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing yang dilambangkan dengan X. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan kerangka berpikir pada bagan berikut ini.
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
2.4 HIPOTESIS PENELITIAN