Kesepuluh kelompok nilai tersebut dijabarkan menjadi berbagai kegiatan yang secara rinci disebutkan dalam lampiran Permendiknas Nomor 39 Tahun
2008. Apabila ditelaah lebih jauh, rincian dari Permendiknas tersebut di atas tidak berbeda dengan dua puluh nilai-nilai utama yang dikelompokkan
menjadi nilai-nilai yang berhubungan dengan Ketuhanan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang merupakan fokus dari pendidikan
karakter.
2.2. Konsep dan Prinsip-prinsip Yang Terkandung Dalam Nasionalisme
Di era globalisasi sekarang ini masalah yang penting mendapat perhatian adalah identitas kebangsaan. Derasnya arus globalisasi menyebabkan
terkikisnya nilai-nilai kebangsaan. Anak-anak lebih bangga dengan budaya asing dari pada budaya bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya
rasa bangga yang lebih pada diri anak manakala menggunakan produk luar negeri, dibandingkan jika menggunakan produk bangsanya sendiri. Semangat
kebangsaan harus tumbuh dan dipupuk dalam diri warga Indonesia. Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme. Nasionalisme berasal dari
kata nation bangsa, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ali dkk, 1994: 89, kata bangsa memiliki arti:
a kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta pemerintahan sendiri;
b golongan manusia, binatang, atau tumbuh-tumbuhan yang mempunyai asal-usul yang sama dan sifat khas yang sama atau bersamaan; dan
c kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan yang biasanya menempati wilayah
tertentu di muka bumi.
Beberapa makna kata bangsa di atas menunjukkan arti bahwa bangsa adalah kesatuan yang timbul dari kesamaan keturunan, budaya, pemerintahan, dan
tempat. Pengertian ini berkaitan dengan arti kata suku yang dalam kamus yang sama diartikan sebagai golongan orang-orang keluarga yang
seturunan; golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang besar. Kata bangsa mempunyai dua pengertian: pengertian antropologis-sosiologis dan
pengertian politis. Menurut pengertian antropologis-sosiologis, bangsa adalah suatu masyarakat yang merupakan persekutuan-hidup yang berdiri sendiri
dan masing-masing anggota masyarakat tersebut merasa satu kesatuan suku, bahasa, agama, sejarah, dan adat istiadat.
Anggota masyarakat memungkinkan adanya beberapa bangsa dalam sebuah negara dan sebaliknya satu bangsa tersebar pada lebih dari satu negara. Kasus
pertama terjadi pada negara yang memiliki beragam suku bangsa, seperti Amerika Serikat yang menaungi beragam bangsa yang berbeda. Kasus kedua
adalah sebagaimana yang terjadi pada bangsa Korea yang terpecah menjadi dua negara, Korea Utara dan Korea Selatan. Sementara dalam pengertian
politis, bangsa adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi
ke luar dan ke dalam. Bangsa nation dalam pengertian politis inilah yang kemudian menjadi pokok pembahasan nasionalisme Nur dalamYatim, 2001:
57. Nasionalisme Asia muncul disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Adanya kenangan akan kejayaan masa lampau. b.Imperalisme
c. Pengaruh paham revolusi Prancis.