Tujuan Pendidikan IPS Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS 1. Batasan Ilmu Pengetahuan IPS
                                                                                dengan  penelitian  naturalistik.  Disebut  kualitatif  karena  sifat  data  yang dikumpulakan  bercorak  kualitatif,  bukan  kuantitatif,  karena  tidak
menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian  bersifat  natural  atau  wajar,  sebagaimana  adanya,  tanpa
dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau tes.
Karakteristik pokok yang menjadi perhatian dalam penelitian kualitatif adalah kepedulian terhadap makna. Dalam hal ini penelitian naturalistik tidak peduli
terhadap persamaan dari objek penelitian, melainkan sebaliknya mengungkap pandangan tentang  kehidupan  manusia  yang  berbeda-beda.  Oleh  karena  itu,
tidak mungkin untuk mengungkap kenyataan yang ada dalam diri orang yang unik itu menggunakan alat lain kecuali manusia sebagai instrumen.
Sebagaimana  yang  telah  dikemukakan  di  atas  bahwa  dalam  penelitian  yang menggunakan  pendekatan  kualitatif  yang  pada  umumnya  menggunakan
peneliti  sendiri  sebagai  instrumen  atau  manusia  sebagai  instrumen  utama. Dalam  hal  ini  Sugiyono  2009  mengemukakan,  terdapat  2  hal  utama  yang
mempengaruhi  kualitas  dari  hasil  penelitian,  yakni  kualitas  instrumen penelitian  dan  kualitas  pengumpul  data.  Kualitas  instrumen  penelitian
berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpul data  berkaitan  dengan  ketepatan  cara-cara  yang  digunakan  untuk
mengumpulkan  data.  Dalam  penelitian  kualitatif,  yang  menjadi  instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Dalam hal ini, peneliti adalah
instrumen  utama  key  instrument  dalam  pengumpulan  data.  Jadi,  peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.
Metode  sebagai  suatu  cara,  prosedur,  prinsip-prinsip  dan  proses  yang digunakan  untuk  memecahkan  masalah  dalam  penelitian.  Berdasarkan
pengertian  tersebut,  pada  rencana  penelitian  yang  hendak  dilakukan  adalah menggunakan  metode  studi kasus.  Menurut  Emzir  2010:20  salah  satu
penelitian kualitatif adalah penelitian studi kasus yang berusaha menemukan makna,  menyelidiki  proses,  dan  memperoleh  pengertian  dan  pemahaman
yang  mendalam  dari  individu,  kelompok,  atau  situasi.  Selanjutnya  Bungin 2006: 23 menyatakan bahwa :
Penelitian  studi  kasus  tidaklah  bersifat  kaku  dan  sewaktu-waktu  dapat diubah  sesuai  dengan  perkembangan  fakta  empiris  yang  tengah
dicermati. Hal ini tidak berarti terjadi inkonsistensi, melainkan terhadap fenomena  sosial  yang menjadi  unit  analisis,  lebih  dikedepankan  dan
diutamakan aspek etnik daripada etik-nya. Hal ini menyangkut prionsip dalam  penelitian  kualitatif.  Sebab,  fenomena  dan  praktek-praktek
soaial,  sebagai  sasaran  “buruan”  penelitian  kualitatif  tidak  bersifat mekanistik,  melainkan  penuh  dunamika  dan  keunikan,  dan  karenanya
tidak bisa diciptakan dalam otak dan menurut kehendak peneliti semata. Peneliti  kualitatif  dilakukan  pada  kondisi  alamiah  dan  bersifat
penemuan.
Penelitian  ini  menggunakan  jenis  penelitian  studi  kasus  dengan mengeksplorasi  suatu  masalah  melelui  batasan  terperinci,  memiliki
pengambilan  data  yang  mendalam,  dan  menyertakan  berbagai  sumber informasi.  Metode  studi  kasus  dipilih  sebagai  metode  dalam  penelitian  ini
karena  permasalahan  yang  dikaji  terjadi  pada  tempat  dan  situasi  tertentu. Penelitian  kualitatif  dengan  metode  studi  kasus  dimaksudkan  untuk
mengungkapkan  dan  memahami  kenyataan  yang  terjadi  dilapangan sebagaimana adanya. Menurut S. Nasution 1996: 55, studi kasus atau case
study adalah penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan terhadap seorang
individu, kelompok atau suatu golongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial.
                