PMA dan PMDN Inflasi

33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dipaparkan hasil perhitungan dan analisis bagaimana bagaimana pengaruh PDRB, SBI, nilai tukar, dan inflasi terhadap pertumbuhan investasi di Sumatera Utara tahun 1986-2012 dan apakah ada pengaruh dikeluarkannya UU No. 252007 tentang investasi terhadap pertumbuhan investasi di Sumatera Utara tahun 1986-2012

4.1. Analisis Deskriptif

4.1.1 PMA dan PMDN

Berdasarkan data Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah BKPPMD Provinsi Sumatera Utara, menunjukkan adanya peningkatan realisasi investasi pada periode laporan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp 621 miliar. Investasi didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN 53,08 dengan realisasi sebesar Rp 329 miliar, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 158 miliar, sedangkan realisasi Penanaman Modal Asing PMA meningkat menjadi Rp 291 miliar, lebih tinggi dari tahun sebelumnya Rp 122 miliar. Perkembangan investasi juga sejalan dengan penambahan jumlah proyek investasi pada triwulan IV-2012 menjadi 117 proyek dengan proyek PMA sebanyak 79 proyek dan proyek PMDN sebanyak 38 proyek. Universitas Sumatera Utara 34 Tabel 4.1 Realisasi Investasi PMA dan PMDN di Provinsi Sumatera Utara Provinsi 2012 2012 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 P I P I P I P I P I Sumatera Utara 38 1579 76 436 41 280 117 900 194 3196 PMA 30 155 48 159 31 122 79 209 133 645 PMDN 8 1424 28 277 10 158 38 691 61 2550 Sumber : www.bkpm.go.id P : Jumlah Proyek ; I : Nilai Investasi Rp Miliar

4.1.2 Inflasi

Pada periode awal 1998, tingkat inflasi tinggi sebesar 83,56 Tingkat inflasi yang tinggi ini karena dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997. Selama tahun 1999-2000, tingkat inflasi Sumatera Utara mengalami penurunan dan penurunan yang tertinggi terjadi pada bulan Januari 1999 yaitu sebesar 1,37 persen. Nilai tertinggi pada tahun 1998 merupakan dampak dari merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan faktor sosial politik yang tidak aman, sehingga mengakibatkan harga barang dan jasa terus meningkat tajam sampai akhir tahun 1998. Laju inflasi tahunan dari tahun 2000-2004 sudah mulai stabil dimana angkanya yang berada dibawah dua digit. Inflasi tahun 2000 jika dibandingkan dengan inflasi tahun 1999 meningkat secara tajam yaitu dari 1,37 persen menjadi 5,73 persen. Peningkatan laju inflasi ini diantaranya disebabkan adanya kenaikan tarif angkutan per 1 September 2000, kenaikan BBM per Oktober 2000, Bulan PuasaRamadhan November 2000, Natal dan Lebaran Desember 2000. Secara umum pada tahun 2000-2005, inflasi terus terjadi dengan nilai yang terbilang tinggi, yaitu dengan rata-rata mencapai 10 persen. Universitas Sumatera Utara 35 Pada tahun 2005 laju inflasi kembali naik mencapai 22,41 persen. Ini adalah inflasi tertinggi pasca krisis moneter Indonesia 19971998. Penyesuaian terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak BBM diperkirakan menjadi faktor utama tingginya inflasi tahun 2005. Tingginya harga minyak di pasar internasional menyebabkan pemerintah berusaha untuk menghapuskan subsidi BBM. Laju inflasi tahun 2006 sebesar 6,11 persen sedangkan pada tahun 2007 sebesar 6,60 persen. Inflasi tahun 2008 mencapai 10,72 persen naik sebesar 4,12 persen bila dibandingkan dengan tahun 2007. Inflasi pada tahun 2008 selain dipengaruhi oleh krisis keuangan global, juga dipengaruhi oleh inflasi harga yang diatur pemerintah dan bahan makanan yang bergejolak. Laju inflasi tahun 2009- 2010 menunjukkan kondisi yang relatif stabil dimana pada tahun 2009 inflasi sebesar 2,61 persen dan tahun 2010 sebesar 8,00 persen. Ditahun 2011-2012 inflasi mengalami penurunan, ditahun 2011 inflasi mencapai 1,23 dan ditahun 2012 sebesar 3,86. Sumber: BPS diolah Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara diolah Grafik 4.1 Inflasi Sumatera Utara Tahun 2002-2012 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Universitas Sumatera Utara 36

4.1.3 PDRB