89
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR PEMEGANG JAMINAN
BERUPA HAK TANGGUNGAN YANG MENGALAMI FORCE MAJEURE
DALAM PERJANJIAN KREDIT STUDI PADA PT. MANDIRI PERSERO TBK CABANG MEDAN
A. Akibat Musnahnya Obyek Jaminan yang Mengalami Force Majeure
dalam Hak Tanggungan
PT. Bank Mandiri Persero Tbk selanjutnya dalam skripsi ini disebut Bank berdiri sejak 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi
perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dengan kantor pusat di Jakarta Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 36-38. Mempunyai visi yaitu menjadi
Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif. Untuk itu, Bank memiliki 5 lima misi, yaitu:
117
1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar.
2. Mengembangkan sumber daya manusia professional.
3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder.
4. Melaksanakan manajemen terbuka.
5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.
Bank memiliki budaya kerja tersendiri berdasarkan peraturan yang terdapat di dalam Bank itu sendiri, yaitu :
117
http:www.bankmandiri.co.idcorporate01about-profile.ase diunduh pada tanggal 29 Januari 2015 pkl 20.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
-
Trust
Membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.
-
Integrity
Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat srta menjunjung tinggi kode etik profesi.
-
Professionlism
Berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab.
-
Customer Focus
Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.
-
Excellence
Mengembangkan dan melakukan perbaikan itu di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terus-
menerus. Dalam memberikan kredit, Bank selaku kreditur berharap agar pinjaman
yang diberikan kepada debitur atau penerima kredit digunakan dengan sebaik- baiknya,
sehingga penerima
kredit dapat
menambah modal
usaha, mengembangkan kegiatan usaha, sekaligus mengembalikan pinjaman beserta
bunga yang ditetapkan kepada kreditur. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank meminta jaminan yang tidak memberatkan pihak penerima kredit dan yang dapat
memberikan kepastian akan pengembalian pinjaman yang telah dikucurkannya.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu bentuk jaminan yang sering digunakan adalah jaminan hak tanggungan. Berkembangnya hak tanggungan ini selaras dengan tuntutan
kemajuan hukum masyarakat dalam jaminan hak atas tanah. Hak tanggungan sangat dibutuhkan sebagai bagian tak terpisahkan dalam memenuhi modal dengan
benda tak bergerak sebagai agunannya. Dalam keberadaan jaminan ini, tidak selamanya jaminan ini terbebas dari hal-hal yang tidak diinginkan, salah satunya
bisa saja jaminan hak tanggungan ini mengalami force majeure. Obyek jaminan ini bisa saja menjadi musnah akibat mengalami force majeure tersebut.
Obyek jaminan hak tanggungan tersebut dijaminkan di dalam suatu akta yang dinamakan Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT. Akta Pemberian Hak
Tanggungan APHT dapat hapus secara otomatis apabila obyek jaminan yang dijaminkan di dalam APHT tersebut musnah, tetapi hapusnya APHT ini tidak
menyebabkan hapusnya utang debitur karena APHT merupakan perjanjian yang bersifat accessoir perjanjian tambahan yang mengikuti perjanjian pokok, yaitu
perjanjian kredit tersebut.
118
Di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan itu sendiri ada dicantum atau diperjanjikan mengenai keadaan atau peristiwa dikemudian hari yang dapat
menyebabkan musnahnya obyek jaminan tanah danatau bangunan, yaitu bencana alam, kebakaran dan kerusuhan
119
. Terdapat perbedaan klausula terhadap penutupan asuransi dalam penyebab force majeure atas obyek jaminan tersebut
dalam, yaitu apabila dikarenakan bencana alam harus ditambah klausula khusus,
118
Hasil wawancara dengan Arif Budi Agustanto, Team Leader, PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Medan, 27 Januari 2015.
119
Hasil Wawancara dengan Nofril, S.H., NotarisPPAT, Medan, 11 Januari 2015.
Universitas Sumatera Utara
seperti : riot, strike, miscellaneous, and damage, sedangkan dikarenakan peristiwa kebakaran harus ditutup dengan klausula kebakaran.
Dengan demikian, akibat adanya force majeure pada pelaksanaan kredit menyebabkan Bank memiliki kriteria penilaian di dalam menilai obyek jaminan
tersebut, yaitu dalam hal musnahnya obyek jaminan yang mengalami force majeure maka nilai jaminan akan menjadi berkurang dan hal ini akan
mempengaruhi rasio agunan terhadap jumlah kredit. Dalam hal ini nilai jaminan lebih kecil dari kredit, maka debitur wajib menambah agunan atau nilai kredit
yang akan diturunkan.
A. Perlindungan Hukum Bagi Kreditur terhadap Jaminan Berupa Hak Tanggungan yang Mengalami