= 72 = 12 cmHg
ΔP = P° – P = 72 – 12 cmHg
= 60 cmHg 2. Sebanyak 20 gram zat A nonelektrolit dilarutkan dalam 450 mL air, ternyata tekanan
uapnya sebesar 40 cmHg. Bila pada keadaan yang sama tekanan uap jenuh air adalah 40,2 cmHg, tentukan massa molekul relatif M
r
dari zat A tersebut Jawab:
A
= mol n
2O
= mol P = 40 cmHg
P° = 40,2 cmHg P = P
o
· x
pelarut
40 = 40,2 ·
40 = 40,2 · 25 1.000 + = 1.005
= 5
r
A = = 160
Urea, CONH
2 2
dan glukosa, C
6
H
12
O
6
yang massanya sama masing-masing dilarutkan dalam suatu pelarut yang massanya juga sama. Bila tekanan uap jenuh air pada suhu
tertentu adalah P
o
mmHg. Jelaskan manakah yang memiliki tekanan uap larutan paling besar?
B. Kenaikan Titik Didih ΔT
b
dan Penurunan Titik Beku ΔT
f
Titik didih suatu zat cair adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh zat cair
Latihan 1.4
tersebut sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar, maka gelembung uap yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong
diri ke permukaan menuju fasa gas. Oleh karena itu, titik didih suatu zat cair bergantung pada tekanan luar. Yang dimaksud dengan titik didih adalah titik
didih normal, yaitu titik didih pada tekanan 76 cmHg. Titik didih normal air adalah 100
o
C.
Pada tekanan udara luar 1 atm, air mendidih pada suhu 100
o
C titik B. Pada saat itu tekanan uap air juga 1 atm dan tekanan uap jenuh larutan masih
di bawah 1 atm titik P. Agar larutan mendidih, maka suhu perlu diperbesar sehingga titik P berpindah ke titik E. Pada titik E tekanan uap jenuh larutan
sudah mencapai 1 atm. Jadi pada titik E larutan mendidih dan suhu didihnya adalah titik E
′. selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih
ΔT
b
. ΔT
b
= titik didih larutan – titik didih pelarut Pada gambar 1.3 terlihat titik beku larutan titik F
′ lebih rendah daripada titik beku pelarut titik C. selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku
larutan disebut penurunan titik beku ΔT
f
. ΔT
f
= titik beku pelarut – titik beku larutan Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku yang disebabkan oleh pe-
nambahan zat terlarut dapat dirumuskan sebagai berikut.
ΔT
b
= m · K
b
atau ΔT
b
= ΔT
f
= m · K
f
atau ΔT
f
=
dengan: ΔT
b
= kenaikan titik didih ΔT
f
= penurunan titik beku
Gambar 1.3
Diagram P-T air dan larutan Sumber: General Chemistry, Principles and
Structure, James E. Brady, 1990. Air murni
Larutan
Suhu Te
kanan
B C
E ’
F ’ ΔT
f
ΔT
b
K
b
= tetapan kenaikan titik didih molal
o
Cm K
f
= tetapan penurunan titik beku molal
o
Cm m
= molalitas g
= massa zat terlarut gram M
r
= massa rumus relatif zat terlarut p
= massa pelarut gram
1. Sebanyak 36 gram glukosa, C
6
H
12
O
6
dilarutkan dalam 250 mL air. Bila K
b
= 0,52 °Cm, tentukan titik didih larutan
Jawab: ΔT
b
= m · K
b
ΔT
b
= ΔT
b
= =
0,416 °C Titik didih larutan glukosa = 100 + 0,416 = 100,416 °C
2. Sebanyak 2,4 gram urea, CONH
2 2
dilarutkan dalam 50 mL air. Tentukan titik beku larutan Diketahui K
f
air = 1,86 °Cm; A
r
C = 12, N = 14, O =16 Jawab:
ΔT
f
= m · K
f
ΔT
f
= ΔT
f
= = 1,488 °C
Titik beku larutan urea = 0 – 1,488 = –1,488 °C.
Bila massa glukosa, C
6
H
12
O
6
dan sukrosa, C
12
H
22
O
11
sama, dilarutkan dalam pelarut yang massanya sama, dan K
b
adalah tetapan kenaikan titik didih molal. Manakah larutan yang memiliki titik didih larutan lebih tinggi?
C. Tekanan Osmotik
Osmosis adalah peristiwa perpindahan pelarut dari larutan yang konsentras-
inya lebih kecil encer ke larutan yang konsentrasinya lebih besar pekat mela- lui mem-bran semipermeabel. Aliran zat cair dari larutan yang konsentrasinya
C o n t o h 1.4
Latihan 1.5