Sifat-sifat Kimia Logam Alkali Tanah

70 Kimia XII SMA 11 Na 12 Mg 13 Al 14 Si 15 P 16 S 17 Cl [Ne] 3s 1 Konfigurasi elektron Kelogaman [Ne] 3s 2 [Ne] 3s 2 , 3p 1 [Ne] 3s 2 [Ne] 3s 2 , 3p 3 [Ne] 3s 2 , 3p 4 [Ne] 3s 2 , 3s 5 Semi- logam Oksidator Oksidatorreduktor Bukan logam Konduktorisolator Ikatan Sifat oksida Hidroksida Klorida Ikatan Senyawa dengan hidrogen Na 2 O MgO Al 2 O 3 SiO 2 P 2 O 5 SO 3 Cl 2 O 7 Oksidasi utama Amfoter NaOH MgOH 2 AlOH 3 H 2 SiO 3 H 3 PO 4 H 2 SO 4 HClO 4 Kekuatan basaasam Basa kuat Basa lemah Basa lemah Asam lemah Asam kuat Asam kuat Asam lemah NaCl MgCl 2 AlCl 3 SiCl 4 PCl 5 SCl 2 Cl 2 NaH MgH 2 A1H 2 SiH 4 PH 3 H 2 S HCl Reaksi dengan air Isolator Kovalen Asam Kovalen Ikatan Ion Kovalen Tidak bersifat asam Asam kuat Asam lemah Unsur Sifat Jari-jari atom Keelektronegatifan Logam Reduktor Konduktor Ion Basa Ion Menghasilkan bau dan gas H 2 makin besar sesuai arah panah makin besar sesuai arah panah makin besar sesuai arah panah

D. Periode Ketiga

Tabel 3.8 Sifat-sifat Fisis dan Kimia Periode Ketiga 71 Kimia XII SMA

1. Sifat Fisika Unsur-unsur Periode Ketiga

Unsur-unsur yang ada di dalam periode ketiga terdiri dari unsur logam Na, Mg, Al, metaloid Si, nonlogam P, S, Cl, dan gas mulia Ar. Dari tabel 3.8 dapat dilihat bahwa keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga semakin ke kanan semakin besar diakibatkan oleh jari-jari atomnya yang semakin ke kanan semakin kecil. Kekuatan ikatan antaratom dalam logam meningkat dari Na ke Al. Hal ini berkaitan dengan pertambahan elektron valensinya. Silikon merupakan semikonduktorisolator karena termasuk metaloid. Unsur ini mempunyai ikatan kovalen yang sangat besar, begitu juga dengan fosfor, belerang, dan klorin yang merupakan isolator karena termasuk unsur nonlogam Sumber: www.chem-is-try.org.

2. Sifat Kimia Unsur-unsur Periode Ketiga

Dari tabel 3.8 dapat dilihat bahwa natrium merupakan reduktor terkuat, sedangkan klorin merupakan oksidator terkuat. Meskipun natrium, magnesium, dan aluminium merupakan reduktor kuat, tetapi kereaktifannya berkurang dari Na ke Al. Sedangkan silikon merupakan reduktor yang sangat lemah, jadi hanya dapat bereaksi dengan oksidator-oksidator kuat, misalnya klorin dan oksigen. Di lain pihak selain sebagai reduktor, fosfor juga merupakan oksidator lemah yang dapat mengoksidasi reduktor kuat, seperti logam aktif. Sedang- kan belerang yang mempunyai daya reduksi lebih lemah daripada fosfor ternyata mempunyai daya pengoksidasi lebih kuat daripada fosfor. Sementara klorin dapat mengoksidasi hampir semua logam dan nonlogam karena klorin adalah oksidator kuat. Dari tabel 3.8 dapat dilihat hidroksida unsur-unsur periode ketiga, yaitu NaOH, MgOH 2 , AlOH 3 , H 2 SiO 3 , H 3 PO 4 , H 2 SO 4 , dan HClO 4 . Sifat hidroksida unsur-unsur periode ketiga tergantung pada energi ionisasinya. Hal ini dapat dilihat dari jenis ikatannya. Jika ikatan M – OH bersifat ionik dan hidroksidanya bersifat basa karena akan melepas ion OH – dalam air, maka energi ionisasinya rendah. Tetapi jika ikatan M – OH bersifat kovalen dan tidak lagi dapat melepas ion OH – , maka energi ionisasinya besar. Dari tabel 3.8 juga dapat dilihat bahwa NaOH tergolong basa kuat dan mudah larut dalam air, MgOH 2 lebih lemah daripada NaOH tetapi masih termasuk basa kuat. Namun AlOH 3 bersifat amfoter, artinya dapat bersifat asam sekaligus basa. Hal ini berarti bila AlOH 3 berada pada lingkungan basa kuat, maka akan bersifat sebagai asam, sebaliknya jika berada pada lingkungan asam kuat, maka akan bersifat sebagai basa. Sedangkan H 2 SiO 3 atau SiOH 4 , merupakan asam lemah dan tidak stabil, mudah terurai menjadi SiO 2 dan H 2 O. Begitu pula dengan H 3 PO 4 atau POH 5 yang juga merupakan asam lemah. Sementara H 2 SO 4 atau SOH 6 merupakan asam kuat, begitu juga HClO 4 atau ClOH 7 yang merupakan asam sangat kuat Sumber: www.chem-is-try.org . 72 Kimia XII SMA

E. Unsur-unsur Transisi

Tabel 3.9 Sifat-sifat Fisis Unsur Transisi Sumber: Keenan, dkk, 1992: 166 Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan VIII. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada subkulit d dalam konfigurasi elektronnya. Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium Sc, titanium Ti, vanadium V, krom Cr, mangan Mn, besi Fe, kobalt Co, nikel Ni, tembaga Cu, dan seng Zn.

1. Sifat Logam

Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas listrik paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur logam transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d dan s, sehingga ikatannya semakin kuat Mc. Murry dan Fay, 2000: 867.

2. Bilangan Oksidasi

Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Seperti vanadium yang punya bilangan oksidasi +2, +3, dan +4 Keenan, dkk, 1992: 167.

3. Sifat Kemagnetan

Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu para- magnetik , di mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya dan Sifat Fisis Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Titik didih °C 2.836 3.287 3.407 2.671 2.061 2.861 2.927 2.913 2.562 907 Titik leleh °C 1.541 1.668 1.910 1.907 1.246 1.538 1.495 1.455 1.085 420 Energi ionisasi kJmol 631 658 650 653 717 759 758 737 745 906 Jari-jari ion Å 1,61 1,45 1,32 1,25 1,24 1,24 1,25 1,25 1,28 1,33 Konfigurasi elektron 2.8.9.2 2.8.10.2 2.8.11.2 2.8.13.1 2.8.13.2 2.8.14.2 2.8.15.2 2.8.16.2 2.8.18.1 2.8.18.2 Keelektronegatifan 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6 Kerapatan gcm 3 2,99 4,51 6,1 7,27 7,30 7,86 8,9 8,9 8,92 7,1