Undang-Undang No. 23 tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat

42 profesional. 50 Karenanya undang-undang tersebut sudah tidak sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat sehingga perlu diganti agar kebijakan pengelolaan zakat dapat dilakukan secara terarah, terpadu, dan terkoordinasi dengan baik serta disesuaikan dengan kebutuhan saat ini. Ada beberapa pokok yang diajukan dalam revisi UU no 38 tahun 1999 yaitu tata kelola zakat, sanksi mangkir zakat, dan persoalan wajib zakat dan pajak karena diperlukan kejelasan tentang peran pengatur, pengawas, dan operator. Sehingga ditetapkan di Jakarta oleh Menteri Agama RI Prof. DR. H. Said Agil Husin Al Munawar, MA pada tanggal 18 Juli 2003 mencabut Keputusan Menteri Agama Nomor 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Menurut Yusuf Wibisono sebagai ahli pemohon dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi, amandemen UU 381999 sudah dimulai di DPR pada periode 2004-2009. Pada tahun 1999 UU 381999 sudah masuk di RUU Prioritas Tahun 1999 tapi gagal diselesaikan. 51 Sejak awal proses amandemen, ada dua draft yang secara umum bertolak belakang, yaitu draft RUU dari masyarakat sipil dan draft RUU dari pemerintah. Pada awal Maret 2010 DPR menyelesaikan RUU Pengelolaan Zakat. RUU yang dibuat oleh DPR cenderung mengakomodir masyarakat sipil. Kemudian RUU diajukan ke pemerintah untuk dimintakan DIM Daftar Isian Masalah. DIM dari 50 DPR Setujui RUU Zakat, Infaq, dan Shodaqoh ZIS Menjadi Undang-Undang, http:news.detik.comread201111010100031756911727dpr-setujui-ruu-zakat-infaq-dan shodaqoh--zis--menjadi-undang-undang, Diakses tanggal 17 September 2014 51 Trie Anis Rosyidah dan Asfi Manzilati, Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Terhadap Legalitas Pengelolaan Zakat Oleh Lembaga Amil Zakat , h. 8 43 pemerintah baru muncul di awal tahun 2011. Dua draft yang bertolak belakang dibahas di DPR pada pertengahan 2011. Masa sidang keempat DPR pada pertengahan 2011 berlangsung singkat, yakni tiga bulan, akhirnya amandemen UU no 381999 tentang pengelolaan zakat selesai. Akhir tahun 2011 lalu, DPR RI mensahkan UU hasil amandemen yang kemudian diberi nomor UU nomor 23 tahun 2011. Akhirnya UU no 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat disahkan di Jakarta pada tanggal 25 November 2011 oleh Presiden Republik Indonesia, DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 November 2011 oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Amir Syamsudin. Setelah resmi menjadi UU, terdapat penambahan pasal-pasal dalam UU Zakat No. 23 Tahun 2011 yang belum diatur dalam UU no. 381999, yaitu : 52 a. Terdapat penambahan ayat, penjabaran definisi yang terkait dengan pengelolaan zakat. b. Pasal 5 ayat 1, untuk melaksanakan pengelolaan zakat, pemerintah membentuk BAZNAS. c. Pasal 7 ayat 1, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, BAZNAS menyelenggarakan fungsi: 1 perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; 2 pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian,dan pendayagunaan zakat; 52 Trie Anis Rosyidah dan Asfi Manzilati, Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Terhadap Legalitas Pengelolaan Zakat Oleh Lembaga Amil Zakat , h. 7 44 3 pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat; dan pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat. d. Pasal 17, untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk LAZ. e. Pasal 18,penjelasan mengenai ayat 1yaitupembentukan LAZ wajib mendapat izin Menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh Menteri dan ayat 2, izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya diberikan apabila memenuhi persyaratan paling sedikit bila: a terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial; b berbentuk lembaga berbadan hukum; c mendapat rekomendasi dari BAZNAS; d memiliki pengawas syariat; e memiliki kemampuan teknis, administratif dan keuangan untuk melaksanakan kegiatannya; f bersifat nirlaba; g memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan umat; dan h bersedia diaudit syariah dan diaudit keuangan secara berkala. 45 f. Pasal 38, setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yang berwenang. g. Pasal 41, setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun danatau pidana denda paling banyak Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah. 46

BAB III PROFIL LAZIS PP MUHAMMADIYAH

A. Sejarah LAZIS PP Muhammadiyah

53 lazis PP Muahammadiyah yang selanjutnya disingkat LAZISMU adalah lembaga nirlaba tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. 54 Berdiri pada tahun 2002 yang ditandai dengan penandatangan deklarasi oleh Prof. Dr. HA. Syafii Maarif, MA Buya Syafii dan selanjutnya dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK No. 45721 November 2002. Latar belakang berdirinya LAZISMU terdiri atas dua faktor. 55 Pertama, fakta Indonesia yang berselimut dengan kemiskinan yang masih meluas, kebodohan dan indeks pembangunan manusia yang sangat rendah. Semuanya berakibat dan sekaligus disebabkan tatanan keadilan sosial yang lemah. Kedua, zakat diyakini mampu bersumbangsih dalam mendorong keadilan sosial, pembangunan manusia dan mampu mengentaskan kemiskinan. Sebagai 53 http:www.lazismu.orgindex.phpprofillatar-belakang, Diakses pada tanggal 13 Februari 2014. 54 http:www.lazismupekalongan.orgtentang-kami, Diakses pada tanggal 13 Februari 2014 55 http:lazismu.rsi.co.idindex.phpberandalatar-belakang, Diakses pada tanggal 13 Februari 2014 47 Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi zakat, infaq dan wakaf yang terbilang cukup tinggi. Namun, potensi yang ada belum dapat dikelola dan didayagunakan secara maksimal sehingga tidak memberi dampak yang signifikan bagi penyelesaian persoalan yang ada. Berdirinya LAZISMU dimaksudkan sebagai institusi pengelola zakat dengan manajemen modern yang dapat menghantarkan zakat menjadi bagian dari penyelesai masalah problem solver kondisi kebangsaan yang terus berkembang. Dengan budaya kerja amanah, professional dan transparan, LAZISMU berusaha mengembangkan diri menjadi Lembaga Zakat terpercaya. Dan seiring waktu, kepercayaan public semakin menguat. Dengan spirit kreatifitas dan inovasi, LAZISMU senantiasa menproduksi programprogram pendayagunaan yang mampu menjawab tantangan perubahan dan problem sosial masyarakat yang berkembang. Kepengurusan LAZISMU pada periode awal dipimpin oleh Prof. Dr. HM. Din Syamsuddin, MA Tokoh umat Islam dan pimpinan ormas terbesar, Muhammadiyah dengan sekretaris Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari MA. Dan memasuki periode ke-2 ini, kepengurusan LAZISMU dipegang oleh Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari, MA dan Sekretarisnya adalah Ahmad Imam Mujadid Rais, S.Ip. 56 56 http:www.slideshare.netLAZISMUtani‐bangkit‐farmers‐empowerment, Diakses pada tanggal 13 Februari 2014 48 Dalam operasional programnya, LAZISMU didukung oleh Jaringan Multi Lini, sebuah jaringan konsolidasi lembaga zakat yang tersebar di seluruh propinsi yang menjadikan program-program pendayagunaan LAZISMU mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara cepat, terfokus dan tepat sasaran.

B. Visi danMisi

57 Adapun visi dan misi LAZISMU adalah sebagai berikut: 1. Visi : Menjadi Lembaga Amil Zakat Terpercaya. 2. Misi : a. Optimalisasi kualitas pengelolaan ZIS yang amanah, profesional dan transparan. b. Optimalisasi pendayagunaan ZIS yang kreatif, inovatif dan produktif. c. Optimalisasi pelayanan donatur

C. Legalitas

58 LAZISMU memperoleh pengukuhan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Agama nomor 457 tanggal 21 Nopember 2002. Dalam operasionalnya, LAZISMU memiliki kultur kerja, yaitu amanah, profesional, transparan, melayani, kreatif dan inovatif. 57 http:www.lazismu.orgindex.phpprofilvisi-dan-misi, diakses pada tanggal 13-02-2014. 58 http:www.lazismu.orgindex.phpprofillegalitas, diakses pada tanggal 13-02-2014.

Dokumen yang terkait

Respon Pengurus Forum Organisasi Zakat Terhadap Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat

0 16 107

SKRIPSI PENGELOLAAN ZAKAT DI LAZIS JATENG DITINJAU DARI Pengelolaan Zakat Di Lazis Jateng Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat (Studi di Lazis Jateng Cabang Kota Surakarta).

1 5 11

PENDAHULUAN Pengelolaan Zakat Di Lazis Jateng Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat (Studi di Lazis Jateng Cabang Kota Surakarta).

0 5 18

PENGELOLAAN ZAKAT DI LAZIS JATENG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG Pengelolaan Zakat Di Lazis Jateng Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat (Studi di Lazis Jateng Cabang Kota Surakarta).

0 5 19

PENDAHULUAN Pengelolaan Zakat Profesi Dalam Tinjauan Hukum Islam dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 (Studi Kasus Di LAZIS Muhammadiyah Solo).

0 3 6

Model Kebijakan Pengelolaan Zakat secara Partisipatif Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

0 0 1

TINJAUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 DAN PP NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT TERHADAP LEGALITAS DAN PENGELOLAAN LEMBAGA AMIL ZAKAT DI YAYASAN YATIM MANDIRI SURABAYA.

0 0 86

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

0 0 52

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

0 0 29

PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH DI DUSUN TUKANG KEC. PABELAN DALAM TINJAUAN UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH DI DUSUN TUKANG KEC. PABELAN DALAM TINJAUAN UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT - T

0 0 100