5.2. Pemberitahuan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP
Pemberitahuan SPMP dapat dilakukan oleh pejabat yang menerbitkan surat paksa ataupun pejabat yang berada di luar wilayah objek sita, yaitu:
a. Dilakukan Oleh Pejabat yang Menerbitkan Surat Paksa:
Pasal 2 PP No. 135 Tahun 2000 menyebutkan apabila utang pajak tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 X 24 jam terhitung sejak tanggal Surat Paksa diberitahukan
kepada wajib pajak penanggung pajak.
b. Dilakukan Oleh Pejabat Lainnya:
1. Dalam hal objek sita berada di luar wilayah kerja pejabat yang menerbitkan Surat Paksa, pejabat tersebut meminta bantuan kepada pejabat yang wilayah kerjanya
meliputi tempatlokasi objek sita untuk menerbitkan SPMP terhadap objek sita dimaksud.
2. Apabila objek sita letaknya berjauhan dengan tempat kedudukan pejabat yang menerbitkan Surat Paksa, tetapi masih dalam wilayah kerjanya maka pejabat
dimaksud dapat meminta bantuan kepada pejabat yang wilayah kerjanya juga meliputi tempat objek sita berada untuk menerbitkan SPMP.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Ketentuan Umum Pelaksanaan Penyitaan
Pasal 3 dan pasal 4 PP No. 135 Tahun 2000 menyebutkan: a. Dalam melaksanakan penyitaan, jurusita pajak harus:
1. memperlihatkan kartu tanda pengenal jurusita pajak; 2. memperlihatkan SPMP;
3. memberitahukan tentang maksud dan tujuan penyitaan. b. Barang milik penanggung pajak yang dapat disita adalah barang yang berada di
tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau tempat lain, termasuk yang penguasaaanya berada di tangan pihak lain atau yang dibebani dengan hak
tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, berupa: 1. Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai dan deposito berjangka,
tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi, saham, atau surat berharga lainnya, piutang, dan
penyertaan modal pada perusahaan lain; dan atau 2. Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi kotor
tertentu. c. Penyitaan dilakasanakan dengan mendahulukan barang bergerak, kecuali dalam
keadaan tertentu dapat dilaksanakan langsung terhadap barang tidak bergerak.
Universitas Sumatera Utara
d. pelaksanaan penyitaan dilakukan oleh jurusita pajak yang disaksikan oleh sekurang – kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia,
dikenal jurusita pajak dan dapat dipercaya. e. Setiap pelaksanaan jurusita harus membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita yang
ditandatangani oleh jurusita, penanggung pajak, dan saksi – saksi. f. Dalam hal penanggung pajak menolak untuk menandatangani Berita Acara
Pelaksanaan Sita, jurusita harus mencantumkan penolakan tersebut dalam berita acara pelaksanaan sita yang selanjutnya ditandatangani oleh jurusita pajak dan
saksi – saksi sehingga Berita Acara dimaksud tetap sah dan mempunyai kekuatan mengikat.
g. Penyitaan tetap dapat dilaksanakan sekalipun penanggung pajak tidak hadir, sepanjang terdapat seorang saksi berasal dari Pemda setempat, sekurang –
kurangnya setingkat kepala kelurahan atau kepala desa h. Salinan Berita Acara Pelaksanaan Sita ditempelkan pada barang bergerak dan
atau barang tidak bergerak yang disita, atau di tempat baarng bergerak dan atau barang todak bergerak yang disita berada, atau ditempat – tempat umum.
i. Jurusita tidak dapat melaksanakan penyitaaan terhadap barang – barang penanggung pajak yang terlebih dahulu disista oleh Pengadilan Negeri, Kejaksaan,
Kepolisian, atau instansi lain yang telah lebih dahulu melakukan penyitaan. Surat
Universitas Sumatera Utara
paksa disampaikan kepada instansi yang bersangkutan, dan instansi tersebut menjadikan barang sitaan tersebut menjadi jaminan pelunasan utang pajak.
5.4. Barang yang Dikecualikan dari Penyitaan