10.4. Syarat Finansial
Pemungutan pajak dilaksanaka dengan pedoman bahwa biaya pemungutan tidak boleh melebihi hasil pemungutanya.
10.5. Syarat Sederhana
Sistem pemungutan pajak harus dirancang sesederhana mungkin untuk memudahkan pelaksanaan hak dan kewajiban wajib pajak.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Pelaksanaan praktik kerja lapangan mandiri ini dilaksanakan di seksi penagihan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. Penulis akan melakukan
pembahasan masalah secara lebih rinci mengenai: 1. Prosedur pelaksanaan penagihan terhadap wajib pajak dalam pencapaian pelunasan
tunggakan pajak yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. 2. Tingkat kepatuhan wajib pajak dari jumlah penerbitan surat teguran hingga
pelaksanaan lelang di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota. 3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses penagihan pajak dan upaya-upaya
yang ditempuh oleh fiskus dalam mengatasinya.
Universitas Sumatera Utara
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM
Adapun metode dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan mandiri sebagai berikut:
1. Persiapan
Pada tahapan ini penulis melakukan persiapan yang dimulai dari penyusunan proposal, memohon surat pengantar Praktik Kerja Lapangan Mandiridari pihak
fakultas Program Diploma III Administrasi Perpajakan, mencari bahan untuk pembuatan laporan hingga konsultasi pada pihak dosen.
2. Studi Literatur
Penulis melakukan studi lieratur ke berbagai sumber bacaan yang berkaitan dengan judul dan proposal tersebut yang merupakan dasar teori yang mendukung pebuatan
laporan seperti buku-buku, majalah, Koran, undang-undang maupun literatur yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh penulis dalam
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
3. Observasi Lapangan
Melakukan pengamatan secara langsung di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota untuk mengetahui keadaan kinerja pada kantor tersebut dan untuk
mendapatkan gambaran mengenai masalah yang akan diteliti.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data juga penulis lakukan demi menunjang keberhasilan dari topik yang akan dibahas, dalam hal ini data-data bersumber dari Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Kota baik dari hal-hal yang sudah dilihat,data tertulis maupun data lisan.
5. Analisa dan Evaluasi Data
Kegiatan studi yang dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan dan kendala yang dihadapi dan mencari tahu atau menanyakan solusi yang terbaik utuk
memecahkan masalah tersebut.
F. Metode Pengumpulan Data
Adapun cara-cara yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Dalam metode ini penulis langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan penagihan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.
Universitas Sumatera Utara
2. Interview
Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab kepada para pegawai kantor setempat yang mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam penulisan laporan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
3. Dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan berbagai dokumen administrasi, peraturan-peraturan atau dasar hukum yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan
mandiri.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN KOTA
A. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak
Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Direktorat Jenderal Pajak merupakan
sarana yang memberi pelayanan kepada masyarakat di bidang Perpajakan.
1. Visi Direktorat Jenderal Pajak
Visi Direktorat Jendral Pajak adalah “Menjadi Institusi Pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efesien, dan
dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi” Visi tersebut menjelaskan bahwa DJP ingin menjadi institusi pemerintah yang
menjalankan sistem administrasi perpajakan modern, efektif, efesien, dan dipercaya masyarakat, efektif dan efesien artinya bahwa DJP melakukan pengukuran dan
pertanggungjawaban terhadap sistem modern yang dijalankan tersebut, dipercaya masyarakat artinya DJP memastikan masyarakat yakin bahwa sistem administrasi
perpajakan memberikan manfaat yang sebesarnya kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Universitas Sumatera Utara
2. Misi Direktorat Jenderal Pajak
Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah “ Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian
pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efesien”
Misi tersebut menjelaskan bahwa keberadaan DJP adalah untuk menghimpun pajak dari masyarakat guna menunjang pembiayaan pemerintah. Peran DJP tersebut
dijalankan melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efesien.Sistem administrasi tersebut dapat diukur dan dipertanggungjawabkan dalam rangka
melayani masyarakat secara optimal untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya.
3. Nilai Direktorat Jenderal Pajak Integritas
“Menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten, dan
menepati janji.”
Universitas Sumatera Utara
Professionalisme
“Memiliki kompetensi di bidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta norma-norma profesi, etika dan sesuai dengan
kompetensi, kewenangan, serta norma-norma profesi, etika dan sosial.”
Sinergi
“Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan untuk menghasilkan
karya yang bermanfaat dan berkualitas. Dari pengertian ini terlihat dua dimensi sinergi yang selayaknya terjalin, yaitu dimensi internal dan dimensi ekternal.”
Pelayanan
“Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman.”
Kesempurnaan
“Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.
Universitas Sumatera Utara
B. Sejarah Umum Berdirinya KPP Medan Kota
Sejarah umum dari Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak bernama Belasting, yang kemudian setelah
kemerdekaan berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya Direktorat Jendral Pajak
Keuangan Republik Indonesia. Di Sumatera Utara pada Tahun 1976 berdiri tiga Kantor Inspeksi Pajak, Yaitu:
a. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan b. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara
c. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar Di tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua yaitu
Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Untuk memudahkan pelayanan pembayaran pajak dari masyarakat, dan dengan pertumbuhan
ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah kantor Inspeksi Pajak Medan Timur sekarang Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dan Kantor Pelayanan Pajak Medan
Kota. dan untuk semakin memantapkan pelayanannya kepada masyarakat dalam pelayanan pembayaran pajak, maka berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan
Replubik Indonesia Nomor : 267KMK.01198, diadakanlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jendral Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor
Universitas Sumatera Utara
Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayan pajak, yang sekaligus dibentuknya Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan pada keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: Kep.758KMK.011993 tertanggal 3 Agustus 1993,maka pada tanggal 1 April 1994
didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Kantor Pelayanan Pajak medan Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor
Pelayanan pajak, yaitu: 1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
Dan terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi 4 wilayah kerja, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai.
Berdasarkan Keputusan menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 443KMK.012001 tentang “ Organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Direktorat
Universitas Sumatera Utara
Jendral Pajak” dimana Kantor Pelayanan Pajak di Kota madya Medan Menjadi enam wilayah kerja, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak medan Timur, dengan ruang lingkup meliputi wilayah: a. Kecamatan Medan timur
b. Kecamatan Medan Area c. Kecamatan Medan Tembung
d. Kecamatan Medan Perjuangan 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, dengan ruang Lingkup meliputi wilayah:
a. Kecamatan Medan Barat b. Kecamatan Medan Sunggal
c. Kecamatan Medan Petisah d. Kecamatan Medan Helvetia
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan kota, dengan ruang lingkup meliputi wilayah: a. Kecamatan Medan kota
b. Kecamatan Medan Denai c. Kecamatan Medan Johor
Universitas Sumatera Utara
d. Kecamatan Medan Amplas 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia,dengan ruang lingkup meliputi wilayah:
a. Kecamatan Medan Polonia b. Kecamatan Medan Maimun
c. Kecamatan Medan Baru d. Kecamatan Medan Tuntungan
e. Kecamatan Medan Selayang 5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan,dengan ruang lingkup meliputi wilayah:
a. Kecamatan Medan Belawan b. Kecamatan Medan Marelan
c. Kecamatan Medan Labuhan d. Kecamatan Medan Deli
6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota adalah sebagai institusi pemerintah yang
mempunyai tugas pokok dalam menyelenggarakan urusan perpajakan. Karena Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang berhutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar- besarnya untuk laporan rakyat. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota berada di
Gedung Keuangan Negara 1 lantai IV dan beralamat di jalan Diponegoro Nomor. 30A Medan . Adapun sejarah singkat dari Kantor Pelayanan Medan Kota adalah
sebagai berikut : 1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota merupakan pecahan dari kantor Pelayanan
Pajak Medan Timur yang berdasarkan kepada : a. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 443KMK.012001
Tanggal 23 Juli 2001 b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 58kmk.012002
tanggal 26 Februari 2002 c. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 58KMK.012002
tanggal 26 Februari 2002 2. Yang mengepalai Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota saat ini adalah Bapak
Yan Santoso Purba Berdasarkan penjelasan sejarah Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota,
Kantor Pelayanan Pajak KPP Medan Kota berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Kota pada tanggal 27 Mei 2008 Sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 131PMK.012006 tentang
Universitas Sumatera Utara
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 54PMK.012007 dan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132PMK.012006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jendral Pajak sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 67PMK.012008.
C. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota