bukti otentik dari peralihan hak atas barang dari pemohon lelang kepada pemenang lelang. Penandatanganan risalah lelang dilakukan oleh pejabat lelang dan penjual
kuasa penjual.
7. Penagihan Seketika dan Sekaligus
Pasal 20 ayat 2 UU KUP dan pasal 6 UU PPSP memberikan wewenang kepada Direktur Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan seketika dan sekaligus yaitu
tindakan penagihan tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak, Masa Pajak, dan Tahun Pajak. Penagihan
Seketika dan Sekaligus dilakukan apabila: a. Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama – lamanya atau
berniat untuk itu; b. Penanggung pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai
dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia;
c. Terdapat tanda – tanda bahwa penanggung pajak akan membuarkan badan usaha atau menggabungkan atau memekarkan usaha, atau memindahtangankan
perusahaan yang dimiliki atau yang dikuasainya, atau melakukan perubahan bentuk lainnya;
d. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara; atau
Universitas Sumatera Utara
e. Terjadi penyitaan atas barang penanggung pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda – tanda kepailitan.
8. Daluwarsa Penagihan Pajak
Pasal 22 UU KUP menegaskan hak untuk melakukan penagihan pajak termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah
melampaui waktu 5 lima tahun terhitung sejak penerbitan: a. Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan; b. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding serta
Putusan Peninjauan Kembali. Daluwarsa penagihan pajak tertangguh apabila:
1. Diterbitkan surat paksa; 2. Ada pengakuan utang pajak dari wajib pajak baik langsung maupun tidak
langsung; 3. Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan; 4. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
F. Pejabat dan Jurusita Pajak 1. Pejabat
adalah Pejabat yang mempunyai kewenangan untuk mengangkat serta memberhentikan Jurusita pajak, dan menugaskan jurusita pajak untuk melaksanakan
tindakan penagihan pajak H. Moeljo Hadi, S.H., 1998:1. Sesuai dengan UU PPSP pasal 2 ayat 3, Pejabat Pajak berwenang:
a. Mengangkat dan memberhentikan Jurusita Pajak; b. Menerbitkan :
1. Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis; 2. Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus;