28
Laporan Riskesdas tahun 2010 menyebutkan bahwa secara nasional persentase status gizi kurang penduduk dewasa wanita adalah 12,3. Sedangkan
penelitian Agus mendapatkan bahwa 27,5 dari 40 responden mahasiswi Pendidikan Teknologi Kimia Industri PTKI Medan mempunyai indeks massa
tubuh kurang.
20
Rendahnya status gizi pada wanita usia subur jika mereka hamil akan berpengaruh pada kehamilannya yaitu berat badan lahir rendah dan kelahiran
preterm.
21
Sedangkan wanita dengan status gizi berlebihan atau IMT obesitas memiliki risiko tinggi terhadap kehamilan seperti keguguran, persalinan operatif,
preeklamsia, thromboemboli, kematian perinatal dan makrosomia.
22
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat ini digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisis
uji Chi-square.
4.3.1 Hubungan antara Asupan Vitamin C dengan Kadar Hb
Tabel 4. 6 Hubungan antara asupan vitamin C dengan kadar Hb
Kadar Hb N
IK 95
PR P
12 grdl ≥ 12 grdl
N N
Asupan Vitamin C
Kurang
8 72,7 3 27,3
11 11,9 1,084-
2,612 1,68
0,066
Cukup
35 43,2 46 56,8
81 88,1
Total 43 46,7
49 53,3 92 100
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari 8 responden yang asupan vitamin C nya kurang mengalami anemia dan 3 responden yang asupan vitamin C
nya kurang tidak mengalami anemia. Berdasarkan uji chi-square didapatkan hasil
29
bahwa asupan vitamin C tidak berhubungan secara signifikan terhadap terjadinya anemia p=0,066. Hal ini berbeda dengan Penelitian Guntur yang menemukan
bahwa frekuensi konsumsi vitamin C dan kadar Hb menunjukkan hubungan yang bermakna p=0,000. Persamaan regresi linier menunjukkan bahwa setiap
bertambahnya frekuensi konsumsi vitamin C 1 kali akan meningkatkan kadar Hb sebesar 0,06 gdL. Artinya, semakin sering seseorang mengkonsumsi vitamin C,
semakin tinggi kadar Hb. Hasil ini tidak berhubungan secara signifikan disebabkan oleh:
1. Mungkin saja asupan Fe responden kurang. Hal ini menjelaskan bahwa walapun asupan vitamin C nya cukup tapi kalau asupan Fe nya kurang
maka hal ini bisa mempengaruhi status anemia seseorang karena vitamin C berperan meningkatkan absorpsi Fe dalam tubuh yaitu
dengan mereduksi feri menjadi fero. 2. Absorpsi Fe bisa dipengaruhi oleh zat penghambat Fe yang pada
penelitian ini tidak disingkirkan. Contoh zat penghambat Fe yaitu asam fitat, asam oksalat, dan polifenol seperti tanin yang terdapat pada teh
dan kopi. Walaupun asupan Fe nya cukup tetapi zat penghambatnya banyak, maka hal itu juga bisa mempengaruhi absorpsi Fe juga.
Namun berdasarkan prevalensi ratio didapatkan nilai 1,68 dengan IK 95 1,084-2,612 artinya responden dengan asupan vitamin C kurang mempunyai
kemungkinan 1,68 kali lipat mengalami anemia dibandingkan dengan responden
yang asupan vitamin C nya cukup. Penelitian Satyanigsih dan Kwatrin pada tahun 2007 menyebutkan bahwa remaja putri yang konsumsi vitamin C kurang dari
AKG memiliki risiko mengalami anemia lebih tinggi 4 kali lipat.
16
30
4.3.2 Hubungan antara IMT dengan Kadar Hb