4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anemia
Anemia adalah suatu keadaan berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells
hematokrit per 100 ml darah.
6
Parameter yang paling umum dipakai untuk menunjukan penurunan jumlah eritrosit adalah kadar hemoglobin, hematokrit, dan hitung eritrosit. Pada
umumnya ketiga parameter tersebut saling bersesuaian. Nilai normal hemoglobin sangat bervariasi secara fisiologik tergantung pada umur, jenis kelamin, adanya
kehamilan, dan ketinggian tempat tinggal. Oleh karena itu, untuk menentukan anemia atau tidak anemia perlu ditentukan titik pemilah cut off point kadar
hemoglobin. WHO menetapkan cut off point anemia untuk keperluan penelitian lapangan seperti terlihat pada tabel 2.1.
7
Tabel 2. 1 Kriteria Anemia Menurut WHO
Kelompok Kriteria Anemia Hb
Laki-laki dewasa 13 gdl
Wanita dewasa tidak hamil 12 gdl
Wanita hamil 11 gdl
Sumber: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati 2007,p.622
2.1.2 Tanda dan Gejala Anemia
Tanda dan gejala anemia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu
7
: 1.
Tanda dan gejala anemia umum Gejala umum anemia atau sindrom anemia muncul pada setiap kasus
anemia setelah penurunan hemoglobin sampai kadar tertentu Hb7
5
gdl. Gejala ini terdiri atas rasa lemah, lesu, cepat lelah, tinnitus, mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak nafas, dan dispepsia. Pada
pemeriksaan fisik, pasien tampak pucat, yang mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan, dan jaringan di bawah kuku
2. Gejala khas masing-masing anemia
o Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis
angularis, dan kuku sendok koilonychia o
Anemia megaloblastik: glositis, gangguan neurologik pada defisiensi vitamin B12
o Anemia aplastik: perdarahan dan tanda-tanda infeksi
o Anemia hemolitik: ikterus, splenomegali, dan hepatomegali
3. Gejala penyakit dasar
Gejala anemia yang timbul akibat penyakit dasar sangat bervariasi bergantung pada penyebab anemia tersebut. Misalnya gejala akibat infeksi cacing
tambang: sakit perut, pembengkakan parotis, dan warna kuning pada telapak tangan.
2.1.3 Cara Mengukur Hemoglobin
Untuk mendeteksi keadaan anemia seseorang, parameter yang biasa dan telah digunakan secara luas adalah hemoglobin Hb, karena pada umumnya
tujuan dari berbagai penelitian adalah menetapkan prevalensi anemia dan bukan prevalensi kurang besi. Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada
sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.
7,8
Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan secara automatik oleh mesin yang direka khusus untuk membuat beberapa ujian terhadap darah. Untuk
pengukuran ini diperlukan darah kapiler. Pada orang dewasa, darah kapiler diambil dari ujung jari atau daun telinga. Pada bayi dan anak kecil, darah kapiler
diambil dari tumit atau ibu jari kaki. Pengambilan darah kapiler dilakukan pada tempat yang tidak mengalami cyanosis atau gangguan peredaran darah. Tempat
6
pengambilan darah vena pada orang dewasa adalah di vena dalam fossa cubiti, pada bayi vena jugularis superficialis atau sinus sagitalis superior.
2.1.4 Hemoglobinometer