Stres Kerja Pengaruh Persepsi Mengenai Birokrasi Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Pirngadi Medan

Bontor Ebenezer Sinamo : Pengaruh Persepsi Mengenai Birokrasi Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Pirngadi Medan, 2009. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Kerja

1. Definisi Stres Kerja Beehr dan Newman dalam Luthans, 1998, stres kerja adalah suatu kondisi yang muncul akibat interaksi antara individu dengan pekerjaan mereka, terdapat ketidaksesuaian karakteristik dan perubahan-perubahan yang tidak jelas yang terjadi dalam perusahaan. Robbins 1998, stres kerja adalah suatu kondisi individu berkonfrontasi dengan suatu peluang, kendala dan tuntutan yang dikaitkan dengan suatu tinjauan kerja. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan stres kerja adalah suatu kondisi yang muncul akibat interaksi antara individu dengan pekerjaan mereka, berkonfrontasi dengan suatu peluang dan terdapat ketidaksesuaian antara kendala dan tuntutan yang dikaitkan dengan suatu tinjauan kerja akibat perubahan-perubahan yang tidak jelas yang terjadi di tempat kerja. 2. Aspek-aspek Stres Kerja Beehr dan Newman dalam Luthans, 1998 mengklasifikasikan tiga aspek stres kerja, yaitu: Bontor Ebenezer Sinamo : Pengaruh Persepsi Mengenai Birokrasi Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Pirngadi Medan, 2009. a. Aspek Fisik Stres dapat menyebabkan perubahan metabolisme sehingga dapat mempengaruhi keadaan fisiologis individu. Umumnya gejala fisik yang tampak dapat berupa sakit pada dahi, migrain, sakit pada punggung, tekanan di leher dan tenggorokan, susah menelan, kram otot, susah tidur, kehilangan gairah seksual, kaki dan tangan dingin, lelah, tekanan darah tinggi, denyut nadi cepat, kehilangan selera makan, gangguan pencernaan dan gangguan pernapasan. b. Aspek Psikis Stres yang berkaitan dengan pekerjaan yang dapat menimbulkan ketidakpuasan pada pekerjaan. Hal ini adalah efek psikologis yang paling jelas dan paling sederhana. Namun stres muncul pada keadaan psikis lainnya berupa mudah lupa, pikiran kacau, susah konsentrasi, cemas, berpikiran obsesif, sukar mengambil keputusan, percaya pada hal-hal yang tidak rasional, sering mengalami mimpi buruk, berbicara sendiri. Termasuk juga gejala emosional seperti mudah marah, perasaan jengkel, mudah merasa terganggu, gelisah, cemas, panik, ketakutan, sedih, depresi, kebutuhan yang tinggi untuk bergantung pada orang lain, perasaan butuh pertolongan, putus asa, pesimis, tidak berharga, kesepian, menyalahkan diri sendiri dan frustasi. c. Aspek Perilaku Gejala stres yang dikaitkan dengan perilaku, dalam kehidupan pribadi, seperti: tidak dapat berhubungan akrab dengan orang lain, tidak asertif, tidak berani mengambil resiko, menarik diri, tidak punya kontrol hidup, membuat tujuan- tujuan yang tidak realistis, harga diri rendah, tidak termotivasi, sering membuat Bontor Ebenezer Sinamo : Pengaruh Persepsi Mengenai Birokrasi Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Pirngadi Medan, 2009. kekacauan, mudah bertengkar, merasa terasing, tidak dapat mengekspresikan perasaan yang sebenarnya. Sedangkan dalam kehidupan pekerjaan seperti: tidak merespon tantangan, kehilangan kreatifitas, performa rendah, sering absen, aspirasi rendah, motivasi rendah, tidak ada inisiatif, komunikasi buruk, krisis orientasi, terlalu banyak bekerja, terlalu mengontrol dan tidak dapat bekerja sama dengan orang lain. 3. Penyebab Stres Kerja Luthans 1998 menyatakan beberapa penyebab stres kerja. Antara lain: a. Ekstraorganisasi Stres kerja bisa disebabkan tekanan-tekanan dari lingkungan luar dan kejadian yang dialami individu sendiri. Penyebab stres kerja yang bersifat ekstraorganisasi luar organisasi antara lain: perubahan lingkungan sosial dan tehnologi, keluarga, pindah tempat kerja akibat transfer atau promosi, kondisi ekonomi dan keuangan, kondisi tempat tinggal. b. Organisasi Selain dari luar perusahaan, sumber stres bisa dari perusahaan itu sendiri. Organisasi menetapkan strategi agar organisasi berjalan lancar. Strategi yang ditetapkan seperti pengurangan pekerja. Selain itu, organisasi juga membuat kebijakan-kebijakan. Kebijakan yang dibuat berupa shift kerja, kompetensi yang tinggi diantara pekerja. Hal-hal tersebut ternyata menyebabkan stres. Selain itu, struktur organisasi yang tidak jelas sentralissasi atau formalisasi, Bontor Ebenezer Sinamo : Pengaruh Persepsi Mengenai Birokrasi Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Pirngadi Medan, 2009. kondisi kerja bising, panas, polusi, kondisi yang tidak aman, radiasi juga menyebabkan stres. c. Kelompok Penyebab stres karena pengaruh kelompok dikategorikan ke dalam tiga bagian, antara lain: 1. Kelompok yang tidak kompak tidak kohesif. Kohesifitaskekompakan kelompok penting untuk para pekerja, terkhusus untuk pekerja yang berada pada level bawah. Apabila pekerja menghindar dari kelompok karena rancangan pekerjaan, karena atasan membatasi kohesifitas kelompok, atau karena ada anggota kelompok yang keluar, maka kohesifitas kelompok berkurang. 2. Kurangnya dukungan sosial. Pada umumnya pekerja dipengaruhi dan membutuhkan dukungan dari teman kerja. Mendiskusikanmenceritakan permasalahan yang dialami membuat pekerja merasa lebih baik. Apabila teman-teman untuk bercerita tidak ada, pekerja bisa menjadi stres. 3. Intraindividual, interpersonal, konflik dalam kelompok. Konflik sangat berhubungan erat dengan stres. Konflik yang terjadi berupa kesenjangan antara tujuan dengan kebutuhan seseorang, masalah dengan teman sekerja. d. Faktor individu Setiap individu mempunyai peran masing-masing. Peran yang dijalankan lebih dari satu keluarga, kerja, profesional, kerohanian, komunitas. Peran-peran Bontor Ebenezer Sinamo : Pengaruh Persepsi Mengenai Birokrasi Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Rumah Sakit Pirngadi Medan, 2009.