Damayanti Fitasari Purba : Analisis Pencemaran Logam Berat Pada Air Sumur Bor Dengan Metode Spektrofotometri Untuk Dapat Digunakan Sebagai Air Minum Di Kecamatan Medan-Belawan, 2009.
berdimensi multiphase membuat parameter fluida bebas konduksi hantaran lebih atraktif, biasanya dinyatakan dalam darcy 1 darcy adalah 1 cc cairan dengan
kecepatan 1 centipoise melalui 1 cm² luas bidang sejauh 1 cm dalam 1 detik dengan perbedaan tekanan 1 atm antar ujungnya Kodoaitie, 1996.
Batuan yang umumnya memilki permaebilitas tinggi adalah konglomerat, batu pasir, basalt dan batu gamping tertentu. Permaebilitas yang tinggi pada batu pasir dan
konglomerat dikarenakan rongga porinya berada diantara butiran berukuran besar dan saling terhubung. Basalt dapat permaebel karena sering terekahkan dengan ekstensif
yakni columnar jointing dan karena bagian atas dari aliran lavanya adalah vescular. Batu gamping terekahkan juga menjadi permaebel. Batuan dengan permaebilitas
rendah adalah shale, granite yang tidak terekahkan, quartzite dan batuan padat dan kristalin lainnya.
Tabel 2.4. Nilai Porositas dan Permaebilitas Akifer
No Nama bahan
Porositas Permeabilitas
mhari Permeabilitas hakiki
darcys 1
Lempung 45
0,0004 0,0005
2 Pasir
35 41
50 3
Kerikil 25
4100 5000
4 Kerikil dan pasir
20 410
500 5
Batu pasir 15
4,1 5
6 Batu kapur,serpih
padat 5
0,417 0,05
7 Kwarsit, granit
1 0,0004
0,0005 Sumber : Linsley dan franzini, 1991
2.6 Batasan Polusi Air
Defenisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02MENKLHI1988 Tentang
Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah : masuk atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat, energi dan komponen lain kedalam air atau berubahnya tatanan air oleh
Damayanti Fitasari Purba : Analisis Pencemaran Logam Berat Pada Air Sumur Bor Dengan Metode Spektrofotometri Untuk Dapat Digunakan Sebagai Air Minum Di Kecamatan Medan-Belawan, 2009.
kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukkannya pasal 1.
Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan peruntukannya digolongkan menjadi :
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. 2.
Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan. 4.
Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan listrik negara.
Menurut defenisi pencemaran air tersebut di atas bila suatu sumber air yang termasuk dalam kategori golongan A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian
mengalami pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industri maka kategori sumur tadi bukan golongan A lagi, tapi sudah turun menjadi golongan B
karena air tadi sudah dapat digunakan langsung sebagai air minum tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Dengan demikian air sumur tersebut menjadi kurang
tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya Achmad, 2004.
Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni,
tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi. Sebagai contoh meskipun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi,
air hujan selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO
2
,O
2
dan N
2
, serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa dari
atmosfer. Air permukaan dari air sumur biasanya mengandung bahan-bahan metal telarut seperti Na, Mg, Ca dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen
tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air minum pun bukan merupakan air
Damayanti Fitasari Purba : Analisis Pencemaran Logam Berat Pada Air Sumur Bor Dengan Metode Spektrofotometri Untuk Dapat Digunakan Sebagai Air Minum Di Kecamatan Medan-Belawan, 2009.
murni. Meskipun bahan-bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, tetapi air minum mungkin masih mengandung komponen-komponen
terlarut. Bahkan air murni sebenarnya tidak enak untuk diminum karena beberapa bahan terlarut mungkin memberikan rasa yang spesifik terhadap air minum.
Dari contoh-contoh tersebut di atas, jelas bahwa air yang tidak terpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan
asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal untuk keperluan tertentu misalnya untuk air minum air
leding, air sumur, berenangrekreasi kolam renang, air laut di pantai, mandi air leding, air sumur, kehidupan hewan air air sungai, danau, pengairan dan keperluan
industri. Adapun benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan secara normal disebut polusi. Karena kebutuhan mahkluk hidup akan air
sangat bervariasi, maka batasan polusi untuk berbagai jenis air juga berbeda. Sebagai contoh air kali di pegunungan yang belum terpolusi tidak dapat digunakan langsung
sebagai air minum karena belum memenuhi persyaratan air minum.
Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Sebagai contoh air minum
yang terpolusi mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan bau nya mungkin sukar dideteksi, bau yang menyekat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai dan
danau yang terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada air sungai yang terpolusi berat, atau minyak yang terlibat terapung pada permukaan air laut
menunjukkan adanya polusi. Tanda-tanda polusi air yang berbeda-beda. Untuk memudahkan pembahasan mengenai berbagai jenis polutan, polutan air dapat
dikelompokkan atas sembilan grup berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya sebagai berikut :
1. Padatan
2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen oxygen-demanding wastes
3. Mikroorganisme
4. Komponen organik sintetik
5. Nutrien tanaman
Damayanti Fitasari Purba : Analisis Pencemaran Logam Berat Pada Air Sumur Bor Dengan Metode Spektrofotometri Untuk Dapat Digunakan Sebagai Air Minum Di Kecamatan Medan-Belawan, 2009.
6. Minyak
7. Senyawa anorganik dan mineral
8. Bahan radioaktif
9. Panas
Pengelompokan tersebut di atas bukan merupakan pengelompokan yang baku, karena suatu jenis polutan mungkin dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok.
Sebagai contoh bakteri dapat dimasukkan ke dalam kelompok mikroorganisme maupun kelompok padatan karena bakteri merupakan padatan tersuspensi. Contoh
yang lain misalnya logam berat sering dimasukkan kedalam kelompok senyawa anorganik tetapi juga merupakan padatan terlarut. Suatu limbah atau bahan buangan
mungkin mengandung lebih dari satu macam polutan. Sebagai contoh sampah organik adalah suatu bahan buangan yang membutuhkan oksigen, tetapi juga mengandung
mikroorganisme dan mungkin nutrien tanaman
2.7 Inductively Couple Plasma with Atomic Emission Spectroscopy ICP-OES