Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 Produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk, 2008. USU Repository © 2009
kemudian disemprot dengan suatu pereaksi, yang akan menimbulkan bercak berwarna setelah bereaksi dengan cuplikan. Maka noda larutan uji akan menunjukan warna dan
harga Rf yang sama dengan noda larutan baku. Gritter, 1991
2.3.2.2. Uji Kuantitatif
Pengujian kuantitatif dari krim Betametason dapat dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT.
Kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sensitif telah menyebabkan perubahan kromatografi kolom cair menjadi suatu
sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi. Metode ini dikenal sebagai kromatografi cair kinerja tinggi. Dengan teknologi ini kromatografi dalam
banyak hal dapat menghasilkan pemisahan yang sangat cepat seperti pada kromatografi gas, dengan keunggulan zat – zat yang tidak menguap atau tidak tahan
panas dapat dikromatografi tanpa peruraian atau tanpa perlunya membuat derivat yang dapat menguap. Dirjen POM, 1995
Pada kromatografi cair kinerja tinggi KCKT menggunakan pelarut atau fase gerak yang mempunyai sifat seperti :
− Murni, tanpa cemaran. − Tidak bereaksi dengan kemasan.
− Sesuai dengan detektor − Dapat melarutkan cuplikan
− Mempunyai viskositas rendah
− Memungkinkan memperoleh kembali cuplikan dengan mudah, jika
diperlukan. − Harganya wajar. Johnson,1991
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 Produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk, 2008. USU Repository © 2009
Pada dasarnya alat kromatografi cair terdiri dari sistem pompa, sistem penyuntik, tendon pelarut, kolom kromatografi, detektor, penguat sinyal dan perekam.
1. Sistem pompa Pompa harus dibuat dari bahan yang lembam terhadap semua bahan pelarut.
Bahan yang umum digunakan adalah gelas, baja nirkarat, teflon dan batu nilam. Pompa harus mampu menghasilkan tekanan sampai 5000 psi pada
kecepatan sampai 3 mlmenit. Munson,1991 2. Pipa
Pipa merupakan penyambung seluruh bagian sistem. Garis tengah dalam pipa sebelum penyuntik tidak berpengaruh, hanya saja harus lembam dan tahan
tekanan serta mampu melewati pelarut dengan volume yang memadai. Tetapi garis tengah dan panjang pipa setelah penyuntikan sangat menentukan sistem
penyuntik. Munson,1991 3. Sistem penyuntik
Teknik penyuntikan harus dilakukan dengan cepat untuk mencapai ketelitian maksimum analisis kuantitatif. Yang terpenting sistem harus dapat mengatasi
tekanan balik yang tinggi tanpa kehilangan terokan. Pada saat pengisian terokan, terokan dialirkan melewati lekuk dan kelebihanya dikeluarkan ke
pembuang. Pada saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase gerak mengalir melewati lekuk ke kolom. Munson,1991
4. Tendon pelarut Tendon pelarut atau fase gerak mempunyai ciri yaitu bahan tendon harus
lembam terhadap berbagai fase gerak berair dan tak berair. Sehingga baja anti karat jangan dipakai pada pelarut yang mengandung ion halida dan jika harus
bertekanan, hindari menggunakan gelas. Daya tampung tendon harus lebih
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 Produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk, 2008. USU Repository © 2009
besar dari 500 ml Yang dapat digunakan selama 4 jam untuk kecepatan alir yang umumnya 1 – 2 mlmenit. Munson,1991
5. Kolom kromatografi Kolom merupakan jantung kromatografi. Keberhasilan atau kegagalan analisis
bergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Kolom dapat dibagi menjadi dua kelompok :
a. Kolom analitik ; garis tengah - dalam 2-6 mm. panjang bergantung pada jenis kemasan, untuk kemasan partikel biasanya panjang kolom
50 – 100 cm, untuk kemasan mikropartikel berpori biasanya 10 – 30 cm
b. Kolom preparatif ; umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar dan panjang 25 – 100 cm. Johnson, 1991
Dalam hal ini dianjurkan untuk memasang penyaring µm dijalur antara
penyuntik dan kolom, untuk menahan partikel yang dibawa fase gerak atau terokan. Selama penggunaan penyaring ini sering tersumbat dan perlu diganti.
Hal ini dapat memperpanjang umur kolom. Munson,1991
6. Detektor Detektor KCKT yang ideal hendaknya mempunyai beberapa sifat, dapat
memberi tanggapan kepada terokan, kepekaan tinggi, hasilnya tiner ulang dan tanggapanya dapat diramalkan. Selain itu harus memberi tanggapan linier
terhadap rentang jumlah terokan yang lebar serta harus tegar dan tidak terpengaruh oleh perubahan suhu atau komposisi fase gerak. Munson,1991
Detektor yang merupakan tulang punggung kromatografi cair kecepatan tinggi modern KCKT ialah detektor UV 254 nm. Detektor UV-tampak dengan
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 Produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk, 2008. USU Repository © 2009
panjang gelombang yang berubah – ubah sekarang menjadi populer karena dapat dipakai untuk mendeteksi senyawa dalam lingkup lebih luas. Johnson,
1991 7. Perekam
Perekam merupakan salah satu dari bagian peralatan yang berfungsi untuk merekam atau menunjukan hasil pemeriksaan suatu senyawa berupa peak
puncak. Dari daftar tersebut secara kualitatif kita dapat mengetahui senyawa apa yang diperiksa, dan secara kuantitatif dapat diketahui luas dan tinggi
puncak yang berbanding lurus dengan konsentrasi. Kromatografi cair kinerja tinggi KCKT mempunyai beberapa keuntungan bila
dibandingkan dengan sistem pemisahan lain, diantaranya : 1. Proses cepat, untuk analisis yang tidak rumit, dapat dicapai waktu analisi
kurang dari 5 menit. 2. Daya pisahnya baik, kemampuan linarut berinteraksi secara selektif dengan
fase diam dan fase gerak memberikan parameter tambahan untuk mencapai pemisahan yang dikehendaki.
3. Detektor yang peka dan unik, detektor yang digunakan adalah UV 254 nm yang dapat mendeteksi berbagai jenis senyawa dalam jumlah nanogram.
4. Kolom dapat dipakai kembali, tetapi mutunya menurun. Laju penurunan mutu tergantung pada jenis cuplikan yang disuntikan, kemurnian pelarut, dan jenis
pelarut yang dipakai. 5. Ideal untuk molekul besar dan ion.
6. Mudah memperoleh kembali cuplikan karena detektor tidak merusak cuplikan. Pelarut dapat dihilangkan dengan penguapan. Johnson, 1991
Muharni Saputri : Evaluasi Mutu Krim Betametason 0,1 Produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk, 2008. USU Repository © 2009