Latar Belakang Aplikasi pendekteksian kerusakan dini pada mobil bermotor bensin berbasis sistem pakar

BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Tujuan seseorang meneruskan studinya ke jenjang perguruan tinggi adalah untuk meraih taraf keilmuan yang lebih baik sehingga menjadi seorang sarjana yang menguasai suatu ilmu serta memahami wawasan ilmiah yang luas. Dengan meneruskan studi ke jenjang perguruan tinggi, seseorang diharapkan mampu bersikap dan bertindak ilmiah dalam segala hal yang berkaitan dengan keilmuannya untuk pengabdian kepada masyarakat. Namun pada kenyataannya untuk lulus studi di perguruan tinggi bukanlah suatu hal mudah bagi seorang mahasiswa, karena sebelumnya mahasiswa harus memenuhi semua persyaratan akademik yang ditentukan oleh perguruan tinggi. Salah satu kegiatan yang dilakukan mahasiswa peserta akademik di lingkungan perguruan tinggi adalah melakukan penelitian. Hasil penelitian itu kemudian disusun dan ditulis dalam suatu karya tulis ilmiah untuk dipertanggung- jawabkan pada akhir program pendidikan mereka. Bagi mahasiswa peserta Program Sarjana atau Program Strata 1 Program S1, karya ilmiah ini disebut skripsi, di samping itu ada pula yang menyebut karya ilmiah. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian di perpustakaan, di lapangan atau di laboratorium. Tugas penulisan skripsi merupakan salah satu syarat bagi mereka yang akan mencapai gelar akademik dalam salah satu bidang ilmu yang menjadi keahliannya dalam program studi yang dipilihnya. Penelitian dan penulisan skripsi merupakan suatu rangkaian kegiatan. Kegiatan itu melibatkan berbagai unsur dan dilakukan melalui beberapa tahapan yang harus dilalui. Unsur-unsur yang terlibat dalam kegiatan itu adalah mahasiswa, pembimbing, penguji, pemimpin jurusan dan pemimpin fakultas Bisri, 2001. Sedangkan tahapan kegiatan itu meliputi perencanan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penulisan skripsi. Tentunya di dalam penulisan skripsi nantinya akan dilakukan identifikasi masalah, merumuskan dan membatasi masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menguji hipotesis dan menarik kesimpulan. Tahap-tahap yang dilalui oleh mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi kadang tidak selalu berjalan mulus dan lancar terkadang menemui hambatan- hambatan pada setiap tahapan. Hal inilah yang dapat menjadi faktor penyebab terjadinya stress bagi mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Data akademik fakultas Psikologi menjelaskan jumlah mahasiswa Psikologi sejak angkatan 2001 - 2005 berjumlah kurang lebih 947 mahasiswa, dan mahasiswa yang telah dinyatakan lulus sejak angkatan 2001 - 2005 berjumlah 547 mahasiswa, artinya masih terdapat 400 mahasiswa yang belum dinyatakan lulus. Hal ini antara lain disebabkan karena beberapa kendala diantaranya mahasiswa yang tidak lulus mata kuliah pra-syarat, cuti, dan juga mahasiswa yang tiba-tiba menghilang karena stress mengerjakan skripsi, karena merasa stress mahasiswa tersebut tidak lagi datang ke kampus dan selalu menghindari dosen pembimbing dan berharap dosen pembimbing lupa terhadap dirinya, serta hambatan-hambatan lainnya pada saat mahasiswa menyusun skripsi Akademik Fakultas Psikologi UIN, 2010. Beberapa hambatan yang biasanya dialami mahasiswa UIN dalam mengerjakan skripsi yaitu kesulitan menemukan ide atau topik yang akan dijadikan sebuah penelitian, kesulitan menentukan referensi yang dibutuhkan, melakukan revisi perbaikan berkali-kali, kesulitan mencari data penelitian, banyak referensi yang harus dibaca, kesulitan mencari sampel penelitian, kesulitan dalam menuliskan kata-kata, kesulitan membuat pendahuluan BAB I mulai menulis dari mana, muncul perasaan bosan, malas, bingung karena apa yang menjadi harapan penulis tidak sesuai dengan harapan pembimbing skripsi, beberapa pembimbing skripsi yang sulit diajak berkomunikasi, pembimbing skripsi yang sulit ditemui, pembimbing skripsi yang meminta teori tetapi rujukannya tidak ditemukan, tuntutan orang tua agar secepatnya menyelesaikan skripsi, serta masalah teknis lainnya seperti data hilang, komputer rusak, tinta print habis sehingga menghambat pengerjaan skripsi Anggie Yuvinanda, 2009. Selain itu menurut Lutfin Ahmad dalam Mage Priyowidodo, 2005 dalam tulisannya berjudul “Skripsi dan Gelar Sarjana Hitam”, menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidakmampuan mahasiswa menulis skripsi, diantaranya: mahasiswa kurang menguasai metode penelitian, mahasiswa yang kurang menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar, kurangnya membaca buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, dan mahasiswa tersebut tidak terbiasa menulis. Hal-hal tersebut juga banyak terjadi pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa skripsi dapat menjadi sumber yang potensial dalam menimbulkan stress pada mahasiswa semester akhir. Keadaan stress dapat dijumpai dalam bidang apapun dan dengan tipe manusia apapun. Namun pada hakikatnya, stress menurut definisinya adalah keadaan yang tidak menyenangkan yang disebabkan adanya kesenjangan antara tuntutan dan realita Bagus, 2008. Jika seseorang beranggapan bahwa tuntutan dalam situasi melebihi kemampuannya, orang tersebut mengalami stress. Proses mengerjakan skripsi, baik penulisan maupun pembimbingan dengan dosen pembimbing skripsi serta ujian akhir dapat menjadi tantangan bagi mahasiswa, namun sangat penuh stress bagi mahasiswa lain yang merasa tidak sanggup menghadapinya terlepas dari apakah ketakutannya realistis atau tidak Lazarus, 1996; Davison dkk, 2006. Menurut Sarafino Ewing dalam Melly 2008, stress yang dialami oleh mahasiswa memberi dampak yang negatif pada kondisi psikis dan fisik seseorang. Dampak tersebut dapat berupa gejala fisiologis, emosional, kognitif, hubungan interpersonal, dan organisasional. Stress juga dapat mempengaruhi perkembangan dan gejala-gejala penyakit seperti darah tinggi, sakit kepala dan demam. Lebih spesifik lagi, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh hudd dkk. dampak stress yang dialami mahasiswa sering kali berupa tingkah laku yang negatif seperti merokok, meminum-minuman keras, mengkonsumsi junk food, dan bunuh diri. Penyebab hal tersebut dijelaskan oleh Sarafino dalam Melly 2008 yang mengemukakan stres sebagai kondisi yang dihasilkan ketika transaksi antara seseorang dengan lingkungan membuat individu tersebut mempersepsikan suatu kesenjangan. Kesenjangan yang dimaksud ialah antara tuntutan dari suatu situasi dan sumber daya yang dimiliki seseorang tersebut baik dari segi biologis, psikologis, atau sistem sosial. Kesenjangan ini dapat merupakan kesenjangan yang nyata dapat juga tidak. Sarafino menjelaskan bahwa untuk menurunkan stress memerlukan sumber daya biologis, psikologis maupun sosial. Rice menamakan sumber-sumber ini sebagai sumber coping coping resources. Sumber coping merupakan hal yang paling penting dalam mempengaruhi perilaku coping yang efektif. Rice, dalam Melly 2008. Coping diartikan sebagai suatu proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada di antara tuntutan-tuntutan baik berasal dari individu maupun lingkungan dengan sumber- sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi penuh stres. Menurut Lazarus, Sarafino dalam Melly 2008, coping memiliki dua fungsi yaitu mengatasi masalah problem-focused coping yang menyebabkan stres atau mengatur respon emosi emotional-focused coping terhadap masalah tersebut. Tentunya coping yang digunakan masing-masing individu berbeda-beda, terutama pada mahasiswa baik itu pada pria atau wanita, dalam penelitian yang dilakukan oleh Desi Rosmala yang berjudul perbedaan coping stres menghadapi ujian nasional UN pada siswa kelas XII SMAN unggulan dan Non-Unggulan di Jakarta Barat, diperoleh hasil pada siswa laki-laki lebih banyak menggunakan emotion focus coping, dan pada siswa perempuan lebih banyak menggunakan problem focus coping. Dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemilihan jenis coping stres berdasarkan jenis kelamin yang dilakukan oleh siswa kelas XII. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, salah satu yang dapat dijadikan sebagai sumber coping coping resources adalah religiusitas. Dalam hal ini peneliti mengutip pernyataan Dr. Ustman Najati dalam RR. Ardiningtiyas Pitaloka, 2005 yang mengungkapkan bahwa seorang dokter Prancis terkemuka bernama Alexis Carrel mengatakan “salat” religiusitas dapat menjadi terapi ruhaniah untuk kesembuhan pasien”. Demikian dijelaskan pula dalam Studi dari Graham, Furr, Flowers dan Burke 2001 yang menunjukkan bahwa agama dan spiritualitas hendaknya dilibatkan dalam proses konseling psikologis. Dalam penelitiannya, Spika, Shaver, dan Kirkpatrick 1985, dalam Graham 2001 mencatat tiga peran religi dalam coping process yaitu a menawarkan makna kehidupan, b memberikan sense of control terbesar dalam mengatasi situasi, dan c membangun self esteem. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa religi memainkan peran yang penting dalam mengatasi stress. Dua sumber coping yang biasanya dilakukan adalah prayer dan faith in God berdoa dan berserah diri pada Tuhan Belavich, 1995 dalam Graham,2001. Dalam hal ini mereka berkesimpulan agama dan spiritualitas sangat penting dalam usaha mengatasi stress dalam RR. Ardiningtiyas Pitaloka, 2005. Tidak hanya dalam hasil penelitian saja, asumsi penulis diperkuat di dalam Al-Qur’an. Dijelaskan pula dalam Al-Qur’an sebagaimana Surat Ar-Ra’d ayat 28: “orang-orang yang beriman itu, hatinya menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” Q.S. Ar-ra’d:28. Hati yang tentram sudah tentu akan menjauhkan kita dari stress. Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut apakah jenis kelamin dan religiusitas mempunyai pengaruh dalam pemilihan jenis coping stres yang dilakukan mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi yang dipilih adalah mahasiswa fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah tahun angkatan 2006. Berdasarkan wawancara dengan beberapa mahasiswa angkatan 2006, diantaranya banyak yang merasakan tekanan pada saat penyusunan skripsi, baik dari dalam diri sendiri maupun dari orang lain, contohnya perasaan iri terhadap teman yang sudah menghadapi sidang skripsi, dan juga tuntutan dari orang tua agar cepat-cepat menyelesaikan kuliah. Melihat fenomena dan berdasarkan penjelasan dari permasalahan tersebut diatas maka penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Religiusitas Terhadap Pemilihan Jenis Coping Stres Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Yang Sedang Menyusun Skripsi”.

1.2 Pembatasan Masalah