BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan di bahas mengenai definisi coping stres, karakteristik stressor, reaksi terhadap stres, dan juga dimensi coping stress. Selanjutnya akan
membahas tentang definisi dan dimensi religiusitas, kerangka berpikir, serta hipotesis penelitian
2.1 COPING STRES
Sebelum menguraikan penjelasan tentang coping stress, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang definisi stress.
2.1.1 Definisi Stres
Jika seseorang beranggapan bahwa tuntutan dalam suatu situasi melebihi kemampuannya, orang tersebut mengalami stress. Ujian akhir dapat menjadi sekedar
sebuah tantangan bagi seorang mahasiswa, namun sangat penuh stress bagi mahasiswa lain yang merasa tidak sanggup menghadapinya terlepas dari apakah
ketakutannya realistis atau tidak Lazarus, 1966 dalam Davison dkk, 2006. Stress menurut definisinya adalah keadaan yang tidak menyenangkan yang disebabkan
adanya kesenjangan antara tuntutan dan realita Bagus, 2008.
2.1.2 Karakteristik Stresor
Atkinson, dkk 1993 mengatakan bahwa sumber stress bisa terdapat di dalam individu dalam motif atau keinginan yang bertentangan. Peristiwa yang dirasakan
sebagai stress biasanya termasuk dalam beberapa kategori seperti: 1 Peristiwa traumatik
Sumber stress yang paling jelas adalah peristiwa traumatik-situasi bahaya ekstrim yang berada di luar rentang pengalaman manusia yang lazim.
2 Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan Semakin suatu peristiwa tidak dapat dikendalikan, semakin besar
kemungkinanya dianggap stress. Peristiwa besar yang tidak dapat dikendalikan antara lain kematian orang yang dicintai, dipecat dari
pekerjaan, atau penyakit yang serius. Salah satu alasan suatu peristiwa yang tidak dapat dikendalikan menimbulkan stress yaitu karena jika kita tidak
dapat mengendalikannya, maka kita juga tidak dapat mencegahnya terjadi. 3 Peristiwa yang tidak dapat diperkirakan
Mampu memprediksi kejadian suatu peristiwa stress walaupun individu tersebut tidak dapat dikendalikan. Sebuah peringatan sebelum peristiwa
tidak menyenangkan terjadi memungkinkan memulai sejenis proses persiapan yang berfungsi memperkecil efek stimulus stress.
4 Peristiwa yang menantang batas kemampuan manusia Penelitian terhadap kedet West Point Military Academy menemukan
bahwa mereka yang memiliki motivasi tinggi untuk mengejar karir militer tetapi tidak dapat menyelesaikan ujian dengan baik memiliki resiko yang
tinggi untuk mengalami suatu penyakit Kasl, Evans, Niederman, 1979; Atkinson, 1993.
5 Konflik internal Stres juga dapat ditimbulkan oleh proses internal yaitu konflik yang tidak
terpecahkan yang mungkin disadari atau tidak disadari. Pada penelitian ini, tentunya berkaitan dengan karakteristik stressor dalam
kategori konflik internal, mahasiswa yang sedang menyusun skripsi secara sadar atau tidak sadar mengalami konflik yang tidak terpecahkan yang disebabkan dari
hambatan-hambatan yang muncul pada saat penyusunan skripsi sehingga akan menimbulkan stres pada mahasiswa tersebut.
2.1.3 Definisi Coping Stres
Atkinson 1993 mengatakan proses yang digunakan oleh seseorang yang menangani tuntutan yang menimbulkan stress dinamakan coping. Sedangkan menurut
Davidson, Neale, dan Kring, 2006 coping stress yaitu bagaimana orang berupaya mengatasi masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang
ditimbulkannya, konsepnya relevan dengan perbedaan individual dalam merespons situasi penuh stres. Dapat dikatakan juga bahwa coping merupakan aspek kognitif
dari stress a. l. Lazarus, 1996; Davison, Neale Kring, 2006. Dalam Sarafino 2002, mengatakan bahwa coping adalah proses saat individu
berusaha untuk mengatasi ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan dengan sumber- sumber pada situasi yang stressful.
Dari beberapa definisi mengenai coping, dapat disimpulkan bahwa coping stress merupakan suatu respon kognitif seseorang bagaimana seseorang berupaya mengatasi
masalah atau menangani emosi yang umumnya negatif yang timbul akibat stress terhadap masalah yang dihadapi.
2.1.4 Dimensi Coping
Lazarus dan para koleganya mengidentifikasi dua dimensi coping yaitu coping yang berfokus pada masalah problem-focused coping dan coping yang berfokus
pada emosi emosional-focused coping Lazarus Folkman, 1984 dalam Davison, Neale Kring, 2006. Masing-masing dimensi coping stress tersebut akan diuraikan
secara lebih detail dibawah ini.
2.1.4.1 Coping yang berfokus pada masalah problem–focused coping
Mencakup tindakan secara langsung untuk mengatasi masalah atau mencari situasi yang relevan dengan situasi masalah. Seseorang dapat memfokuskan masalah
atau situasi spesifik yang telah terjadi, sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya di kemudian hari. Strategi untuk memecahkan masalah antara lain
menentukan masalah, menciptakan pemecahan alternatif, menimbang-nimbang alternatif, memilih salah satunya, dan meng-implementasikan alternative yang dipilih.
Contohnya, mencari tahu penyebab datangnya suatu hambatan, bertanya kepada teman yang pernah mengalami hambatan serupa untuk mencari alternatif pemecahan
masalah, melakukan pemecahan masalah yang berbeda. Kemampuan individu menerapkan strategi ini tergantung pada pengalamannya dan kapasitasnya untuk
mengendalikan diri Atkinson et al, 1993. Di dalam jurnal yang berjudul Assesing Coping Strategies : A Theoritically
Based Approach, yang ditulis oleh Carver dkk pada tahun 1989, dijelaskan bahwa Problem Focused Coping terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a. Active Coping Adalah suatu proses pengambilan langkah-langkah aktif untuk mengatasi stressor
atau memperbaiki akibat-akibat yang telah ditimbulkan oleh stress tersebut dengan cara melakukan suatu tindakan yang langsung sifatnya untuk mengatasi stressor,
meningkatkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress atau melakukan tindakan-tindakan secara bertahap.
b. Planning Aktifitas-aktifitas dalam planning berkaitan dengan perencanaan mengenai hal-
hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stress. Dengan cara merancang untuk berpindah, memikirkan cara yang terbaik untuk memecahkan
stress. Dengan cara merancang untuk berpindah, memikirkan cara yang terbaik untuk memecahkan suatu masalah atau merencanakan langkah-langkah yang dilakukan
untuk mengatasi suatu sumber stress. c. Suppression of Competing Activities
Yaitu mengesampingkan atau mengabaikan aktifitas lain, menghindari terjadinya gangguan dari kejadian lain atau membatasi ruang gerak dari aktifitas individu yang
berhubungan dengan masalah, dengan tujuan agar individu dapat berkonsentrasi secara penuh dalam menghadapi suatu sumber stress.
d. Restraint Coping Adalah suatu latihan untuk mengontrol atau mengendalikan diri agar dapat
mengatasi sumber stress secara efektif strategi coping yang aktif, dalam arti tindakan individu difokuskan untuk menangani sumber stress secara efektif.
e. Seeking Social Support for Instrumental Reasons Adalah usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mendapatkan dukungan
sosial, dengan cara meminta nasihat, bantuan, atau informasi dari orang lain yang dapat membantu individu dalam menyelesaikan masalah Carver, dkk. 1989.
Jenis-jenis problem focus coping yang sudah dijelaskan di atas, akan dijadikan sebagai dasar teori untuk membuat alat ukur pada penelitian ini.
2.1.4.2 Coping yang berfokus pada emosi emotion-focused coping
Sedangkan beberapa peneliti lain mengklasifikasikan emotion-focused coping menjadi beberapa bagian diantaranya :
a. Strategi perenungan ruminative strategies, yaitu mengisolasi diri untuk memikirkan betapa buruknya perasaan kita, mengkhawatirkan konsekuensi
peristiwa stress atau keadan emosional kita. Atau membicarakan berulang kali betapa buruknya segala sesuatu tanpa mengambil tindakan untuk mengubahnya.
b. Strategi pengalihan distraction strategies, antara lain melibatkan diri dalam aktifitas yang menyenangkan dan cenderung meningkatkan perasaan kendali kita,
seperti berbelanja, bermain game dan lain sebagainya. Tujuan strategi pengalihan adalah menjauhkan diri dari pikiran negative dan mendapatkan kembali perasaan
menguasai masalah.
c. Strategi penghindaran negatif negative avoidant strategies adalah aktifitas yang dapa mengalihkan kita dari mood, strategi ini merupakan aktivitas berbahaya
yang mungkin dapat memperberat mood seperti mencacimaki orang lain, mengendarai kenderaan dalam kecepatan tinggi, dan sebagainya. Nolen-
Hoeksema dalam Atkinson. Dkk, 1993. Dimensi-dimensi emotion-focused coping yang sudah dijelaskan di atas, akan
dijadikan sebagai dasar teori untuk membuat alat ukur pada penelitian ini.
2.2 Religiusitas 2.2.1 Definisi Religiusitas