Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang berupa wahyu disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan. Fungsinya bagi manusia di dunia ini yaitu untuk menuntun mereka ke jalan yang benar demi memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi, al-Qur’an merupakan pedoman yang tepat bagi umat manusia dalam manjalani kehidupan di dunia yang fana ini agar mereka tidak salah kaprah, dan mengakibatkan kefatalan, baik terhadap diri maupun keluarga dan masyarakat. Al-Qur’an adalah jamuan Tuhan, demikian bunyi sebuah hadits. “Rugilah orang yang tidak menghadiri jamuan-Nya, dan lebih rugi lagi yang hadir tetapi tidak menyantapnya”. 1 Kitab suci al-Qur’an memiliki keistimewaan yang dapat dibedakan dengan kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT sebelumnya. Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah SWT yang sungguh tepat, karena tiada suatu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu. 2 1 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1997, Cet. Ke-17, h. 5. 2 Ibid., Wawasan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1998, Cet. Ke-8, h. 3. 1 Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam, memuat begitu banyak segi kehidupan. Begitu banyak hal yang tercakup dalam ayat-ayatnya, baik yang tersirat maupun yang tersurat, dari pra hidup kemanusiaan sampai menerobos ke berbagai bidang ilmu pengetahuan. Berbagai macam ilmu pengetahuan disinyalir banyak terkandung dalam al-Qur’an; psikologi, sosiologi, seksologi, antropologi, biologi, sejarah, botani, humaniora dan astronomi, adalah sebagian kecil ilmu yang disinggung dalam al-Qur’an. Bahkan dalam “Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan” Fazlur Rahman merincinya sampai 27 bidang ilmu. Sedangkan Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Qur’an memaparkan salah satu tujuan al-Qur’an diturunkan yaitu untuk memaparkan peranan ilmu dan teknologi, guna menciptakan satu peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia, dengan pemaduan dan paduan Nur Ilahi. 3 Al-Qur’an merupakan dasar ideal dari pendidikan Islam, isinya sangat luas dan dalam, yang semuanya itu mengarah pada peningkatan kehidupan manusia ke tingkat yang lebih baik dan sempurna. Dengan kata lain semua ajaran Islam yang terkandung dalam al-Qur’an pada akhirnya mengarahkan supaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, dengan cara berbagai aktifitas yang berguna bagi kehidupan umat manusia pada umumnya. menghafal merupakan suatu kegiatan yang mengikut sertakan aktivitas ingatan di dalamnya. Menurut pakar Psikologi Anak, ingatan anak pada usia 8-15 tahun ini mencapai intensitas paling besar dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memorisasi sama dengan sengaja memasukkan dan melekatkan 3 Ibid., h. 13. pengetahuan dalam ingatan adalah paling kuat. Dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak. 4 Walaupun anak-anak belum dapat memahami al-Qur’an seutuhnya, namun banyak manfaat yang diperoleh dengan menghafal al-Qur’an sedari kecil. Yusuf Qardhawi menyatakan, “kami telah menghafal al-Qur’an dan menyimpannya dalam hati semenjak kanak-kanak itu, kemudian Allah SWT memberikan manfaat kepada kami saat dewasa”. 5 Sedangkan fenomena yang ada di masyarakat saat ini bahwa sudah banyak berdiri sekolah-sekolah Islam, lembaga atau instansi-instansi lainnya, yang mana menerapkan metode bimbingan dalam meningkatkan kemampuan menghafal al- Qur’an, dan ini juga merupakan salah satu bagian dari kurikulum sekolah, lembaga dan instansi. Salah satu tujuan agar anak-anak lebih giat membaca al- Qur’an, selain itu juga bertujuan untuk menambah wawasan atau khazanah kepustakaan, khususnya spesifikasi ke-al-Qur’an-an. Lebih dari itu, tentunya akan memberikan inspirasi dan alternatif kepada para peminat penghafal al-Qur’an untuk mencari cara terbaik yang akan dilaksanakannya dalam proses menghafal al-Qur’an. Maka atas dasar itulah, penulis tertarik untuk membahas persoalan ini secara mendalam, dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Penerapan Metode Bimbingan Dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an Bagi Anak- 4 Kartini Kartono, Psikologi Anak Psikologi Perkembangan, Bandung : CV. Mandar Maju, 1990, Cet. Ke-4, h. 138. 5 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur’an, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, Cet. Ke-3, h. 189. anak Usia 8-15 Tahun Di Panti Sosial Asuhan Rabbani Parung Bogor. Dengan alasan sebagai berikut: 1. Usia 8-15 tahun adalah usia yang sangat produktif untuk menghafal al-Qur’an. 2. Menghafal al-Qur’an, bagi anak sangat menunjang mereka untuk berinteraksi dengan al-Qur’an sejak dini dan setiap hari. 3. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menghafal al-Qur’an sejak dini.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah