76 Bagi mereka, Pangguni Uttiram adalah hari raya bagi umat Hindu-Tamil.
Sehingga bila ada anggota keluarga yang tinggal di luar kota akan datang berkumpul dengan keluarganya untuk merayakannya.
Saat hari puncak atau saat pelaksanaan upacara, semua umat berkumpul untuk melakukan ritual sembahyang di kuil. Momen ini dimanfaatkan untuk
saling mengenal dan mempererat persaudaraan diantara sesama suku bangsa Tamil. Bagi mereka dalam upaya menjaga tradisi leluhurnya, maka diperlukan
rasa solidaritas untuk mewujudkannya. Sebagaimana yang dituturkan oleh seorang Hindu-Tamil, Sathi 40 Tahun warga Kampung Anggerung, Medan:
“Saya sudah sering ikut perayaan Pangguni, hampir setiap tahun. Sebisa mungkin saya mengajak keluarga untuk datang ke sini Pakam. Karena bagi
saya, datang ke sini tidak hanya untuk beribadah tapi juga bisa bertemu saudara- saudara sesama agama Hindu Tamil lainnya. Kita bisa lebih mengenal dan
memperluas persaudaraan. Kapan lagi kalau tidak pada saat perayaan upacara seperti ini.”
Selain menimbulkan rasa solidaritas sesama Tamil, pelaksanaan Pangguni Uttiram juga sebagai upaya menjaga nilai-nilai kebudayaan Tamil. Menurut
Bapak Khalifa 47 Tahun, dengan adanya tradisi ini masyarakat akan melihat keberadaan suku bangsa keturunan Tamil di Indonesia. Dalam beberapa upaya
untuk mengadakan kembali tradisi yang pernah dilarang selama 16 tahun ini, masyarakat Tamil berharap masyarakat umum dapat menerima keberadaan
mereka. Sehingga, perayaan Pangguni Uttiram juga dapat berfungsi untuk memperkuat identitas kesukuannya.
4.3 Fungsi Seni dan Politik
Upacara keagamaan Hindu-Tamil tidak bisa lepas dari unsur seni. Dalam beberapa ritual seperti puja-puja Dewa, biasanya juga diiringi dengan alunan
Universitas Sumatera Utara
77 musik dan tarian. Namun, musik dan tarian yang dimaksud memiliki makna suci.
Sehingga dilakukan dengan penuh kehidmatan dan juga kegembiraan. Beberapa hal yang tampak pada pelaksanaan upacara, saat ritual arak-
arakan Kavadigal adalah keunikan memasukkan unsur-unsur di luar budaya Tamil. Adanya seni pertunjukkan Barongsai dan Jaran Kepang ikut meramaikan
suasana upacara. Sehingga perayaan ini tampak sangat menjunjung toleransi antar etnis lainnya.
Barongsai adalah seni pertunjukkan dari Cina. Sarung boneka berbentuk menyerupai Singa yang digerak-gerakkan oleh dua atau empat orang di dalamnya
ini dikenal sebagai kesenian khas etnis Tionghoa. Namun, pada perayaan ini Barongsai ditampilkan untuk ikut meramaikan upacara. Begitu juga Jaran
Kepang yang dikenal sebagai kesenian tradisional Jawa. Orang-orang yang memainkan seni pertunjukkan berupa tarian kuda lumping ini tetap berasal dari
suku Jawa. Kedua seni pertunjukkan ini sengaja dihadirkan oleh panitia untuk memeriahkan suasana.
Dalam pelaksanaannya, ritual Pangguni Uttiram tidak terlepas dari unsur politik di dalamnya. Beberapa alasan yang memperkuat adanya unsur buadaya
lain yang terdapat pada upacara seperti yang dipaparkan Bapak Khalifah 47 Tahun:
“Pada zaman pemerintahan Orde Baru tradisi ini pernah dilarang selama 16 tahun. Kami sendiri tidak begitu paham alasannya, tapi kami tahu ada unsur
politik sehingga tradisi ini dilarang. Mungkin karena kami dari suku yang minoritas sehingga tidak bisa melawan. Pada tahun 1999, masyarakat tamil
berusaha mengadakan kembali ritual ini. Dengan memasukkan kesenian dari etnis Jawa dan China sebagai cara agar diizinkan oleh pemerintah. Kami
berharap pemerintah bisa melihat bahwa tradisi ini dapat dijalankan dengan kerukunan antar suku dan agama.”
Universitas Sumatera Utara
78
4.4 Fungsi Pariwisata