40
dimana peningkatan di satu area telah dicapai mungkin dengan pengorbanan di area lain.
Penerapan Balance Scorecard dalam organisasi pemerintah, pertama kali dilakukan oleh Pemerintahan Kota Charlotte, North Carolina, Amerika Serikat tahun
1994. Walaupun, pertama kali Balanced Scorecard digunakan oleh sektor swasta, manajemen kota telah mengadopsinya untuk diterapkan dalam sektor publik. Hasil
yang diperoleh berdasarkan studi terbaru tahun 2001, mengindikasikan bahwa Balance Scorecard telah berhasil dalam menurunkan tingkat kejahatan,
meningkatkan persepsi tentang keamanan publik, mengembangkan kapasitas untuk penyelesaian masalah lingkungan tempat tinggal, dan meningkatkan keselamatan
kendaraan dan pejalan kaki.
2.2.3 Penelitian tentang Kinerja Organisasi Pemerintah
Ukuran atau kriteria kinerja organisasi sangat bervariasi bahkan kadangkala kontroversial Goodman dan Pennings, 1980; Cameron, 1986; Chakraverthy, 1986;
Eccles, 1991. Kontroversi tersebut utamanya terfokus pada keraguan apakah kriteria tradisional yakni menggunakan ukuran – ukuran keuangan semata ROI, growth
sudah memadai untuk menilai kinerja sebuah organisasi, ataukah masih diperlukan ukuran-ukuran lain yang bersifat non-finansial, seperti kepuasan pelanggan
konsumen, kepuasan shareholders, dll untuk mengukur pencapaian kinerja organisasi Glaister dan Buckley, 1998. Dari perdebatan panjang tersebut,
disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria kinerja organisasi sangat dipengaruhi dan tergantung pada karakteristik lingkungan organisasi dan kapasitas sumberdaya
Nizarni Yuhayani : Pengaruh Implementasi Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
USU e-Repository © 2008.
41
organisasi. Sebagaimana ungkapan Anderson 1990 dimana kinerja organisasi perusahaan kecil di tengah lingkungan yang tidak bersahabat dapat dikatakan lebih
tinggi daripada kinerja organisasi yang lebih besar tetapi berada dalam lingkungan yang relatif stabil bersahabat.
Dwiyanto,dkk melakukan penelitian mengenai kinerja instansi pemerintah di Sumatra Barat, Daerah Istimewa Yogjakarta, dan Sulawesi selatan dengan
menggunakan indikator tingkat akuntabilitas. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa di Sumatra Barat tingkat akuntabilitas buruk sebesar 90,9 , di DIY tingkat
akuntabilitas buruk sebesar 87,1 dan di Sulawesi selatan tingkat akuntabilitas buruk sebesar 87 dalam Dwiyanto,dkk.,2002.
2.2.4 Penelitian tentang pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Finansial
Kerk L.Phillips dan Gary Woller 1997 melakukan penelitian mengenai pengaruh desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi pada 40 negara, baik
negara maju maupun negara yang masih terbelakang. Melalui pengujian empirik, secara statistik mereka menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif signifikan
antara tingkat desentralisasi penerimaan dengan pertumbuhan ekonomi di negara- negara maju. Artinya bahwa semakin tinggi desentralisasi penerimaannya maka
pertumbuhan ekonomi justru semakin rendah. Temuan ini klasik mengingat sudah banyak diteliti dan diketahui bahwa apabila daerah tidak lagi mendapat transfer dana
dari pemerintah Pusat maka anggaran penerimaan daerah menjadi sangat terbatas sehingga kurang dapat menopang pembangunan yang pada gilirannya akan
Nizarni Yuhayani : Pengaruh Implementasi Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
USU e-Repository © 2008.
42
menghambat pertumbuhan ekonomi daerah. Tetapi mereka gagal menemukan hubungan antara desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara
yang masih terbelakang less-developed countries.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Judul Penelitian
Peneliti Hasil Temuan
Regional Decentralization in Indonesia
Anggaran Daerah dan “Fiscal Stress” .
The Balanced Scorecard- Measures that Drive
Performance
Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia
Fiscal Decentralization and Economic Performance in
Indonesia ShareholderStakeholder
Value Management, Company Growth and
Financial Performance Islam, I
1999 Halim, A. 2001
Kaplan dan Norton 1992
Dwiyanto, Agus. Dkk. 2002
Wuryanto,L.E. 1996
Ekholm, B-G. and J.Wallin
Desentralisasi Fiskal, Struktur Sosial, Ekonomi politik
Ternyata secara rata-rata provinsi di Indonesia belum mampu
menurunkan peran PAD terhadap total anggaran penerimaan
Dari pengalaman beberapa perusahaan yang menerapkan
Balance Scorecard telah menunjukkan kelebihan manajerial
Dari Semua Propinsi yang dijadikan sampel menunjukkan akuntabilitas
instansi Pemerintah yang rendah Desentralisasi fiskal dapat
meningkatkan pendapatan rumahtangga regional
Bahwa pertumbuhan penjualan suatu perusahaan tidak saja dilihat
dari kinerja keuangan,
Nizarni Yuhayani : Pengaruh Implementasi Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
USU e-Repository © 2008.
43
2.3. Kerangka Konseptual