43
2.3. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, indikator derajat desentralisasi fiskal yang dianggap lebih relevan dan mudah dipahami adalah sebarapa besar tingkat kemandirian daerah
dalam mengelola sumber-sumber keuangannya, besarnya persentase DAU dan Dana bagi hasil yang diterima masing-masing KabupatenKota yang penggunaannya sesuai
dengan aspirasi daerah. Variabel ini diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut : kewenangan dalam penetapan basis pajak dan retribusi, kewenangan dalam
penetapan tarif pajak dan retribusi, kewenangan dalam penetapan jenis pajak dan retribusi, kewenangan dalam penetapan program dan kewenangan dalam penetapan
anggaran.. Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini : Kewenangan
Penetapan Basis Pajak Dan Retribusi
Kewenangan Penetapan Tarif Pajak
Dan Retribusi
Desentralisasi Fiskal
Gambar 2.1 : Indikator Desentralisasi Fiskal
Kewenangan Penetapan Jenis Pajak
Dan Retribusi Kewenangan
Penetapan Program Kewenangan
Penetapan Anggaran
Nizarni Yuhayani : Pengaruh Implementasi Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
USU e-Repository © 2008.
44
Balanced Scorecard memiliki empat perspektif Kaplan and Norton, 1996a, 1996b; Olve, et al, 1999; Shulver, et al 2000 yaitu Perspektif
Finansial, Perspektif PelayananPelanggan Masyarakat, Perspektif Proses Internal serta Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, Dari teori tersebut
dapat di gambarkan sebagai berikut :
Perspektif Finansial
Perspektif Pelayanan Masyarakat
Balance Scorecard
Gambar 2.2 : 4 empat Perspektif Balance Scorecard
Dari kajian teoritis tersebut dapat dibuat suatu kerangka pemikiran yaitu :
Gambar 2.3 : Hubungan Desentralisasi Fiskal terhadap Balance Scorecard
Desentralisasi Balance Scorecard
Perspektif Proses Internal
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Nizarni Yuhayani : Pengaruh Implementasi Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
USU e-Repository © 2008.
45
Dari kajian di atas dapat dibuat model kerangka pemikiran seperti pada gambar berikut:
Kewenangan Penetapan Basis Pajak Dan Retribusi
X1
Kewenangan Penetapan Tarif Pajak Dan Retribusi
X2
Kewenangan Penetapan Jenis Pajak Dan Retribusi
X3
Kewenangan Penetapan Program
X4 Perspektif Finansial
Y1
Perspektif Pelayanan Masyarakat
Y2 Perspektif Proses
Internal Y3
Kewenangan Penetapan Anggaran
X5
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Y4
Gambar 2.4 Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis