Kinerja Pemerintah ditinjau dari Perspektif Pelayanan Y.1.

91

i. Kinerja Pemerintah ditinjau dari Perspektif Pelayanan Y.1.

Dari analisis hasil penelitian diketahui bahwa untuk penilaian tentang kualitas pelayanan termasuk dalam kategori ‘cukup’ karena rata-rata skornya mencapai 3,31 dengan rincian yakni sebanyak 12 responden menilainya tinggi 40 , dan yang menilai kualitas pelayanan cukup saja sebesar 14 atau 47,5 , sedangkan yang menilai kualitas pelayanan masih rendah sebanyak 4 responden atau 12,5 . Indikator perspektif PelangganPelayanan yang berikutnya adalah sistem pilihan publik. Dari analisis hasil penelitian diketahui bahwa penilaian tentang sistem pilihan publik yang disediakan oleh organisasi pemerintah ‘cukup’ Berdasarkan analisis untuk masing-masing indikator dari kinerja pelayanan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja pelayanan secara keseluruhan sudah dapat dikategorikan “cukup dan cenderung rendah”. ii. Kinerja Pemerintah ditinjau dari Perspektif Finansial Y.2 Dalam kerangka konsep Balanced Scorecard, tolok ukur kinerja suatu organisasi, perusahaan terlebih lagi bagi organisasi pemerintah tidak cukup diukur hanya dari aspek keuangan finansial. Untuk itu perlu mencari suatu keseimbangan dari tolok ukur kinerja yang berganda, baik finansial maupun Nizarni Yuhayani : Pengaruh Implementasi Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Dengan Pendekatan Balanced Scorecard. USU e-Repository © 2008. 92 non-finansial untuk mengarahkan kinerja organisasional terhadap keberhasilan. Namun kinerja finansial tetap merupakan salah satu ukuran yang relevan bagi kinerja pemerintah terlebih di era otonomi daerah dewasa ini. Dalam konteks Pemerintah KabupatenKota, perspektif Finansial akan lebih banyak menitik beratkan pada indikator-indikator berikut : Pendapatan Asli Daerah, PDRB, Pendapatan per kapita Martinez-Vazquez dan McNab, 1997. Indikator-indikator tersebut mengarah pada suatu kondisi dimana daerah memiliki kekuatan secara finansial untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan bagi kemakmuran masyarakat di daerahnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai skor kinerja financial Pemerintahan Aceh tengah adalah sebesar 3,46 termasuk dalam kategori ‘cukup’ dengan rincian yakni sebanyak responden menilainya sangat tinggi 3 responden 10 , yang menilai tinggi ada sebanyak 10 responden 32,5 dan yang menilai kualitas pelayanan cukup saja sebesar 12 responden 40 , sedangkan yang menilai kualitas pelayanan masih rendah sebanyak 5 responden atau 12,5 . Berdasarkan analisis untuk masing-masing indikator dari kinerja Financial tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja pelayanan secara keseluruhan sudah dapat dikategorikan “cukup” Nizarni Yuhayani : Pengaruh Implementasi Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Dengan Pendekatan Balanced Scorecard. USU e-Repository © 2008. 93 iii. Kinerja Proses Bisnis Internal Perspektif proses bisnis internal yang dimaksud adalah meningkatkan keseluruhan hasil output perbaikan proses internal organisasi dalam rangka memenuhi harapan pihak eksternal. Perkembangan terbaru adalah dengan mengikutkan proses inovasi sebagai suatu komponen penting dalam perspektif ini. Dalam Organisasi Pemerintah Daerah, khususnya di era otonomi dimana dituntut lebih meningkatkan pelayanan publik, maka tuntutan melakukan terobosaninovasi-inovasi proses sangat menentukan kinerja. Selain itu proses bisnis internal bagi organisasi pemerintah meliputi indikator-indikator berikut: restrukturisasi, inovasi proses, deregulasi organisasional, koordinasi Osborne dan Plastrik, 2000. Dari penilaian responden sebagaimana dipaparkan pada Tabel 4.2 tersebut, menunjukkan bahwa proses internal, inovasi proses dan koordinasi organisasi pemerintah Kabupaten Aceh Tengah pada umumnya masih berlangsung dengan cukup, yakni rata-rata skor mencapai 3,27. Hal ini ditinjau dari segi ketepatan struktur dengan fungsi yang diperlukan, proporsionalitas dalam hal pemanfaatan sumber dana di tiap-tiap dinas, bagian dan kantor pemerintahan, masih terjadinya gejolak sosial di lingkungan para pegawai, dan di atas semua itu adalah dengan restrukturisasi dianggap belum dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas. Nizarni Yuhayani : Pengaruh Implementasi Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah Dengan Pendekatan Balanced Scorecard. USU e-Repository © 2008. 94 iv. Kinerja Pemerintah ditinjau dari Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Untuk mengukur kinerja pembelajaran dan pertumbuhan dalam penelitian ini digunakan indikator sebagai berikut: kompetensi pegawai, disiplin pegawai dan motivasi pegawai. Dari hasil analisis data diketahui bahwa untuk penilaian tentang kompetensi pegawai, sebanyak 15 responden menilainya tinggi yakni sebesar 50,0 dan yang menilai kompetensi sangat tinggi ada 4 atau 12,5 , yang menilai kompetensi cukup sebanyak 9 responden atau 30 , sedangkan yang dinilai masih rendah ada 2 atau 7,5 . Rata-rata skor yang diperoleh sebesar 3,32 sehingga dapat masuk dalam kategori ‘cukup tinggi’. Dengan melihat ketiga indikator tersebut, maka secara umum kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ini sudah termasuk dalam kategori ‘ cukup tinggi’.

d. Analisis Hubungan antar variabel