8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1 Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan KabupatenKota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota UPTD. Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian
dari tugas teknis operasional dinas kesehatan KabupatenKota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia Sulastomo, 2007. Pelaksanaan kegiatan upaya puskesmas meliputi:
a.
Upaya kesehatan wajib Puskesmas meliputi upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya perbaikan gizi, upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, upaya kesehatan ibu, anak dan KB serta upaya pengobatan dasar
b.
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas dimana upaya kesehatan ini dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan
kemampuan Puskesmas. Bila ada masalah kesehatan, tetapi Puskesmas tidak mampu menangani, maka pelaksanaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan
KabupatenKota. Upaya Laboratorium medis dan kesehatan masyarakat dan Perkesmas serta Pencatatan Pelaporan merupakan kegiatan penunjang dari
tiap upaya wajib atau pengembangan.
2.1.2 Puskesmas PONED
Puskesmas Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar PONED adalah puskesmas yang mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan
Obstetric kebidanan dan bayi baru lahir emergensi dasar Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan, 2012.
Kriteria puskesmas PONED dan PONEK antara lain:
a.
Kriteria Puskesmas PONED Puskesmas mampu PONED yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan
Obstetri dan Neonatal di kabupatenkota sangat spesifik daerah, namun untuk menjamin kualitas, perlu ditetapkan beberapa kriteria pengembangan:
1 Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan diutamakan Puskesmas dengan tempat perawatanpuskesmas dengan ruang rawat inap.
2 Puskesmas sudah berfungsipertolongan persalinan. 3 Mempunyai fungsi sebagai sub senter rujukan.
4 Melayani sekitar 50.000 - 100.000 penduduk yang tercakup oleh Puskesmas termasuk penduduk di luar wilayah puskesmas PONED.
5 Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan puskesmas biasa ke puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam dengan
transportasi umum setempat, mengingat waktu pertolongan hanya 2 jam untuk kasus perdarahan.
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-kurangnya seorang dokter dan seorang bidan terlatih GDON dan seorang perawat terlatih
PPGDON. Tenaga tersebut bertempat tinggal di sekitar lokasi Puskesmas mampu PONED Pedoman Pengembangan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Dasar, 2006.
b.
Kriteria Rumah Sakit PONEK 1 Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi
dasar baik secara umum maupun Emergency Neonatal 2 Dokter atau bdan yang telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah
sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawatdaruratan Obstetrik Neonatal 3 Mempunyai standar operating prosedur penerimaan dan penanganan
pasien dengan kegawat daruratan obstretrik Neonatal 4 Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawatdaruratan obstretri
dan Neonatal 5 Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang
6 Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.
7 Tersedia kamar operasi siap siaga 24 jam untuk melakukan operasi,bila ada kasus emergensi obstretrik dan umum
8 Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi kurang dari 30 menit
9 Memiliki kru awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu waktu meskipun harus oncall
10 Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK antara lain dokter kebidanan, dokter anak,dokterpetugas anastesi, dokter penyakit
dalam, dokter spesialis lainnya serta dokter umum,bidan dan perawat 11 Tersedianya pelayanan darah yang siap 24 jam
12 Tersedianya pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti laboratorium,dan radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam,
obat dan alat penunjang yang selalu siap dan tersedia. 13 Bahan harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan dan berkualitas tinggi 14 Sumber daya manusia adalah 1 Dokter spesialis kebidanan, 1 Dokter
spesialis anak, 1 Dokter umum di UGD, 3 orang bidan koordinator dan 2 penyelia dan 2 orang perawat.
Tim PONEK idealnya ditambah
1 Dokter spesialis anastesiperawat anasthesi, 6 Bidan pelaksana, 10 Perawat jaga tiap sift 2 -3 orang, 1
Petugas laboratorium, Pekarya kesehatan dan 1 Petugas adminitrasi
Tabel 2.1 SDM di Rumah Sakit PONEK NO.
JENIS TENAGA TUGAS
JUMLAH 1
Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi
Penanggung jawab pelayanan kesehatan maternal dan Neonatal
1-2 2
Dokter spesialis Anak Pelayanan kesehatan perinatal dan
anak 1-2
3 Dokter spesialis Anestesi
Pelayanan anestesi 1
4 Perawat Anestesi
Pelayanan anestesi 1-2
5 Dokter terlatih
Penyelenggara pelayanan medik 2-4
6 Bidan koordinator
Koordinator asuhan pelayanan kesehatan
1-2 7
Bidan penyelia Koordinator tugas sarana dan
prasana 2-4
8 Bidan pelaksana
Pelayanan asuhan kebidanan 6-8
9 Perawat koordinator
Asuhan keperawatan 1-2
10 Perawat pelaksana
Asuhan keperawatan 8-11
11 Petugas laboratorium
Pelayanan pemeriksaan penunjang 1-2
12 Pekarya kesehatan
Membantu pelaksanaan pelayanan kesehatan
2-4 13
Petugas administrasi Administrasi dan keuangan
2-4 Sumber : Depkes 2006
DR OBSIGNDOKTERBIDAN
LABORATORIUM
KAMAR TINDAKAN
Prosedur tindakan kasus rujukan sesuai
standar pelayanan kesehatan maternal
neonatal IBU HAMIL
NEONATAL INSTALASIUNIT
GAWAT DARURAT
ADMINISTRASI KEUANGAN
KAMAR BERSALIN Prosedur persalinan
normal kasus rujukan sesuai standar
pelayanan KAMAR OPERASI
Prosedur operasi pada kasus rujukan
INSTALASI FARMASI
Rawat inap Nifas
BANK DARAH Bangsal
Perinatologi
Mekanisme alur pasien rujukan maternal dan Neonatal di RS PONEK ditunjukkan pada Bagan 2.1 berikut
.
Sumber : Depkes 2006
Setiap kasus emergensi yang datang ke puskesmas mampu PONED harus langsung ditangani setelah itu baru pengurusan administrasi pendaftaran,
pembayaran, mengikuti alur pasien. Pelayanan gawat darurat Obstetri dan Neonatal yang diberikan harus mengikuti prosedur tetap protap. Adapun
mekanisme rujukan PONED dijelaskan Gambar 2.2
RS KELAS C
1. Pelayanan kehamilan
2. Persalinan normal
3. Pengelolaan kasus dengan
komplikasi tertentu sesuai kewenangan
4. Pelayanan nifas BBL
5. Stabilitas pasien dengan
kegawatdaruratan maternal perinatal
RS KELAS B
RS KELAS D
Pelayanan maternal dan perinatal di RS kls D 1.
Bayi normal 2.
Bayi dengan kelainan ringan-sedang dengan komplikasi
3. Antenatal
4. Partus normal
5. Partus abnormal ringan dan sedang
6. Post natal
7. SC
8. KB
Pemeriksaan penunjang di RS kls D 1.
Laboratorium 2.
Radiologi
PUSKESMAS
BIDAN MASYARAKAT
MASYARAKATKADERIBU HAMIL
1. Pelayanan
kehamilan 2.
Persalinan normal
3. Pengelolaan
kasus dengan komplikasi
tertentu sesuai kewenangan
4. Pelayanan
nifas BBL 5.
Membina posyandu
Gambar 2.2 Mekanisme Rujukan PONED Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 604MenkesSKVII2008
Keterangan : :
Alur Rujukan
Pelayanan maternal dan perinatal di RS kls B
1. Bayi normal
2. Bayi dengan kelainan berat
dengan komplikasi 3.
Antenatal 4.
Partus normal 5.
Partus abnormal sedang dan berat
6. Post natal
7. SC
8. Pelayanan subspesialistik
Pemeriksaan penunjang di RS kls B
1. Laboratorium
2. Radologi
3. USG
Pelayanan maternal dan perinatal di RS kls C 1.
Bayi normal 2.
Bayi dengan kelainan sedang-berat dengan komplikasi
3. Antenatal
4. Partus normal
5. Partus abnormal sedang dan berat
6. Post natal
7. SC
Pemeriksaan penunjang di RS kls C 1.
Laboratorium 2.
Radiologi 3.
USG
2.1.3 Jaminan Persalinan