3 Penatalaksanaan komplikasi persalinan perdarahan
yaitu Eklamsi,
Retensio plasenta, penyulit pada persalinan, infeksi, Penyakit lain yang mengancam keselamatan ibu bersalin.
4 Penatalaksanaan bayi baru lahir untuk perawatan esensial neonates atau bayi baru lahir dan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan komplikasi
asfiksia, Berat Badan Lahir RendahBBLR, infeksi, ikterus, kejang, Respiratory Distres SindromRDS
5 Lama hari inap minimal di fasilitas kesehatan yaitu persalinan normal dirawat inap minimal 1 satu hari, persalinan per vaginam dengan
tindakan dirawat inap minimal 2 dua hari dan persalinan dengan penyulit post sectio-caesaria dirawat inap minimal 3 tiga hari
2.1.4 Konsep Sistem Rujukan
a. Definisi Konsep Sistem Rujukan
Adapun yang dimaksud dengan sistem rujukan di Indonesia, seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan RI No. 001 tahun 2012 ialah suatu
sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang
setingkat kemampuannya Azwar, 1996. Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik secara vertikal komunikasi
antara unit yang sederajat maupun horizontal komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau,
rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi Syafrudin, 2009. b.
Macam Rujukan Sistem Kesehatan Nasional membedakannya menjadi dua macam yakni :
1 Rujukan Kesehatan Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan derajat kesehatan. Dengan demikian rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat public health
service. Rujukan kesehatan dibedakan atas tiga macam yakni rujukan teknologi, sarana, dan operasional Azwar, 1996. Rujukan kesehatan yaitu
hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang
menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit preventif dan peningkatan kesehatan promotif. Rujukan ini mencakup
rujukan teknologi, sarana dan opersional Syafrudin, 2009. 2 Rujukan Medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan. Dengan demikian rujukan medik pada dasarnya
berlaku untuk pelayanan kedokteran medical service. Sama halnya dengan rujukan kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga macam
yakni rujukan penderita, pengetahuan dan bahan bahan pemeriksaan Azwar, 1996.
Menurut Syafrudin 2009, rujukan medik yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang
timbul baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menangani secara rasional. Jenis rujukan medik
antara lain: 1 Transfer of patient.
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengobatan, tindakan operatif dan lain –lain.
2 Transfer of specimen Pengiriman bahan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap. 3 Transfer of knowledge personal.
Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.
c. Manfaat Rujukan
Menurut Azwar 1996, beberapa manfaat yang akan diperoleh ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan terlihat sebagai berikut :
1 Sudut pandang pemerintah sebagai penentu kebijakan Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan
policy maker, manfaat yang akan diperoleh antara lain membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam
peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai
sarana kesehatan yang tersedia; dan memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
2 Sudut pandang masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan health
consumer, manfaat yang akan diperoleh antara lain meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara
berulang-ulang dan mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang sarana
pelayanan kesehatan. 3 Sudut pandang kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan. Jika ditinjau dari sudut kalangan kesehatan sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan health provider, manfaat yang diperoleh antara lain memperjelas jenjang karir tenaga kesehatan dengan
berbagai akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi; membantu peningkatan pengetahuan dan keterampilan yakni
melalui kerjasama yang terjalin; memudahkan dan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan
kewajiban tertentu.
d. Tata Laksana Rujukan
Menurut Syafrudin 2009, tatalaksana rujukan diantaranya adalah internal antar-petugas di satu rumah; antara puskesmas pembantu dan puskesmas; antara
masyarakat dan puskesmas; antara satu puskesmas dan puskesmas lainnya; antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya; internal antar-bagianunit pelayanan di dalam satu rumah sakit; antar rumah sakit, laboratoruim atau fasilitas pelayanan lain dari rumah sakit.
e. Kegiatan Rujukan
Menurut Syafrudin 2009, kegiatan rujukan terbagi menjadi tiga macam yaitu rujukan pelayanan kebidanan, pelimpahan pengetahuan dan keterampilan, rujukan
informasi medis:
1
Rujukan Pelayanan Kebidanan Kegiatan ini antara lain berupa pengiriman orang sakit dari unit kesehatan
kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap; rujukan kasus-kasus patologik pada kehamilan, persalinan, dan nifas; pengiriman kasus masalah reproduksi
manusia lainnya, seperti kasus-kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis; pengiriman bahan laboratorium; dan jika
penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan ke unit semula, jika perlu diserta dengan keterangan yang lengkap
surat balasan.
2
Pelimpahan Pengetahuan dan Keterampilan Kegiatan ini antara lain :
a Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan pengetahuan
dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus, dan demonstrasi operasi.
b Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap atau rumah sakit pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis
dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan dengan tingkat provinsi atau institusi pendidikan.
3
Rujukan Informasi Medis Kegiatan ini antara lain berupa :
a Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan
advis rehabilitas kepada unit yang mengirim. b Menjalin kerjasama dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan
kebidanan, terutama mengenai kematian maternal dan prenatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka secara regional dan nasional.
f. Keuntungan Sistem Rujukan
Menurut Syafrudin 2009, keuntungan sistem rujukan adalah :
1
Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien, berarti bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara
psikologis memberi rasa aman pada pasien dan keluarga.
2
Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak
kasus yang dapat dikelola di daerahnya masing – masing.
3
Masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli
g. Persiapan Rujukan
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya. Jika terjadi penyulit, seperti keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang
sesuai, dapat membahayakan jiwa ibu dan atau bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan dan perawatan hasil
penilaian termasuk partograf yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan Syafrudin, 2009.
Jika ibu datang untuk mendapatkan asuhan persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak siap dengan rencana rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan
keluarganya tentang rencana tersebut. Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan Syafrudin, 2009.
Kesiapan untuk merujuk ibu dan bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu menjadi syarat bagi keberhasilan upaya
penyelamatan. Setiap penolong persalinan harus mengetahui lokasi fasilitas rujukan yang mampu untuk penatalaksanaan kasus gawatdarurat Obstetri dan
bayi baru lahir dan informasi tentang pelayanan yang tersedia di tempat
rujukan, ketersediaan pelayanan purna waktu, biaya pelayanan dan waktu serta jarak tempuh ke tempat rujukan. Persiapan dan informasi dalam rencana
rujukan meliputi siapa yang menemani ibu dan bayi baru lahir, tempat rujukan yang sesuai, sarana tranfortasi yang harus tersedia, orang yang di
tunjuk menjadi donor darah dan uang untuk asuhan medik, tranfortasi, obat dan bahan. Singkatan BAKSOKU Bidan, Alat, Keluarga, Surat, Obat,
Kendaraan, Uang dapat di gunakan untuk mengingat hal penting dalam mempersiapkan rujukan Dinkes, 2009
h. Indikasi untuk melakukan tindakan dan rujukan segera pada saat persalinan.
Indikasi untuk melakukan tindakan dan rujukan segera menurut buku
Pedoman Asuhan Persalinan Normal Dinkes, 2009:
1
S
elama kala satu persalinan yaitu Riwayat bedah sesar, Perdarahan per vaginam selain lendir bercampur darah show, Kurang dari 37 minggu
persalinan kurang bulan, Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental, Ketuban pecah dan air ketuban bercampur dengan
sedikit mekonium disertai tanda-tanda gawat janin, Ketuban pecah lebih dari 24 jam atau ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan usia
kehamilan kurang 37 minggu, Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi temperatur 38ºC, menggigil, nyeri abdomen, cairan ketuban berbau,
Tekanan darah lebih dari 160110 danatau terdapat protein dalam urin pre-eklampsia berat, Tinggi fundus 40 cm atau lebih makrosomia,
polihidramnion, kehamilan ganda, DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 xmenit pada dua kali penilaian dengan jarak 5 menit gawat janin,
Primipara dalam fase aktif kala satu persalinan dengan penurunan kepala janin 55, Presentasi bukan belakang kepala sungsang, letak lintang,
Presentasi ganda majemuk adanya bagian lain dari janin, misalnya: lengan atau tangan, bersama dengan presentasi belakang kepala, Tali
pusat menumbung jika tali pusat masih berdenyut, Tanda dan gejala syok meliputi nadi cepat, lemah lebih dari 110xmenit, tekanan darah
menurun sistolik kurang dari 90mmhg, pucat, berkeringat atau kulit
lembab, dingin, nafas cepat lebih dari 30xmenit, cemas, bingung, atau tidak sadar, produksi urin menurun kurang dari 30mljam. Kemudian
tanda dan gejala fase laten berkepanjangan yaitu pembukaan serviks kurang dari 4 cm setelah 8 jam dan kontraksi teratur lebih dari 2 dalam
10 menit, tanda dan gejala belum inpartu antara lain frekuensi kontraksi kurang dari 2 kali dalam 10 menit dan lamanya kurang dari 20 detik dan
tidak ada perubahan serviks dalam waktu 1 hingga 2 jam. Selanjutnya tanda dan gejala inpartu partus lama seperti perubahan serviks mengarah
ke sebelah kanan garis waspada partograf, pembukaan serviks kurang dari 1 cm per jam dan frekuensi kontraksi kurang dari 2 kali dalam 10
menit dan lamanya kurang dari 40 detik 2
Selama kala dua persalinan antara lain tanda atau gejala syok yaitu nadi cepat, lemah 110xmenit atau lebih, tekanan darah menurun sistolik
kurang dari 90mmhg, pucat pasi, berkeringat atau kulit lembab, dingin, nafas cepat lebih dari 30xmenit, cemas, bingung, atau tidak sadar dan
produksi urin menurun kurang dari 30mljam. Tanda gejala dehidrasi perubahan nadi 110xmenit atau lebih, urin pekat dan produksi urin
sedikit kurang dari 30ccjam. Tanda dan gejala infeksi yaitu nadi cepat 110xmenit atau lebih, suhu lebih dari 38ºc, menggigil dan air ketuban
atau cairan vagina yang berbau. Kemudian tanda atau gejala pre-eklamsia ringan seperti tekanan darah diastolik 90-110 mmHg dan Proteinuria
hingga2+. Tanda atau gejala pre-eklamsia berat atau eklampsia seperti tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih, tekanan darah diastolig 90
mmHg atau lebih dengan kejang, nyeri kepala, gangguan penglihatan dan kejang eklampsia. Tanda-tanda inersia uteri: kurang dari 3 kontraksi
dalam waktu 10 menit, lama kontraksi kurang dari 40 detik. Tanda gawat janin seperti DJJ kurang dari 120 atau lebih dari 160 xmenit, mulai
waspada tanda awal gawat janin dan DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 xmenit. Kepala bayi tidak turun, tanda-tanda distosia bahu seperti
kepala bayi tidak melakukan putar paksi luar, kepala bayi keluar kemudian tertarik kembali ke dalam vagina kepala ‘kura-kura’ dan
bahu bayi tidak dapat lahir. Kemudian tanda-tanda cairan ketuban bercampur mekonium: cairan ketuban berwarna hijau mengandung
mekonium, tanda-tanda tali pusat menumbung : tali pusat teraba atau terlihat saat periksa dalam dan tanda-tanda lilitan tali pusat : tali pusat
melilit leher. Kemudian kehamilan kembar tak terdeteksi. 3
Selama kala tiga dan kala empat persalinan yaitu tanda atau gejala retensio plasenta : adalah normal jika plasenta lahir dalam waktu 30
menit setelah bayi lahir, tanda atau gejala avulsi putus tali pusat : tali pusat putus dan plasenta tidak lahir, tanda atau gejala bagian plasenta
yang tertahan seperti bagian permukaan plasenta yang menempel pada ibu hilang, bagian selaput ketuban yang robekhilang, perdarahan pasca
persalinan, uterus berkontraksi, tanda atau gejala atonia uteri perdarahan pasca persalinan dan uterus lembek dan tidak berkontraksi, tanda atau
gejala robekan vagina, perineum atau serviks : perdarahan pasca persalinan, plasenta lengkap dan uterus berkontraksi dan tanda atau
gejala syok seperti nadi cepat, lemah 110xmenit atau lebih, tekanan darah menurun sistolik kurang dari 90mmhg, pucat pasi, berkeringat
atau kulit lembab, dingin, nafas cepat lebih dari 30xmenit, cemas, bingung, atau tidak sadar, produksi urin menurun kurang dari
30mljam. Tanda gejala dehidrasi seperti perubahan nadi 110xmenit atau lebih, urin pekat dan produksi urin sedikit kurang dari 30ccjam.
Tanda dan gejala infeksi seperti nadi cepat 110xmenit atau lebih, suhu lebih dari 38ºc, menggigil dan air ketuban atau cairan vagina yang
berbau. Tanda atau gejala pre-eklamsia ringan seperti tekanan darah diastolik 90-110 mmHg, proteinuria hingga positif 2. Tanda atau gejala
pre-eklamsia berat atau eklampsia yaitu tekanan darah diastolik 110 mmhg atau lebih, tekanan darah diastolig 90 mmhg atau lebih dengan
kejang, nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang eklampsia. Tanda atau gejala kandung kemih penuh seperti bagian bawah uterus sulit
dipalpasi, tinggi fundus uteri di atas pusat dan uterus terdorongcondong ke satu sisi.
Penentuan risiko kehamilan sangat penting dideteksi agar supaya dapat mengantisipasi risiko kehamilan yang membahayakan pasien. Tabel 2.4
menunjukkan penentuan risiko kehamilan menurut skor.
Tabel 2.2 Penentuan Resiko Kehamilan menurut Skor Dr Poedji Rochjati, SpOG
Kel fr
No Masalahfaktor resiko
Skor Tribulan
1 2
3 Skor awal ibu hamil
2
I 1
Terlalu muda16 th 4
2 Terlalu tua umur 35 th
4 3
Terlalu lambat hamil4th 4
4 Terlalu lama hamil 10th
4 5
Terlalu cepat hamil2th 4
6 Grande multi
4 7
Terlalu tua 35th 4
8 Terlalu pendek 145cm
4 9
Pernah keguguran 4
10 Pernah melahirkan dengan
Tarikan 4
Ari dirogoh 4
Pernah infustranfusi 4
11 Bekas sectio
8 II
Penyakit ibu hamil 4
a. anemia b. malaria
4 c. TBC paru
d. Payah jantung 4
e. diabetes f. PMS
4 12.
Bengkak pada mukatungkai tekanan darah tinggi
4
III 13
Hamil kembar 2 atau lebih 4
14 H amil kembar air
4 15
Bayi mati dalam kandungan 4
16 kehamilani lebih bulan
8 17
Bayi letak sunsang 8
18 Bayi letaklintang
8 19
Perdarahan kehamilan ini 8
20 Preeklampsia berat
8 Jumlah skor
Kehamilan Kehamilan dengan resiko
Jml. Skor
Jml. Skor
Perawatan Rujukan
Tempat Penolong
Rujukan Rdb
Rtw Rtlt
2 Krr
Bidan Tidak dirujuk
Bidan 6-10
Krt Bidan
dokter Polindes
PuskesmasRS Bidan
dokter 12
Krst Dokter
Rumah sakit Dokter
1.
Sumber: Dinkes 2002
Adapun hal-hal yang terbaik dalam melakukan rujukan dijelaskan sebagai berikut. 1
Keadaan paling ideal untuk merujuk adalah rujukan antepartum rujukan pada saat janin masih ada dalam kandungan ibu. Namun sayangnya tidak
semua keadaan dapat terdiagnosis secara dini, sehingga rujukan dini dapat dilakukan. Apalagi jika terjadi kedaruratan pada ibu maupun janin dan
kehamilan harus segera diterminasi serta memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap, maka kan timbul masalah baik pada ibu maupun bayi.
2 Perubahan keadaan dan penyakit pada bayi baru lahir demikian cepatnya,
untuk itu dibutuhkan tata laksana segera dan adekuat pada fasilitas yang lengkap dan terdekat system regionalisasi rujukan perinatal.
3 Apabila bayi dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap, yakinkan bahwa bayi
akan mendapatkan keuntungan atau nilai positif dibanding bila hanya tetap dirawat di tempat asalnya.
4 Harus diperhatikan bahwa saat merujuk, bayi harus dalam keadaan stabil atau
minimal tanda bahaya sudah dikelola lebih dulu 5
Perlu melibatkan orang tua atau keluarga dalam mengambil keputusan untuk merujuk dan jelaskan kenapa bayi harus merujuk
Kasus atau keadaan yang memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap gangguan napas sedang dan berat, apapun penyebabnya, Asfiksia yang
tidak memberi respons pada tindakan resusitasi, sebaiknya dalam 10 menit pertama, Kasus bedah neonates, BBLR 1,750 g, BBLR 1,750-2000 g dengan
kejang, gangguan napas, gangguan pemberian minum, Bayi hipotermi berat, Ikterus yang tidak memberikan respons dengan fototerapi, Kemungkinan penyakit
jantung bawaan, bayi ibu diabetes mellitus dengan hipoglikemi simtomatik, kejang yang tidak teratasi, tersangka infeksi sepsis, meningitis berat dengan komplikasi
penyakit hemolisis, tersangka renjatan yang tidak memberi respons baik, Hipoglikemi yang tidak dapat teratasi
Sistem rujukan dan transportasi antara lain: 1
Perhatikan regionalisasi rujukan perinatal dalam menentukan tujuan rujukan, sehingga dapat merujuk dengan cepat, aman dan benar
2 Puskesmas merupakan penyaring kasus resiko yang perlu dirujuk sesuai
dengan besaran resiko, jarak dan faktor lainnya 3
Melengkapi syarat-syarat rujukan persetujuan tindakan, surat rujukan, catatan medis. Untuk kasus tertentu kadang diperlukan sampel darah ibu.
4 Merujuk bayi dalam keadaan stabil, menjaga kehangatan bayi dengan metode
kangguru dan ruangan dalam kendaraan yang digunakan untuk merujuk, dan menjaga jalan napas tetap bersih dan terbuka selama transportasi. Bila
memungkinkan bayi tetap bersih dan terbuka selama transportasi. Bila memungkinkan bayi tetap diberi ASI.
5 Harus disertai dengan yang terampil melakukan resusitasi.
Data dasar yang harus diinformasikan antara lain identitas bayi dan tanggal lahir, identitas orang tua, riwayat kehamilan, persalinan dan prosesnya, tindakan
resusitasi yang dilakukan, obat yang dikonsumsi oleh ibu, nilai agar tidak selalu harus diinformasikan, bila tidak tersedia waktu karena melakukan tindakan
resusitasi aktif, masa gestasi dan berat lahir, tanda vital suhu, frekuensi jantung, pernapasan, warna kulit dan aktiftidaknya bayi, tindakan prosedur klinik dan
terapi lain yang sudah diberikan dan bila tersedia data pemeriksaan penunjang yang ada glukosa, elektrolit, dan lain-lain
Syarat untuk melakukan transportasi antara lain bayi dalam keadaan stabil, bayi harus dalam keadaan hangat, kendaraan pengangkut juga harus dalam
keadaan hangat, didampingi oleh tenaga kesehatan yang terampil melakukan tindakan resusitasi, minimal ventilasi, tersedia peralatan dan obat yang
dibutuhkan dan bayi dalam keadaan stabil, bila jalan napas bebas dan ventilasi adekuat, kulit dan bibir kemerahan, frekuensi jantung 120-160 kalimenit, suhu
aksiler 36,5-37 °c 97,7-98,6 °f, masalah metabolic terkoreksi dan masalah spesifik penderita sudah dilakukan manajemen awal.
Peralatan dan obat yang diperlukan : 1
Idealnya bayi dirujuk dengan menggunakan incubator transport dan dipasang monitor. Berhubung alat tersebut sangat jarang tersedia di Puskesmas, maka
perhatikan cara menghangatkan bayi
2 Peralatan dan obat-obatan minimal yang harus tersedia alat resusitasi
lengkap, termasuk laringoskop dan pipa endotrakeal, obat-obatan emergensi, selimut penghangat, alat untuk melakukan pemasangan jalur intra vena,
oksigen dalam tabung 3
Alat resusitasi bantuan ventilasi : selama transportasi 4
Indikasi bantuan ventilasi bila ada salah satu keadaan seperti Bradikardi FJ 100xmenit, Sianosis sentral dengan oksigen 100 dan Apnea periodic.
Pemberian oksigen terapi oksigen antara lain: 1
Indikasi pemberian oksigen antara lain bayi mengalami sianosis sentral warna kebiruan di sekitar bibir dan akral warna kebiruan di kuku,
tangan dan kaki dan bayi dengan gangguan napas. 2
Pemberian oksigen membutuhkan pengawasan konsentrasi, kelembaban dan suhu
3 Jumlah oksigen yang diberikan yaitu melalui kateter nasal 2-3 lmenit
konsentrasi 21, melalui sungkup 4-5 lmenit konsentrasi 40 dan melalui head box 6-8 lmenit konsentrasi 50
4 Kecukupan kebutuhan oksigen terlihat dari hilangnya sianosis sentral
Keberhasilan oksigenasi selama transportasi dinilai dari perubahan perbaikan klinis, sebagai berikut perubahan warna kulit menjadi kemerahan,
denyut jantung bertambah baik dan kadang-kadang bias mulai timbul napas spontan
Pengawasan suhu dan menjaga kehangatan bayi selama transportasi menjadi suatu keharusan suhu normal ketiak aksila 36,5 – 37,5 °C. Cara menghangatkan
bayi yaitu membungkus atau menyelimuti bayi dengan kain yang kering, hangat dan tebal, membungkus kepala bayi atau memakai topi tutup kepala, jangan
meletakkan bayi ditepi jendela atau pintu kendaraan pengangkut dan kalau memungkinkan dapat pula dilakukan perawatan bayi melekat kontak kulit dengan
kulitkangaroo mother care. Persiapan
umum sebelum tindakan pada kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal
Dalam melakukan persiapan sebelum tindakan pada kegawatdaruratan Obstetric dan Neonatal, semua peralatan instrument dan medikamentosa harus
sudah selalu tersedia. Bahkan uji fungsi dari masing-masing alat harus selalu dilakukan secara berkala sebelum dilakukan tindakan untuk mencegah kegagalan
tindakan pertolongan. Semua instrumen yang dipergunakan juga harus berada dalam keadaan steril atau minimal disinfeksi tingkat tinggi dan disimpan sesuai
dengan syarat dan ketentuan batas waktu jaminan sterilitasDTT. Setelah digunakan, pada semua instrumen bukan sekali pakai harus dilakukan kembali
tindakan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi DTT bila dipersyaratkan. Adapun persiapan-persiapan yang dilakukan antara lain:
a
Persiapan umum antara lain persetujuan tindakan medik, beritahukan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan berikan kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan, berikan dukungan emosional dan jaminan pelayanan, pelajari keadaan umum kesadaran, tensi, nadi, nafas untuk memastikan bahwa
ditemukan keadaan yang merupakan indikasi dan syarat tindakan obstetric: atasi renjatan.
b
Persiapan tindakan antara lain persiapan pasien seperti tindakan pencegahan infeksi sederhana dan uji fungsi dan kelengkapan peralatan medikamentosa,
instrument, lembar catatan medik dan persetujuan tindakan,. Persiapan penolong operator dan asisten seperti perlindungan terhadap resiko penularan
infeksi, instrumenperalatan bantuan. Persiapan bayi seperti instrument medikamentosa dan peralatan dan Lembar catatan medik
2.1.5 Sistem Regionalisasi