43
BAB 3.METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Menurut Mantra 2004 penelitian kualitatif bertujuan untuk
mendeskripsikan atau melukiskan realitas sosial yang kompleks yang ada di masyarakat.Menurut Moeleong 2004,
pendekatan fenomenologi adalah pengamatan yang dilakukan berhubungan dengan fenomena kehidupan sehari-hari
dengan menggunakan bahasa, istilah dan latar belakang tempat berlangsungnya fenomena.Menurut Hamidi 2010, penelitian deskriptif kualitatif adalah jika data
yang disajikan berupa cerita dari para responden atau informan tentang pertimbangan, pengalaman, pengetahuan, atau pandangan
hidup mereka. Penelitian deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan dan mengkaji
implementasi sistem rujukan berjenjang kasus kegawatdaruratan kebidanan pada program Jampersal di Puskesmas Kencong mulai April 2011 sampai dengan Juni
2012.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kamar bersalin Puskesmas PONED
KencongKecamatan Kencong, Kabupaten Jember.Penentuan tempat penelitian ini ber dasarkan letak geografis Puskesmas Kencong yang jarak tempuh paling jauh
dari Rumah sakit PONEK dan angka rujukan lebih tinggi ke Rumah Sakit PONEK dari pada ke Rumah Sakit Balung walaupun sudah ditetapkannya sistem
regionalisasi tempat rujukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Jember. 3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2012.
3.3. Sasaran Dan Penentuan Informan Penelitian
3.3.1 Sasaran Penelitian Menurut Notoatmodjo2005, sasaran penelitian adalah sebagian atau
seluruh anggota yang diambil dari seluruh obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.Sasaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalahbidandokterperawat yang menangani kasus kegawatdaruratan kebidanan
di Puskesmas PONED,dan Rumah Sakit tempat rujukan. 3.3.2 Penentuan Informan Penelitian
Tehnik sampling atau penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu tehnik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu itu misalnya orang tersebut dianggap orang yang paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti Sugiono, 2009.Pengumpulan data di lapangan dikumpulkan
sejauh dianggapcukup
guna membuat
gambaran maksimal
yang diinginkan.Ukuran kecukapan tersebut ditunjukkan oleh adanya gejala “split over
of informasi” artinya pertanyaan yang sama diulang dan memperoleh jawaban
yang sama pula Rahman dalam Khoiriyah, 2005. Informan dianggap cukup dan berhenti ketika tidak ada informasi baru lagi, terjadi replikasi atau pengulangan
variasi informasi, mengalami titik jenuh informasi. Maksudnya, informasi yang diberikan oleh informan berikutnya tersebut sama saja dengan apa yang diberikan
oleh para informan sebelumnya Hamidi, 2010. Informasi yang dianggap cukup dilihat berdasarkan hasil wawancara secara mendalam, apakah telah memberikan
gambaran sesuai dengan tujuan penelitian. Namun, apabila terdapat data yang dianggap kurang pada saat melakukan analisis data, maka peneliti dapat kembali
lagi ke lapangan untuk memeperoleh tambahan data yang dianggap perlu dan mengolahnya kembali.
Informan penelitian adalah subjek penelitian yang dapat memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian Bungin, 2001. Informan
penelitian terdiri dari beberapa macam yakni informan kunci, utama, dan tambahan informan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari :
a. Informan kunci key informan, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informasi kunci dalam penelitian ini adalahpenentu kebijakan sistem rujukan berjenjang di
Dinas Kesehatan Jember adalah kepala seksi kesehatan rujukan. b.
Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang di teliti.Dalam penelitian ini yang menjadi informan utama adalah
adalah6orang bidan, 1 dokter, dan 1 orang perawat yang menangani kasus kegawatdaruratan kebidanan dan sebagai pengambil keputusan dalam
merujuk ibu bersalin dan menentukan tempat rujukan di kamar bersalin Puskesmas PONED kencong.
c. Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah 1orang bidankepala ruangan kamar
bersalindi RSUDkelas C Balungdan 1 orang bidankepala ruangan kamar bersalinRSUD kelas BPONEK.
3.4. Fokus Penelitian dan Pengertian