4.2 Pencegahan Gangguan
Sistem tenaga listrik dapat dikatakan baik apabila dapat ,mencatu dan menyalurkan tenaga listrik ke konsumen dengan tingkat keandalan yang tinggi. Keandalan di sini
meliputi kelangsungan, stabilitas, dan harga per KWH yang terjangkau oleh konsumen. Pemadaman listrik sering kali terjadi akibat gangguan yang tidak bisa
diatasi oleh sistem pengamannya. Keadaan ini akan sangat mengganggu kelangsungan penyaluran tenaga listrik. Naik turunnya kondisi tegangan dan catu daya listrik pun
bisa merusakkan peralatan listrik.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa jenis gangguan pada saluran tenaga listrik yang memang tidak semuanya bisa dihindarkan. Untuk itu perlu
dicari cara upaya pencegahan agar bisa memperkecil kerusakan pada peralatan listrik, terutama pada manusia akibat adanya gangguan. Pencegahan gangguan pada sistem
tenaga listrik bisa dikategorikan menjadi 2 langkah sebagai berikut :
1. Usaha Memperkecil Terjadinya Gangguan
Karena gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah hal yang tidak diinginkan tetapi tidak dapat dihindarkan, maka perlu dilakukan usaha – usaha untuk
memperkecil terjadinya gangguan dengan memperhatikan hasil analisa gangguan seperti telah diuraikan diatas.
Usaha – usaha untuk memperkecil terjadinya gangguan dapat dilakukan dengan : a.
Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan peralatan sesuai dengan buku Instruksi Pemeliharaan.
b. Membuat Rencana Operasi yang mencakup butir a serta juga memperhatikan
agar tidak aka bagian – bagian instalasi yang mengalami beban lebih. c.
Memeriksa alat – alat pengaman relay – relay secara periodik dan juga secara insidentil segera setelah ada laporan yang menyatakan keraguan atas kerjanya
suatu relay. d.
Membuat isolasi yang baik untuk semua peralatan. e.
Dalam operasi real time mengikuti perkembangan cuaca khususnya yang menyangkut petir karena penyebab gangguan terbesar adalah gangguan petir.
Jika diketahui bahwa daerah suatu SUTT sedang banyak petir, diusahakan
Universitas Sumatera Utara
mengurangi bebannya. Selama ini mungkin dilakukan dengan mengatur alokasi pembangkitan dalam sistem sehingga apabila SUTT tersebut
mengalami gangguan diharapkan tidak mengalami gangguan kaskade. f.
Memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk melindungi terhadap sambaran petir.
g. Memasang lighting arrester penangkal petir untuk mencegah kerusakan pada
peralatan akibat sambaran petir. h.
Mengadakan analisa gerakan untuk menemukan sebab gangguan dengan tujuan sedapat mungkin mencegah atau mengurangi kemungkinan terulangnya
gangguan yang serupa. i.
Mengembangkan sistem seirama dengan pertumbuhan beban sehingga dapat dicegah terjadinya beban lebih dalam sistem. Untuk ini diperlukan analisa dan
evaluasi secara terus menerus mengenai perkembangan sistem. j.
Karena salah satu sumber gangguan yang utama adalah kesalahan dalam montage pemasangan peralatan maka perlu adanya pendidikan dan pelatihan
secara terus menerus dengan tujuan agar kesalahan montage peralatan dapat dihindarkan.
k. Pada SUTM dan SUTR , tanaman juga merupakan sumber gangguan yang
utama karena SUTM dan SUTR tidak mempunyai jalur khusus yang bebas tanaman. Sehingga perlu adanya pemeliharaan yang intensif agar pada jalurnya
tidak terdapat tanaman yang menyentuh penghantar.
2. Usaha Mengurangi Kerusakan Akibat Gangguan
Beberapa cara untuk mengurangi pengaruh akibat gangguan antara lain sebagai berikut :
a. Mengurangi akibat gangguan, misalnya dengan membatasi arus hubung
singkat, caranya dengan menghindari konsentrasi pembangkitan atau dengan memakai impedansi pembatas arus, pemasangan tahanan, atau reaktansi untuk
sistem pentanahannya sehingga arus gangguan satu fase terbatas. Pemakaian peralatan yang tahan atau andal terhadap terjadinya arus hubung singkat.
b. Secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan memakai
pengaman lebur atau dengan relay pengaman dan pemutus beban dengan kapasitas pemutusan yang memadai.
Universitas Sumatera Utara
c. Merencanakan bagian agar sistem yang terganggu bila harus dipisahkan dari
sistem tidak akan mengganggu operasi sistem secara keseluruhan atau penyaluran tenaga listrik ke konsumen tidak terganggu.
d. Mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan , yaitu dengan
memakai pengatur tegangan otomatis yang cepat dan karakteristik kestabilan generator yang memadai.
e. Membuat datapengamatan gangguan yang sistematis dan efektif, misalnya
dengan menggunakan alat pencabut gangguan untuk mengambil langkah – langkah pencegahan lebih lanjut.
4.3 Aplikasi AMR pada Sistem Pembangkitan, Transmisi dan Distribusi