Komponen yang ketiga adalah Central Offices COs yang menyediakan trunk untuk menghubungkan penelepon dengan penerima telepon. CO lah yang memberikan
nada sambung atau dial tone ketika mengangkat gagang telepon rumah. Ketika memencet nomor tujuan maka CO akan mengenali nomor tersebut dan
menyambungkannya kepada kita dengan memberikan nada dering.
Komponen yang keempat adalah trunk dan special circuits. Trunk adalah jalur komunikasi diantara beberapa switch CO atau jalur komunikasi yang menghubungkan
pengguna telepon ke CO. jika kita menggunakan kabel untuk menghubungkan telepon rumah kita dengan setiap telepon rumah yang kita telepon, maka biaya kabel menjadi
sangat tidak efektif. Sama halnya dengan menggunakan kabel untuk menghubungkan satu CO dengan CO lainnya. Untuk itulah kita menggunakan trunk sehingga kabel
tidak harus dihubungkan satu per satu dari rumah ke rumah, melainkan dibentuk suatu jaringan kabel yang biayanya lebih efektif.
Komponen yang terakhir Customer Premise Equipment CPE, yaitu perangkat komunikasi yang dimiliki oelh customer atau individu yang menyebabkan mereka
tersambung ke dunia luar. Telepon, modem, router yang dimiliki adalah contoh dari CPE, perkempangan pesat CPE sebenarnya dimulai setelah Carterfone Act pada tahun
1968, dimana perkembangan CPE yang pesat mengakibatkan pecahnya perusahaan Bell karena peningkatan CPE menuntun peningkatan dan diversifikasi layanan
telepon. Hingga kini, CPE terus berkembang dan hasilnya dapat disadari, fitur – fitur canggih dari telepon menyebabkan persaingan antar provider telepon semakin besar
2.7 CDMA
Dalam CDMA Code Division Multiple Access setiap pengguna menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu bersamaan tetapi menggunakan sandi unik yang
saling mengenal. Sandi – sandi ini membedakan antara pengguna saja dengan pengguna yang lain. Pada jumlah pengguna yang besar, dalam bidang frekuensi yang
diberikan akan ada banyak sinyal dari pengguna sehingga interferens akan meningkat. Kondisi ini akan menurunkan unjuk kerja system. Ini berarti, kapasitas dan kualitas
Universitas Sumatera Utara
system dibatasi oleh daya interferens yang timbul pada lebar bidang frekuensi yang digunakan.
CDMA merupakan akses jamak yang menggunakan prinsip komunikasi spectrum tersebar. Isyarat bidang dasar yang hendak dikirim disebar dengan
menggunakan isyarat dengan lebar bidang yang besar yang disebut sebagai isyarat penyebar spreading signal. Metode ini dapat dianalogikan dengan cara
berkomunikasi dalam satu ruangan yang besar. Setiap pasangan dapat berkomunikasi secara bersama – sama tetapi dengan bahasa yang berbeda, sehingga pembicaraan
pasanagan satu bisa dianggap seperti suara kipas bagi pengguna yang lain, karena tidak diketahui maknanya. Pada saat banyak yang berkomunikasi maka ruangan
menjadi bising. Kondisi ini membuat ruangan menjadi tidak kondusif lagi untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, jumlah yang berkomunikasi harus dibatasi. Agar
jumlah yang berkomunikasi bisa maksimal maka kuat suara tiap pembicara tidak boleh terlalu keras.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. PLN Persero Cabang Pematangsiantar
3.2 Sistem Automatic Meter Reading
AMR Automatic Meter Reading adalah teknologi pembacaan meter elektronik secara otomatis. Umumnya, pembacaan dilakukan dari jarak jauh dengan
menggunakan media komunikasi. Parameter yang dibaca pada umumnya terdiri dari Stand, Max Demand Penggunaan tertinggi, Instantaneous, Load Profile load
survey dan Event. Parameter – parameter tersebut didefenisikan terlebih dahulu di meter elektronik, agar meter dapat menyimpan data – data sesuai dengan yang
diinginkan.
Data hasil pembacaan tersebut disimpan ke dalam database dan dapat digunakan untuk melakukan analisa transaksi serta troubleshooting. Teknologi ini tentu saja
dapat membantu perusahaan penyedia jasa elektrik untuk menekan biaya operasional, serta menjadi nilai tambah kepada pelanggannya dalam hal penyediaan, ketepatan, dan
keakurasian data yang dibaca, dan tentu saja dapat menguntungkan pengguna jasa tersebut.
Sistem AMR terdiri dari 3 tiga bagian utama, yaitu Control Center, Meter Elektronik dan Media Komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Sistem AMR
Pemakai Automatic Meter Reading AMR dapat memonitoring pemakaian daya listrik. Dalam pengoperasiannya sistem Automatic Meter Reading melakukan
pembacaan energi listrik dengan cara menurunkan terlebih dahulu tegangan listrik dari 40 KV menjadi 240 V menggunakan current transformer, kemudian tegangan
dikonversikan menjadi data digital pada mesin meteran agar dapat diukur dengan parameter pengukuran seperti daya, energi, dll. Setelah data digital ini masuk ke
bagian pengolahan dan komunikasi, pada bagian ini data digital dapat disimpan ke memori, ditampilkan lewat LCD display, atau dikirimkan ke database PLN lewat
modem.
3.2.1 Meter Elektronik
Spesifikasi Meter AMR E30605 : a.
Spesifikasi Umum : 1.
Tipe 3 fasa 4 kawat, kelas 0,5 2.
Pengukuran tidak langsung dengan CT-PT 3.
Tegangan 57,7 Vac 4.
Arus 520A
Universitas Sumatera Utara
b. Data Pengukuran :
1. Tegangan per fasa V
2. Arus per fasa A
3. Factor daya per fasa
4. Frekuensi
5. Daya aktif per fasa kW
6. Daya reaktif per fasa kVAr
7. Daya total per fasa kVA
8. Energi aktif per fasa kWh
9. Energi reaktif per fasa kVarh
10. Energi aktif total Rate1,Rate2,Rate3,Rate4 kWh-untuk aplikasi WBP,
LWBP 11.
Energi reaktif total Rate1, Rate2, Rate3, Rate4 kVArh-untuk aplikasi WBP, LWBP
12. Daya Maksimum kVA Max
c. Fitur Komunikasi
1. Fasilitas komunikasi dengan modem PSTN, GSM, CDMA atau DPLC
2. Fasilitas pembacaan lokal dengan akses melalui port InfraRed standar fisik
EC1107 3.
Fasilitas pembacaan dengan akses melalui port RS232 4.
Mendeteksi dan mengirimkan alarm tampering 5.
Mendeteksi dan mengirimkan informasi missing phase 6.
Menerima dan menampilkan pesan singkat 7.
Fungsi port output untuk menggerakkan relay eksternal aplikasi TusBung pada pengukuran tidak langsung
8. Fungsi port input untuk menerima sinyal eksternal yang dapat disimpan
diteruskan ke Control Center melalui fasilitas komunikasi
d. Penyimpanan Data Historis :
Terdapat memori internal untuk penyimpanan data – data historis 1.
Data Load Profile Data yang disimpan dapat dipilih dari parameter – parameter berikut :
Universitas Sumatera Utara
Nilai – nilai per fasa dari parameter tegangan, arus,faktor daya, daya aktif daya reaktif, frekuensi,energi aktif total, energi reaktif total , energi reaktif reverse
total. Perioada penyimpanan data Load Profile dapat dipilih per
2,3,4,5,6,10,15,20,30, atau 60 menit. 2.
Data Billing posisi standmeter pada setiap tanggal billing, mampu hingga 60 perioda billing atau kurang lebih 5 tahun.
3. Data Event Log,mampu hingga 1024 record yang meliputi pesan – pesan :
Fasa terbalik, hilang fasa, tampering alarm,reverse energy, status port inputoutput, data user yang login dan aktivitas selama login.
e. Fitur Perangkat
1. Layar tampilan 2 x 20 LCD dengan backlight
2. Real Time Clock RTC dengan baterai cadangan
3. Penyimpanan Data pada non volatile memory EEPROM
4. Register terpisah untuk beban puncak dan bukan beban puncak pada setiap
fasa
f. Sekuriti
1. Segel Metrologi
2. Segel PLN
3. Tampering detector dan alarm
4. Proteksi hardware untuk measurement parameter setting
5. Access password
3.2.2 Control Center
Secara umum,control center AMR terdiri dari empat komponen utama yaitu: 1.
Web Server 2.
Database Server 3.
Front End Concentrator FEC 4.
Embedded Concentrator EC
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.2 Konfigurasi Control Center AMR
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa control center AMR terdiri dari empat komponen utama yaitu : web server, database server, froent end concentrator dan
embedded concentrator. Dengan web server yang terhubung ke internet sehingga dapat di akses oleh computer – computer dengan menggunakan jaringan LAN yang
menggunkan TCPIP .
4. Web Server
1. Mengatur Hak Akses di Linux
Linux mengenal hak akses yang mengatur setiap user sehingga setiap user hanya dapat mengakses file – file atau direktori tertentu saja, hal ini digunakan untuk
kepentingan keamanan sistem.
2. Alasan memilih Linux
a. Bersifat open source, relatif lebih aman karena source code-nya diketahui
public, mempercepat penemuan dan perbaikan bug. b.
Sistem security lebih aman karena tingkat proteksi tidak hanya dari firewall tapi termasuk file sistem dan akses user.
Universitas Sumatera Utara
c. Eksklusif, proses instalasi tidak bisa sembarangan sehingga mengurangi resiko
penyalahgunaan karena meng-install aplikasi yang tidak perlu, pada akhirnya menjadi sistem operasi yang lebih stabil.
d. Relatif tahan terhadap virus, jenis virus linux sangat jarang, dan bila terinfeksi
tidak menyebar.
5. Database Server
Teknologi database yang digunakan yaitu oracle. Oracle merupakan suatu produk database yang menggunakan konsep Relational Database Management System, yang
merupakan dasar yang dipakai dalam teknologi dewasa ini Alasan digunakan Oracle :
d. Oracle adalah teknologi database yang umum digunakan untuk aplikasi sekelas
server yang bisa menampung data hingga Tera Byte. e.
Sebagai engine database sudah terbukti handal dan stabil f.
Sudah dilengkapi dengan fitur store procedure dan trigger yang dapat membantu mengurangi beban pemrosesan di web server pada saat beban tinggi.
g. PLN sudah familiar dengan menggunakan Oracle database dan sudah memiliki
lisensi corporate
6. FEC dan EC Server
a. Aplikasi Wincons
Adalah sub sistem Control Center yang berinteraksi langsung dengan meter digital melalui suatu media komunikasi. Media komunikasi yang digunakan bergantung
dari jenis meter yang akan di baca serta sarana komunikasi yang tersedia. Secara default aplikasi ini akan melakukan pembacaan meter – meter digital yang
terdaftar di database secara otomatis berdasarkan scheduler atau jadwal yang terdapat di database. Fasilitas penambahan atau pendaftaran meter baru serta
perubahan setting atau scheduler meter – meter yang terdapat di database dapat dilakukan melalui aplikasi web client.
Universitas Sumatera Utara
b. Aplikasi Fetch FTP
Adalah aplikasi sistem AMR yang di jalankan di perangkat Front End Concentrator. Secara periodic aplikasi ini akan meng-akses setiap EC yang
terdaftar di databasenya, mengambil data – data meter yang sudah di kumpulkan oleh EC, kemudian mentransfer data – data tersebut ke database server.
Protokol yang digunakan pada saat mengakses perangkat EC adalah File Transfer Protokol FTP yang merupakan salah satu protocol dalam TCPIP.
Proses yang terjadi pada aplikasi ini dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Fetch akan memeriksa parameter – parameter setiap EC yang terdaftar di databasenya.
b. Selanjutnya FEC akan melakukan koneksi dengan EC sesuai dengan alamat IP
atau nomor telepon yang terdaftar. c.
Jika EC yang dibaca berada dalam satu rack sistem dengan FEC, maka Fetch akan melakukan koneksi langsung melalui LAN tanpa melalui proses dial up.
d. Jika perangkat EC yang akan di baca terletak terpisah jauh dengan FEC, maka
aplikasi Fetch Data akan melakukan koneksi terlebih dahulu dengan cara dial up ke nomor telepon PSTNGSM perangkat EC.
e. Jika koneksi antara FEC dan EC sudah terbentuk, selanjutnya aplikasi Fetch Data
akan melakukan transfer file dari EC ke FEC dengan menggunakan protocol FTP, sesuai dengan parameter data terakhir yang terdapat di direktori EC tersebut.
Setiap EC mempunyai satu direktori sendiri pada harddisk FEC yang digunakan untuk menyimpan sementara file – file binary hasil pembacaan meter oleh EC.
Jika proses transfer file sudah selesai, maka Fetch akan memutuskan koneksi ke EC secara otomatis.
c. Aplikasi Fetch DB
Adalah aplikasi sistem AMR yang di jalankan di perangkat FEC. Secara periodik aplikasi ini akan mengambil data – data meter yang sudah dikumpulkan oleh Fetch
FTP, kemudian mentransfer data – data tersebut ke database server sesuai dengan format penyimpanan data pada database.
Proses pembacaan data – data meter di EC oleh FEC berlangsung secara berkala dengan selang waktu tertentu. Secara default proses ini akan dijalankan secara
otomatis tanpa memerlukan bantuan operator.
Universitas Sumatera Utara
d. Aplikasi Fetch Socket
Adalah aplikasi yang berfungsi sebagai interface antara aplikasi web dengan aplikasi Wincons. Secara periodik aplikasi ini akan memeriksa event yang di
hasilkan oleh aplikasi web untuk kemudian diteruskan ke aplikasi wincons sebagai job yang akan di eksekusi.
e. Aplikasi Fetch Editor
Adalah aplikasi GUI yang digunakan untuk mengatur setting konfigurasi aplikasi Fetch FTP, Fetch DB dan Fetch Socket seperti :
1. Alamat IP server EC 2.
Alamat virtual FTP directory EC 3.
Interval waktu pooling ke setiap EC 4.
Temporary directory transfer data
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3 Diagram alir proses pembacaan data meter di Control Center AMR
Universitas Sumatera Utara
Aliran data pada proses pembacaan data meter di Control Center di mulai dari computer Embedded Concentrator EC yaitu aplikasi Wincon.
a. Aplikasi Wincon membaca data meter kemudian menyimpannya pada direktori
C:DataProjectXFER pada computer EC. b.
Data pada direktori ini kemudian secara periodik akan dibaca oleh aplikasi Fetch FTP pada komputer FEC, untuk kemudian di simpan pada direktori
C:DataProjectXFER pada komputer FEC. Aplikasi Fetch FTP berfungsi sebagai FTP Client yang secara periodik akan
melakukan koneksi FTP ke semua computer EC yang terdaftar di Control Center. c.
Proses selanjutnya dilakukan oleh aplikasi Fetch DB yang mentransfer data – data tersebut ke database server sesuai dengn format penyimpanan data pada database.
Data – data yang telah tersimpan di database kemudian akan diproses dan di sampaikan ke user melalui media internet.
Setiap aplikasi pada Contol Center mencatat semua aktifitas nya ke dalam sebuah file log pada Log Directory masing – masing. File log ini di buat setiap hari dan nama
filenya pun disesuaikan dengan hari aktivitasnya. Kapasitas Control Center sebagai berikut :
a. Kapasitas Database Server
Tidak terdapat pembatasan jumlah meter dalam Database Server. Faktor yang akan menentukan adalah kapasitas storage dan kecepatan processor dari server
yang digunakan. b.
Kapasitas Web Server Web Server berisi program aplikasi berbasis web dan tidak terkait dengan
kapasitas meter yang akan di tangani. c.
Jumlah FEC per Sistem Jumlah FEC pada setiap Control Center tidak dibatasi. Faktor yang menentukan
adalah intensitas trafik jaringan LAN dari Control Center. d.
Jumlah EC per FEC Dalam hal koneksi antara EC dengan FEC menggunakan media komunikasi lain
misal : dial up maka batasan dari jumlah EC yang dapat ditangani oleh satu FEC sangat ditentukan oleh kecepatan komunikasi data yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
e. Jumlah meter per EC
Secara software kapasitas meter dalam satu EC ditetapkan sebanyak 1024 buah.Hal ini berkaitan dengan jumlah IP address yang dialokasikan untuk meter pada setiap
EC. Dalam hal komunikasi meter dengan EC menggunakan sestem DPLC dan dengan
kualitas jaringan yang memadai untuk komunikasi tersebut maka jumlah meter sebanyak 1024 di atas secara teori dapat di tangani oleh satu buah EC.
Dalam hal – hal menggunakan komunikasi dial-up, jumlah meter yang dapat
ditangani akan sangat di tentukan oleh kecepatan komunikasi tersebut.
3.2.3 Media Komunikasi Sistem AMR
Spesifikasi modem Siemens MC35i : 1.
Dual Band EGSM900GSM1800 2.
GPRS 3.
Data,Voice,SMS dan Fax 4.
CSD hingga 14,4 kbps 5.
Tegangan 8V – 3oV 6.
Status operasi LED 7.
Mudah di integrasi 8.
Full tupe Approval GSM Phase 22+ 9.
Dimensi :65 x 74 x 33 mm
Media komunikasi merupakan salah satu komponen penting dalam sistem AMR. Keberhasilan dan kelancaran pembacaan data meter AMR oleh Control Center AMR
sangat dipengaruhi oleh kualitas media komunikasi. Secara umum media komunikasi yang digunakan di PT PLN Persero Cabang Pematangsiantar untuk penyaluran
data pada sistem AMR , yaitu Circuit Switched Communication.
Contoh dari Circuit Switched Communication adalah Public Switch Telephone Network PSTN dan Global System for Mobile Communication GSM. PSTN dan
GSM merupakan komunikasi yang paling banyak digunakan pada sistem AMR. Hal
Universitas Sumatera Utara
ini disebabkan sudah tersedianya layanan dan jaringan dari operator GSM danatau PSTN telepon kabel yang menjangkau hampir seluruh lokasi Meter AMR yang
dipasang dan lokasi Control Center AMR, sehingga pihak PLN tinggal menyediakan perangkat modem beserta SIM Card untuk GSM dan membayar biaya pemakaian
dan abonemen. Pemeliharaan jaringan komunikasi dilakukan oleh operator yang bersangkutan. Penerapan Circuit Switched Communication untuk komunikasi data
juga disebut dengan komunikasi data over voice.
5. PSTN ke GSM
Pada konfigurasi ini, sisi pemanggil EC pada Control Center maupaun sisi meter AMR menggunakan modem GSM. Konfigurasi pada sistem AMR diperlihatkan pada
gambar berikut :
METER ELEKTRONIK GSM MODEM
METER ELEKTRONIK
GSM 2
GSM 1
MODEM PSTN
GSM MODEM
PSTN
Control Center
Ganbar 3.4 Komunikasi PSTN ke GSM
Apabila CC akan melakukan pembacaan ke Meter AMR tertentu, baik berdasarkan skeduler otomatis atau pembacaan manual, maka EC pada Control Center akan
melakukan inisialisasi modem PSTN, mendial nomor SIM pada Meter AMR yang dituju. Apabila PSTN dapat melayani panggilan tersebut, maka PSTN akan
Universitas Sumatera Utara
meneruskan panggilan tersebut ke operator GSM terkait. Apabila nomor yang dipanggil sedang idle dan jaringan GSM dapat melayani panggilan tersebut, maka
terbentuk koneksi data antara modem pemanggil dan modem pemanggil. Selanjutnya EC akan mengirimkan perintah baca ke Meter AMR dan Meter mengirimkan data –
data yang dibaca melalui koneksi data yang sudah terbentuk.
Penggunaan PSTN sebagai pemanggil pada Control Center mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai berikut :
a. Keuntungan
1. Cocok untuk memanggil hampir semua jenis SIM card dari berbagai macam
operator compatible 2.
Kemungkinan jaringan PSTN sibuk sangat kecil 3.
Andal reliable 4.
Pemeliharaan jaringan komunikasi dilakukan oleh operator
b. Kerugian
1. Harga modem PSTN relatif mahal
2. Biaya komunikasi pemanggil dan abonemen pemanggil dan sisi meter
relatif tinggi, karena tarif berdasarkan durasi. 3.
Sifat koneksi tidak “always on”
6. GSM ke GSM
Pada konfigurasi ini, sisi pemanggil EC pada Control Center maupaun sisi meter AMR menggunakan modem GSM. Konfigurasi pada sistem AMR diperlihatkan pada
gambar berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5. Komunikasi GSM-GSM pada Sistem AMR
Apabila CC akan melakukan pembacaan ke Meter AMR tertentu, baik berdasarkan skeduler otomatis atau pembacaan manual, maka EC pada Control Center akan
melakukan inisialisasi modem GSM, mendial nomor SIM pada Meter AMR yang dituju. Apabila jaringan GSM sisi pemanggil dapat melayani panggilan tersebut,
maka akan dilakukan pengecekan nomor yang dipanggil dan kondisi jaringannya. Apabila nomor yang dipanggil sedang idle dan jaringan GSM dapat melayani
panggilan tersebut, maka terbentuk koneksi data antara modem pemanggil dan modem pemanggil. Selanjutnya EC akan mengirimkan perintah baca ke Meter AMR
dan Meter mengirimkan data – data yang dibaca melalui koneksi data yang sudah terbentuk.
Penggunaan model GSM-GSM baik pada Control Center mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai berikut :
a. Keuntungan
1. Implementasi instalasi cepat
2. Andal reliable
3. Pemeliharaan jaringan komunikasi dilakukan oleh operator
b. Kerugian
1. Harga modem GSM relatif mahal 2. Biaya komunikasi pemanggil dan abonemen pemanggil dan sisi meter
Universitas Sumatera Utara
relatif tinggi, karena tarif berdasarkan durasi. 3. Antar operator tidak selalu kompatibel
4. Sifat koneksi tidak “always on”
3.3 Sumber Data
Yang menjadi data penelitian ini adalah yang berasal dari penelitian dokumen atau data yang berasal dari Sistem AMR , yaitu melalui data yang direkam oleh Meter
AMR dan kemudian dibaca oleh Control Center AMR.
3.4 Instrumen Pengumpul Data
Untuk mendapatkan informasi dari data – data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis memakai instrumen pengumpul data sebagai berikut :
1. Observasi, yang dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan dan
pengamatan ke lokasi penelitian untuk mengetahui bagaimana sebenarnya sistem AMR itu, komponen pendukungnya , serta peng-aplikasiannya.
2. Kepustakaan, yang dilakukan dengan mengadakan studi terhadap sejumlah
literatur yang ada kaitannya dengan judul penelitian. 3.
Dokumen atau data, yang didapat dari Control Center AMR. 4.
Wawancara, yang dilakukan penulis dengan Kepala Bagian AMR di PT PLN Persero Cabang Pematangsiantar serta pegawai – pegawai dibagian tersebut.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data