Spesifikasi Umum sistem GSM Bandwith Pembagian sel Arsitekstur Jaringan Sistem GSM

saat user tersebut tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh user lain. Hal ini berlawanan dengan teknologi FDMA yang digunakan pada generasi pertama. b. Teknologi yang dikembangkan di negara – negara yang berbeda merujuk pada standar Internasional sehingga sistem pada negara – negara yang berbeda tersebut masih tetap compatible satu dengan lainnya sehingga dimungkinkannya roaming antar negara. c. Dengan menggunakan teknologi digital, service yang ditawarkan menjadi lebih beragam, dan bukan hanya sebatas suara saja, tapi juga memungkinkan diimplementasikannya service – service yang berbasis data, seperti SMS, dan juga pengiriman data dengan kecepatan rendah. d. Penggunaan teknologi digital juga menjadikan keamanan sistem lebih baik.

2.4.1 Spesifikasi Umum sistem GSM

Spesifikasi Teknis : a. Uplink 890 MHz – 915 MHz b. Downlik 935 MHz – 960 MHz c. Duplex Spacing 45 MHz d. Carrier Spacing 200 MHz e. Modulasi GMSK f. Metode akses FDMA – TDMA Alokasi frekuensi untuk 3 operator terbesar : 1. IndosatSatelindo : 890 – 900 MHz 10MHz 2. Telkomsel : 900 – 907,5 MHz 7,5MHz 3. Excelcomindo : 907,5 – 915 MHz 7,5MHz Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Bandwith

Bandwith yang dialokasikan untuk tiap frekuensi pembawa pada GSM adalah sebesar 200 kHz. Pada kenyataannya, bandwith sinyal tersebut lebih besar dari 200 kHz, bahkan setelah dilakukan pemfilteran pun hal itu tetap terjadi. Akibatnya sinyal akan memasuki kanal – kanal disebelahnya. Jika pada satu sel terdapat BTS dengan frekuensi pembawa yang sama atau bersebelahan kanal, maka akan terjadi interferensi akibat overlapping tersebut. Begitu juga sel – sel yang bersebelahan memiliki frekuensi pembawa sama atau berdekatan. Alasan inilah yang menyebabkan mengapa dalam satu sel atau antara sel – sel yang berdekatan tidak boleh menggunakan kanal yang sama atau berdekatan.

2.4.3 Pembagian sel

Pembagian area dalam kumpulan sel- sel merupakan prinsip penting GSM sebagai sistem telekomunikasi selular. Sel – sel tersebut di modelkan sebagai bentuk heksagonal seperti gambar berikut. Tiap sel mengacu pada satu frekuensi pembawa kanal. Pada kenyataannya jumlah kanal yang dialokasikan terbatas, sementara jumlah sel bisa saja berjumlah sangat banyak. Untuk memenuhi hal ini, dilakukan teknik pengulangan frekuensi frekuensi re-use. Pada gambar terlihat contoh frekuensi re- use dengan jumlah kanal 7 buah. Antara sel – sel yang berdekatan frekuensi yang digunakan tidak boleh bersebelahan kanal atau bahkan sama. Gambar. 2.4 Model Pembagian Sel pada Sistem GSM

2.4.4 Arsitekstur Jaringan Sistem GSM

Universitas Sumatera Utara Secara umum, network elemen dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi : 1. Mobile Station MS 2 Base Station Sub-System BSS 3. Network Sub-System NSS 4. Operation ans Support System Gambar 2.5. Arsitektur Jaringan Sistem GSM 1. Mobile Station MS Mobile Station MS adalah perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Secara umum sebuah Mobile Station terdiri dari : a. Mobile Equipment ME atau handset atau modem Mobile Equipment ME atau handset adalah perangkat GSM yang berada di sisi pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceveir pengirim dan penerima sinyal untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. Secara internasional, ME diidentifikasi dengan IMEI Internasional Mobile Equipment Identity dan data Universitas Sumatera Utara IMEI ini disimpan oleh EIR untuk keperluan authentifikasi, apakah mobile equipment yang bersangkutan diizinkan untuk melakukan hubungan atau tidak. b. Subscriber Identity Module SIM atau Sim Card Subscriber Identity Module SIM adalah sebuah smart card yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi service yang dimilikinya. Mobile Equipment ME tidak dapat digunakan tanpa ada SIM card di dalamnya, kecuali untuk panggilan emergency SOS dapat dilakukan tanpa menggunakan SIM card. 2. Base Station Sub-System BSS Secara umum Base Station Sub-System terdiri dari BTS Base Transceiver Station dan BSC Base Station Controller. a. Base Transceiver Station BTS BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS. BTS berhubungan dengan MS melalui air interface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal komunikasi darike MS yang menyediakan radio interface antara MS dan jaringan GSM. Karena fungsinya sebagai penerima maka bentuk fisik sebuah BTS adalah tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver. Sebuah BTS dapat mengcover area sejauh 35 km. Area cakupan BTS ini disebut dengan cell. Sebuah cell dapat dibentuk oleh sebuah BTS atau lebih, tergantung dari bentuk cell yang diinginkan. b. Base Station Controller BSC BSC adalah perangkat yang mengontrol kerja BTS – BTS yang secara hirarki berada di bawahnya. BSC merupakan interface yang menghubungkan antara BTS dan MSC Mobile Switching Center. 3. Network Sub-System a. Mobile Switching Center MSC MSC adalah network elemen central dalam sebuah jaringan GSM. Semua hubungan Voice Calltransfer data yang dilakukan oleh mobile subscriber selalu menggunakan MSC sebagai pusat pembangunan hubungannya. Universitas Sumatera Utara b. Home Location Register HLR HLR adalah network elemen yang berfungsi sebagai sebuah database untuk penyimpan semua data dari informasi mengenai pelanggan yang tersimpan secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR bertindak sebagai pusat informasi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR selalu berhubungan dengan HLR dan memberikan informasi posisi terakhir dimana pelanggan berada. Informasi lokasi ini akan di update apabila pelanggan berpindah dan memasuki coverage atau suatu MSC yang baru. c. Visitor Location Register VLR VLR adalah network elemen yang berfungsi sebagai sebuah database yang menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat pelanggan memasuki suatu area yang bernaung dalam wilayah MSC VLR setiap MSC VLR Setiap MSC akan memiliki VLR sendiri tersebut melakukan roaming. Informasi pelanggan yang ada di VLR ini pada dasarnya adalah copy-an dari informasi pelanggan yang ada di HLR-nya. Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR memungkinkan MSC untuk melakukan hubungan baik incoming panggilan masuk dan outgoing panggilan keluar. d. Authentification Center AuC AuC menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa keabsahan pelanggan, sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan bagi pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Disamping itu AuC berfungsi untuk menghindarkan adanya pihak ke tiga yang secara tidak sah mencoba untuk menyadap pembicaraan. Dengan fasilitas ini, maka kerugian yang dialami pelanggan sistem selular analog saat ini akibat banyaknya usaha memparalel, tidak mungkin terjadi pada GSM. Sebelum proses penyambungan switching dilaksanakan sistem akan memeriksa terlebih dahulu, apakah pelanggan yang akan mengadakan pembicaraan adalah pelanggan yang sah. Universitas Sumatera Utara e. Equipment Identity Registration EIR EIR memuat data – data peralatan pelanggan Mobile Equipment yang diidentifiksai dengan IMEI International Mobile Equipment Identity. Data Mobile Equipment yang di simpan di EIR dapat dibagi atas 3 tiga kategori : 1. Peralatan yang diizinkan untuk mengadakan hubungan pembicaraan ke manapun. 2. Peralatan yang dibatasi dan hanya diizinkan mengadakan hubungan pembicaraan ketujuan yang terbatas. 3. Peralatan yang sama sekali tidak diizinkan untuk berkomunikasi. Keberadaan EIR belum distandarisasi secara penuh, oleh karena itu belum dioperasikan di semua operator.

2.5 GPRS