1. Pengertian Implementasi Kebijakan
Dalam setiap perumusan suatu kebijakan apakah menyangkut program maupun kegiatan-kegiatan selalu diiringi dengan suatu tindakan pelaksana
atau implementasi. Karena betapapun baiknya suatu kebijakan tanpa implementasi, maka tidak akan banyak berarti. Berikut ini disampaikan
beberapa pengertian implementasi menurut para ahli.
Menurut Jeffri L.Pressman and Aaron B.Wildavski dalam buku Charles O.Jones 1996:295, mengartikan Implementasi sebagai suatu proses
interaksi antara suatu perangkat tujuan dan tindakan yang mampu untuk meraihnya. Implementasi adalah kemampuan untuk membentuk hubungan-
hubungan lebih lanjut dalam rangkaian sebab-akibat yang menghubungkan tindakan dengan tujuan. Perangkat-perangkat yang dimaksud antara lain
adalah sebagai berikut: adanya orang atau pelaksana, uang dan kemampuan organisasi atau yang sering disebut dengan resources. Dengan demikian
berdasar pada pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan dari implementasi tersebut dibutuhkan: manusia, anggaran dan juga
kemampuan organisasi ataupun instansi seperti teknoligi informasi. Sementara itu, Van Meter dan Van Horn Winarno 2002:101
membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan policy diberi arti yang bermacam-macam oleh berbagai pakar. Seperti Fridrick mendefenisikan kebijakan sebagai berikut
“Serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan
dan kesenpatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu”.Islamy, 2001:17
Sedangkan menurut Charles O.Jones, istilah kebijakan policyterm digunakan dalam praktik sehari-hari namun digunakan untuk menggantikan
kegiatan atau keputusan yang sangat berbeda. Istilah ini sering dipertukarkan dengan tujuan, program, keputusan, standar, proposal, dan grand design.
Secara umum, istilah “kebijakan” atau “policy” dipergunakan untuk menunjukkan perilaku seorang aktor misalnya seorang pejabat, suatu
kelompok, maupun suatui lembaga pemerintah atau sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu. Pengertian kebijakan seperti ini dapat kita
gunakan dan relatif memadai untuk keperluan pembicaraan-pembicaraan biasa, namun menjadi kurang memadai untuk pembicara-pembicaraan yang
lebih bersifat ilmuah dan sistematis menyangkut analisis kebijakan publik. Oleh karena itu kita memerlukan batasan atau konsep kebijakan publik yang
lebih tepat Winarno,2002:14. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, kebijakan itu diartikan
sebagai ”Pedoman untuk bertindak”. Pedoman itu boleh jadi amat sederhana atau kompleks,bersifat umun atau khusus, luas atau sempit, kabur atau jelas,
longgar atau terperinci, bersifat kualitatif atau kuantitatif, publik atau privat.
Universitas Sumatera Utara
Kebijaksanaan dalam maknanya seperti ini mungkin berupa suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu
program mengenai aktivitas-aktivitas tertentu atau suatu rencana Wahab,2004:2.
Pengertian berikutnya dikemukakan oleh Raksasataya, yang memberikan definisi kebijakan sebagai”suatu taktik dan strategi yang
diarahkan untuk mencapai suatu tujuan”, oleh karena itu suatu tujuan kebijakan memuat tiga elemen yaitu:
a. Identifikasi dari tujuan yang dicapai.
b. Taktik atau strategi dari berbagai langkah untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. c.
Penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara nyata dari taktik atau strategi Islamy, 2001: 17.
Dari beberapa pengertian yang diuraikan oleh berbagai pakar tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa kabijakan merupakan “segala tindakan atau
kegiatan yang mengarah pada tujuan tertentu yang ingin dicapai dengan berbagai prosedur dan aturan-aturan yang ditetapkan untuk memecahkan
berbagai masalah”. Dalam setiap perumusan suatu kebijakan apakah itu menyanghkut
program maupun kegiatan-kegiatan selalu diiringi dengan suatu tindakan pelaksanaan atau implementasi, karena betapa pun baiknya suatu kegiatan
tanpa diimplementasikan maka tidak akan banyak berarti.
Universitas Sumatera Utara
Kamus Weber, merumuskan secara pendek bahwa to implement mengimplementasikan berarti to provide the means for carrying out;
menimbulkan dampakakibat terhadap sesuatu. Kalau pandangan ini kita ikuti, maka implementasi kebijakan dapat dipandang sebagai “Suatu proses
melaksanakan keputusan kebijakan biasanya dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan, perintah eksekutif atau dekrit
presiden” Wahap, 2001:64. Mazmania dan Sabatier mengatakan bahwa, makna implementasi
adalah “Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan focus perhatian implementasi
kebijakan, kayni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan tang timbul sesudah disahkannya usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun
untuk menimbulkan akibatdampak nyata pada masyarakat atau kejadian- kejadian.Wahab, 2001:65
Sedangkan menurut Grindle, implementasi kebijakan sesungguhnya bukanlah sekedar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-
keputusan politik dalam prosedur-prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu, ini menyangkut masalah konflik,
keputusan dan siapa yang menperoleh apa dari suatu kebijakan. Oleh sebab itu tidak terlalu salah jika dikatakan implementasi kebijakan merupakan aspek
yang penting dari keseluruhan proses kebijakan. Bahkan Udoji dengan tegas mengatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah suatu yang penting, bahkan
mungkin jauh lebih penting dari pada sekedar berupa impian atau rencana
Universitas Sumatera Utara
bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan. Wahab, 2001:59.
Dari apa yang disampai kan oleh Grindle, dapat dinyatakan bahwa keberhasilan dari implementasi sebuah kebijakan ditentukan oleh benyak hal,
terutama menyangkut kepentingan-kepentingan yang terlibat didalamnya. Sebuah kebijakan sederhana tentu saja tidak melibatkan kepentingak banyak
orang, kelompok dan masyarakat sehingga pada akhirnya tidak akan membawa perubahan yang besar. Sebaliknya semakin melibatkan banyak
kepentingan, maka keterlibatan seseorang atau kelompok dalam implementasi kebijakan tersebut akan sangat tergantung pada apakah kepentingannya
terlindungi, maka dia akan berusaha untuk terlibat dalam implementasi karena bagaimanapun juga manfaatnya pasti akan sampai kepada yang bersangkutan.
Akan tetapi kalau kepentingan seseorang terganggu atau akan merugikannya, maka dengan sendirinya yang bersangkutan akan menghalangi implementasi
sebuah kebijakan. Dengan demikian implementasi kebijakan merupakan tahap yang
krusial dalam proses kebijakan. Dimana suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan,
karena implementasi kebijakan adalah salah satu variabel penting yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu kebijakan didalam memecahkan
persoalan-persoalan. Atau juga implementasi kebijakan adalah merupakan segala tindakan atau kegiatan yang berpengaruh pada tujuan tertentu yang
Universitas Sumatera Utara
ingin dicapai dengan berbagai prosedur dan aturan-aturan yang ditetapkan untuk berbagai masalah.
2. Tahapan Kebijakan