responden yang mempunyai penyakit berat hanya 27 responden yang memanfaatkan batra akupunktur dengan kategori tinggi.
Distribusi responden berdasarkan kategori pemanfaatan Batra akupunktur Serumpun Bambu dapat dilihat pada Tabel 4.16 :
Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pemanfaatan Batra Akupunktur Serumpun Bambu
No Pemanfaatan
Kategori Jumlah
1. Pemanfaatan
Batra Akupunktur 1. Rendah
25 30,9
2. Sedang 9
11,1 3. Tinggi
47 58,0
Jumlah 81
100
Distribusi responden yang memanfaatkan Batra Akupunktur Serumpun
Bambu paling banyak berada dalam kategori tinggi sebesar 58. Responden yang memanfaatkan batra akupunktur dengan kategori sedang sebesar 11,1 dan kategori
rendah sebesar 30,9.
4.3. Hasil Uji Statistik Bivariat Korelasi Pearson
Untuk menjelaskan hubungan sosiodemografi pendidikan, pekerjaan dan penghasilan dan sosiopsikologi persepsi dan kepercayaan dengan pemanfaatan
batra akupunktur digunakan uji statistik korelasi Pearson Product Moment dengan hasil sebagai berikut:
1. Variabel pekerjaan p = 0,007, variabel persepsi p = 0,000 dan variabel
kepercayaan p = 0,000 menunjukkan hubungan secara signifikan dengan pemanfaatan batra akupunktur karena nilai p 0,05.
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel pendidikan dan penghasilan tidak memiliki hubungan secara signifikan
dengan pemanfaatan batra akupunktur p 0,05. 3.
Berdasarkan hasil uji statistik dari korelasi Pearson dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Hubungan variabel pekerjaan dengan pemanfaatan batra akupunktur
menunjukkan hubungan yang sedang r = -0,299 dan berpola negatif, artinya semakin banyak responden yang bekerja maka akan semakin rendah yang
memanfaatkan batra akupunktur. b.
Hubungan variabel persepsi dengan pemanfaatan batra akupunktur menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,498 dan berpola positif, artinya
semakin baik persepsi responden terhadap batra akupunktur maka akan semakin tinggi pula pemanfaatan batra akupunktur.
c. Hubungan variabel kepercayaan dengan pemanfaatan batra akupunktur
menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,612 dan berpola positif, artinya semakin tinggi kepercayaan terhadap batra akupunktur maka akan semakin
tinggi pula pemanfaatan batra akupunktur. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.17. berikut :
Tabel 4.17. Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson
No. Variabel
Correlation Coefficient r Sig p
1. Pendidikan
-0,108 0,335
2. Pekerjaan
-0,299 0,007
3. Penghasilan
0,017 0,878
4. Persepsi
0,498 0,000
5. Kepercayaan
0,612 0,000
Universitas Sumatera Utara
4.4. Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk memperoleh penjelasan dari setiap data, mengenai hubungan antara beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen, yang dimaksudkan
untuk dapat memberikan informasi yang lebih banyak bukan sekadar deskripsi dari data yang teramati, tetapi juga dapat menarik inferensi tentang hubungan dari tiap
variabel populasi asal sampel diambil, maka analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji regresi linier berganda pada tingkat kepercayaan 95
α = 0,05 dengan metode Enter.
Berdasarkan hasil uji statistik bivariat diketahui bahwa variabel pendidikan, pekerjaan, penghasilan, persepsi dan kepercayaan menunjukkan p-value 0,25,
sehingga variabel-variabel tersebut dapat dilanjutkan analisis multivariat regresi linier berganda Yasril, 2009. Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat
kepercayaan 95 α = 0,05 menunjukkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel pekerjaan p = 0,018 dan
kepercayaan p = 0,000 terhadap pemanfaatan batra akupunktur karena nilai p0,05. Variabel persepsi tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan batra
akupunktur. 2.
Koefisien determinan Adjusted R Square menunjukkan nilai 0,424 ini berarti regresi linier yang digunakan dapat menjelaskan pengaruh pekerjaan, persepsi dan
kepercayaan terhadap pemanfaatan batra akupunktur sekitar 42,4 dan selebihnya 57,6 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
3. Hasil uji Anova memiliki nilai F hitung 18,887 F = 18,887 dan p = 0,000 0,05
menunjukkan variabel independen variabel pekerjaan, persepsi dan kepercayaan mampu menjelaskan secara nyata terhadap variabel dependen pemanfaatan batra
akupunktur pada tingkat kepercayaan 95. 4.
Model persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = 0,432 konstanta + -0,401 X1 + 0,161 X2
Keterangan: Y
= Variabel pemanfaatan batra akupunktur X1
= Variabel pekerjaan X2
= Variabel kepercayaan 5.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa apabila variabel independen pekerjaan naik satu poin maka pemanfaatan batra akupunktur akan menurun sebesar 0,401
kali, apabila variabel independen kepercayaan naik satu poin maka pemanfaatan batra akupunktur akan naik sebesar 0,161 kali. Hasil regresi tersebut sesuai
dengan Tabel 4.18. berikut ini.
Tabel 4.18. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Sosiodemografi dan Sosiopsikologi Terhadap Pemanfaatan Batra Akupunktur
No. Variabel
Taraf Signifikan
B R
R Square
P Value
1. Konstanta
0,406 0,432
0,651 0,424
0,000
2. Pekerjaan
0,018 -0,401
3. Persepsi
0,311 0,017
4. Kepercayaan
0,000 0,161
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Variabel yang Memiliki Pengaruh Terhadap Pemanfaatan Batra
Akupunktur
5.1.1. Pengaruh Variabel Pekerjaan Terhadap Pemanfaatan Batra Akupunktur
Hasil uji statistik Regresi Linier Berganda menunjukkan bahwa variabel pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan batra
akupunktur p = 0,018 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Azhari 2002, yakni pekerjaan
merupakan salah satu ukuran dari status sosial ekonomi yang tercakup ke dalam faktor konsumen yakni merupakan faktor yang memengaruhi kebutuhan yang
dirasakan sehingga memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai juga dengan pendapat Donabedian yang dikutip oleh Dever 1984, yakni tingkat
kesakitan atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen berhubungan langsung dengan penggunaan atau permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Salah satu
variabel yang memengaruhi kebutuhan yang dirasakan adalah pekerjaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Department of Health
Education and Welfare, USA yang dikutip oleh Damhar 2002, yakni faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan salah satunya adalah faktor
ekonomi. Faktor ekonomi meliputi status ekonomi , yang terdiri dari pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pemanfaatan yang tinggi terhadap batra akupuntur oleh responden yang tidak bekerja, karena responden tersebut memiliki
Universitas Sumatera Utara