Aktor – Aktor Dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung Kabupaten Deli Serdang

Didukung oleh PKS, PNI Marhaenisme, PKPB, PBSD, PPIB, PNBK, PSI, PPDK. 5. H. Wagirin Arman dan Hj. Chairiah Sudjono Giatmo, SE Didukung oleh Partai Golongan Karya 4 Empat pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang berasal dari perseorangan Independen yaitu sebagai berikut : 1. H. M. Supriyanto dan Dicky Zulkarnain, SE 2. Drs. Rabualam Syahputra dan Ir. Rahmat Setiabudi, MSc 3. Saiful Anwar, S.sos. MSP dan Sugito 4. H. Sihabudin, SE dan Ir. Suria Darma Ginting, SP. MM

3.2 Aktor – Aktor Dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peserta Pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ketentuan ini diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Undang-undang ini menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa pasal menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2008 perubahan kedua atas Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dalam Pasal 59 1 Universitas Sumatera Utara Peserta pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik dan pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Dalam pemilihan kepala daerah langsung di Kabupaten Deli Serdang diikuti oleh 9 Sembilan pasang calon yaitu : 5 Lima pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang berasal dari partai politik atau gabungan partai politik yaitu sebagai berikut : 1. Drs. H. Amri Tambunan dan Zainuddin Mars Didukung oleh Partai Demokrat, PKB, Partai Patriot Pancasila, PBR, PPDI, PKPI, Partai Pelopor, PBB, Partai Merdeka, PPNUI. 2. Drs. H. Hasaiddin Daulay dan Drs. H. Putrama Alkhairi Didukung oleh Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional. 3. Ruben Tarigan, SE dan Dedi Irwansyah, SE Didukung oleh PDI Perjuangan. 4. Drs. T. Akhmad Thala’a dan Satria Yudha Wibowo, ST Didukung oleh PKS, PNI Marhaenisme, PKPB, PBSD, PPIB, PNBK, PSI, PPDK. 5. H. Wagirin Arman dan Hj. Chairiah Sudjono Giatmo, SE Didukung oleh Partai Golongan Karya 4 Empat pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang berasal dari perseorangan Independen yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. H. M. Supriyanto dan Dicky Zulkarnain, SE 2. Drs. Rabualam Syahputra dan Ir. Rahmat Setiabudi, MSc 3. Saiful Anwar, S.sos. MSP dan Sugito 4. H. Sihabudin, SE dan Ir. Suria Darma Ginting, SP. MM Perbedaan calon dari Partai Politik dan Calon Independen dapat dilihat dari persyaratan masing - masing yang akan maju mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Dapat dilihat syarat Partai politik atau gabungan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a dalam Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2008 yaitu Partai Politik dapat mendaftarkan pasangan calon apabila memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15 lima belas persen dari jumlah kursi DPRD atau 15 limabelas persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan. 2a Pasangan calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dapat mendaftarkan diri sebagai pasangan calon gubernurwakil gubernur apabila memenuhi syarat dukungan dengan ketentu an: a. provinsi dengan jumlah penduduk sampai dengan 2.000.000 dua juta jiwa harus didukung sekurang- kurangnya 6,5 enam koma lima persen; b. provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 2.000.000 dua juta sampai dengan 6.000.000 enam juta jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 5 lima persen; c. provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 6.000.000 enam juta sampai dengan 12.000.000 dua belas juta jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 4 empat persen; dan d. provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 12.000.000 dua belas juta jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 3 tiga persen. Universitas Sumatera Utara Sedangkan 2b Pasangan calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dapat mendaftarkan diri sebagai pasangan calon bupatiwakil bupati atau walikotawakil walikota apabila memenuhi syarat dukungan dengan ketentuan: a. kabupatenkota dengan jumlah penduduk sampai dengan 250.000 dua ratus lima puluh ribu jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 6,5 enam koma lima persen; b. kabupatenkota dengan jumlah penduduk lebih dari 250.000 dua ratus lima puluh ribu sampai dengan 500.000 lima ratus ribu jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 5 lima persen; c. kabupatenkota dengan jumlah penduduk lebih dari 500.000 lima ratus ribu sampai dengan 1.000.000 satu juta jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 4 empat persen; dan d. kabupatenkota dengan jumlah penduduk lebih dari 1.000.000 satu juta jiwa harus didukung sekurang-kurangnya 3 tiga persen. 2c Jumlah dukungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat 2a tersebar di lebih dari 50 lima puluh persen jumlah kabupatenkota di provinsi dimaksud. 2d Jumlah dukungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat 2b tersebar di lebih dari 50 lima puluh persen jumlah kecamatan di kabupatenkota dimaksud. 2e Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat 2a dan ayat 2b dibuat dalam bentuk surat dukungan yang disertai dengan fotokopi Kartu Tanda Penduduk KTP atau surat keterangan tanda penduduk sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam proses penetapan pasangan calon, partai politik atau gabungan partai politik memperhatikan pendapat dan tanggapan masyarakat. Sedangkan dalam proses penetapan pasangan calon perseorangan, KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota memperhatikan pendapat dan tanggapan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Partai politik atau gabungan partai politik pada saat mendaftarkan calon partai politik, wajib menyerahkan: a. surat pencalonan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik atau pimpinan partai politik yang bergabung; b. kesepakatan tertulis antarpartai politik yang bergabung untuk mencalonkan pasangan calon; c. surat pernyataan tidak akan menarik pencalonan atas pasangan yang dicalonkan yang ditandatangani oleh pimpinan partai politik atau para pimpinan partai politik yang bergabung; d. surat pernyataan kesediaan yang bersangkutan sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah secara berpasangan; e.surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai pasangan calon; f. surat pernyataan kesanggupan mengundurkan diri dari jabatan apabila terpilih menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan; g. surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatan negeri bagi calon yang berasal dari pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia; h. surat pernyataan tidak aktif dari jabatannya bagi pimpinan DPRD tempat yang bersangkutan menjadi calon di daerah yang menjadi wilayah kerjanya; i. surat pemberitahuan kepada pimpinan bagi anggota DPR, DPD, dan DPRD yang mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah; j. kelengkapan persyaratan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58; dan k. visi, misi, dan program dari pasangan calon secara tertulis. Sedangkan calon perseorangan pada saat mendaftar wajib menyerahkan: a. surat pencalonan yang ditandatangani oleh pasangan calon perseorangan; b. berkas dukungan dalam bentuk pernyataan dukungan yang dilampiri dengan Universitas Sumatera Utara fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan tanda penduduk; c. surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai pasangan calon; d. surat pernyataan kesanggupan mengundurkan diri dari jabatan apabila terpilih menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan; e. surat pernyataan mengundurkan diri dari jabatannegeri bagi calon yang berasal dari pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia; f. surat pernyataan nonaktif dari jabatannya bagi pimpinan DPRD tempat yang bersangkutan menjadi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di daerah wilayah kerjanya; g. surat pemberitahuan kepada pimpinan bagi anggota DPR, DPD, dan DPRD yang mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah; h. kelengkapan persyaratan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58; dan i. visi, misi, dan program dari pasangan calon secara tertulis. Dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat 5a huruf b hanya diberikan kepada satu pasangan calon perseorangan. Partai politik atau gabungan partai politik sebagaimana dimaksud pada ayat 2 hanya dapat mengusulkan satu pasangan calon dan pasangan calon tersebut tidak dapat diusulkan lagi oleh partai politik atau gabungan partai politik lainnya. Masa pendaftaran pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling lama 7 tujuh hari terhitung sejak pengumuman pendaftaran pasangan calon. Di antara Pasal 59 dan Pasal 60 disisipkan 1 satu pasal, yakni Pasal 59A, yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 59A 1 Verifikasi dan rekapitulasi Universitas Sumatera Utara dukungan calon perseorangan untuk pemilihan gubernurwakil gubernur dilakukan oleh KPU provinsi yang dibantu oleh KPU kabupatenkota, PPK, dan PPS. 2 Verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan untuk pemilihan bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota dilakukan oleh KPU kabupatenkota yang dibantu oleh PPK dan PPS. 3 Bakal pasangan calon perseorangan untuk pemilihan bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota menyerahkan daftar dukungan kepada PPS untuk dilakukan verifikasi paling lambat 21 dua puluh satu hari sebelum waktu pendaftaran pasangan calon dimulai. 4 Bakal pasangan calon perseorangan untuk pemilihan gubernurwakil gubernur menyerahkan daftar dukungan kepada PPS untuk dilakukan verifikasi paling lambat 28 dua puluh delapan hari sebelum waktu pendaftaran pasangan calon dimulai. 5 Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan ayat 4 dilakukan paling lama 14 empat belas hari sejak dokumen dukungan bakal pasangan calon perseorangan diserahkan. 6 Hasil verifikasi dukungan calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 dituangkan dalam berita acara, yang selanjutnya diteruskan kepada PPK dan salinan hasil verifikasi disampaikan kepada bakal pasangan calon. 7 PPK melakukan verifikasi dan rekapitulasi jumlah dukungan bakal pasangan calon untuk menghindari adanya seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari satu bakal pasangan calon dan adanya informasi manipulasi dukungan yang dilaksanakan paling lama 7 tujuh hari. 8 Hasil verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat 6 dituangkan dalam berita acara yang selanjutnya diteruskan kepada KPU kabupatenkota dan salinan hasil verifikasi dan rekapitulasi disampaikan kepada bakal pasangan calon. 9 Dalam pemilihan Universitas Sumatera Utara bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota, salinan hasil verifikasi dan rekapitulasi sebagaimana dimaksud pada ayat 8 dipergunakan oleh bakal pasangan calon dari perseorangan sebagai bukti pemenuhan persyaratan dukungan pencalonan. 10 KPU kabupatenkota melakukan verifikasi dan rekapitulasi jumlah dukungan bakal pasangan calon untuk menghindari adanya seseorang yang memberikan dukungan kepada lebih dari satu bakal pasangan calon dan adanya informasi manipulasi dukungan yang dilaksanakan paling lama 7 tujuh hari. 11 Hasil verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat 10 dituangkan dalam berita acara yang selanjutnya diteruskan kepada KPU provinsi dan salinan hasil verifikasi dan rekapitulasi disampaikan kepada bakal pasangan calon untuk dipergunakan sebagai bukti pemenuhan persyaratan jumlah dukungan untuk pencalonan pemilihan gubernurwakil gubernur. Pasal 60 1 Pasangan calon sebagaimana dimaksud dalamPasal 59 ayat 1 diteliti persyaratan administrasinya dengan melakukan klarifikasi kepada instansi pemerintah yang berwenang dan menerima masukan dari masyarakat terhadap persyaratan pasangan calon. 2 Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat 1diberitahukan secara tertulis kepada calon partai politik dengan tembusan pimpinan partai politik, gabungan partai politik yang mengusulkan, atau calon perseorangan paling lama 21 dua puluh satu hari terhitung sejak tanggal penutupan pendaftaran. 3 Apabila pasangan calon partai politik atau gabungan partai politik belum memenuhi syarat atau ditolak karena tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 danatau Pasal 59 ayat 5, partai politik atau gabungan partai politik yang mengajukan calon diberi kesempatan untuk Universitas Sumatera Utara melengkapi danatau memperbaiki surat pencalonan beserta persyaratan pasangan calon atau mengajukan calon baru paling lama 7 tujuh hari sejak saat pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota. 3a Apabila belum memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 dan Pasal 59 ayat 5a huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf i, calon perseorangan diberi kesempatan untuk melengkapi danatau memperbaiki surat pencalonan beserta persyaratan pasangan calon paling lama 7 tujuh hari sejak saat pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota. 3b Apabila belum memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat 5a huruf a, calon perseorangan diberi kesempatan untuk melengkapi danatau memperbaiki surat pencalonan beserta persyaratan pasangan calon paling lama 14 empat belas hari sejak saat pemberitahuan hasil penelitian persyaratan oleh KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota. 3c Apabila calon perseorangan ditolak oleh KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota karena tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 atau Pasal 59 ayat 5a, pasangan calon tidak dapat mencalonkan kembali. 4 KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota melakukan penelitian ulang tentang kelengkapan danatau perbaikan persyaratan calon sebagaimana dimaksud pada ayat 3, ayat 3a, dan ayat 3bsekaligus memberitahukan hasil penelitian tersebut paling lama 14 empat belas hari kepada pimpinan partai politik atau gabungan partai politik yang mengusulkannya atau calon perseorangan. 5 Apabila hasil penelitian berkas calon sebagaimana dimaksud pada ayat 4 tidak memenuhi syarat dan ditolak oleh KPU provinsi danatau KPU kabupatenkota, partai politik, gabungan partai politik, atau calon Universitas Sumatera Utara perseorangan tidak dapat lagimmengajukan calon. 6 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penelitian persyaratan administrasi pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan peraturan KPU. Jadi dapat dilihat bahwa perbedaan pencalonan dari Partai Politik dan Calon Independen berbeda ini terlihat dari syarat pencalonan, pencalonan dari Partai Politik harus memenuhi persyaratan perolehan sekurang-kurangnya 15 lima belas persen dari jumlah kursi DPRD atau 15 limabelas persen dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan. Sedangkan syarat pencalonan dari Calon Independen yang bersifat teknis di lapangan, seperti menghimpun dukungan melalui pengumpulan KTP, tandatangan, cap jempol, atau dalam bentuk yang lain sebagainya. Hal ini juga sebagai sekadar menjadi bukti bahwa tidak semua orang bisa seenaknya mencalonkan diri melalui jalur independen. Untuk menjadi calon independen, dibutuhkan dukungan minimal antara 3 persen hingga 6,5 persen. Di luar soal dukungan minimal itu, yang lebih penting, terbukanya peluang calon independen diharapkan bisa mendorong partai - partai untuk introspeksi sekaligus mawas diri. Dalam pemilihan kepala daerah langsung di Kabupaten Deli Sedang yang diikuti 9 sembilan pasang calon yang masing - masing 5 lima dari Partai Politik dan 4 empat dari Calon Independen. Salah satu dari 4 empat pasang Calon Independen dalam pemilihan kepala daerah langsung di Kabupaten Deli Sedang yang menjadi studi kasus dalam skripsi saya yaitu pasangan Drs. Rabualam Syahputra dan Ir. Rahmat Setia Budi M.Sc. Universitas Sumatera Utara Latar belakang Drs. Rabualam Syahputra dan Ir. Rahmat Setia Budi M.Si mencalonkan diri sebagai calon Kepala Daerah atau Bupati Deli Serdang dari calon Independen atau perorangan didasari keinginan mereka yang selama ini melihat bahwa rata-rata calon Bupati atau Kepala Daerah muncul dari Golongan Pejabat Birokrat, Tokoh Partai Politik dan Pengusaha dan hasil pemerintahan yang dipimpin oleh Golongan di atas dirasakan belum memberikan perubahan yang berarti terhadap upaya peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata. Oleh karena itu perlu dimunculkan tokoh alternatif dari latar belakang Aktivis Rakyat atau tokoh pergerakan rakyat yang punya jiwa pemberani, cerdas dan berfikir Revolusioner yang selama ini hidup bersama rakyat dan merasakan bagaimana sesungguhnya yang diinginan rakyat terhadap kepemimpinan kepala Daerahnya yakni secara sungguh-sungguh secara lahir dan bathin berjuang demi untuk kesejahteraan rakyatnya dengan tidak mengutamakan kepentingan pribadi, kroni atau keluarganya. Sedangkan untuk pencalonan Kepala Daerah melalui jalur partai politik membutuhkan biaya yang sangat besar karena partai-partai tersebut akan mengenakan biaya “Perahu” bagi calon Kepala Daerah yang akan diusung oleh partai tersebut, Biaya “Perahu” tersebut nilainya sampai milyaran rupiah, sehingga hanya calon Kepala Daerah yang mempunyai banyak uang atau kaya raya dapat mendaftar menjadi Kepala Daerah lewat jalur partai politik, walau sebenarnya tidak ada peraturan yang secara resmi baik dalam peraturan KPU maupun partai politik kewajiban membayar uang ‘Perahu” tapi tradisi yang tercela ini terus berlangsung di semua partai politik. Selanjutnya hal inilah yang membuat calon Kepala Daerah kadang menghalalkan segala cara untuk memenangkan Universitas Sumatera Utara pertarungan politik yang membuat pemilihan kepala daerah sering menjadi awal praktek korupsi bagi para Kepala Daerah yang memenangkan pemilihan karena telah mengeluarkan biaya pemilihan yang sangat besar sekali yang kadang dana tersebut diperoleh dari para mafia proyek dan mafia jabatan di lingkungan pemerintahannya setelah Ia nantinya duduk sebagai pejabat Kepala Daerah. Sedangkan pencalonan independent berbanding terbalik karena tidak harus membayar “perahu” partai politik. Bagi calon Kepala Dearah dari independent atau perorangan hanya disyaratkan dalam Undang-Undang nomor 12 tahun 2008 tentang pemilihan Kepala Daerah hanya mengumpulkan dukungan berupa tanda tangan dan poto copy KTP sebanyak 3 persen dari jumlah penduduk di daerah pemilihan yang tersebar di 50 persen wilayah pemilihan. Menurut pasangan Drs. Rabualam Syahputra dan Ir. Rahmat Setia Budi M.Si persyaratan itu cukup mudah mereka peroleh karena Drs. Rabualam Syahputra mempimpin sebuah sebuah Organisasi Masyarakat Ormas lokal yang bernama Perhimpunan Aktivis Rakyat Indonesia atau disingkat PARI-SU, Jaringan Aktivis Rakyat dan Aktivis LSM yang tersebar di seluruh pelosok daerah pemilihan mereka. Dari para Aktivis dan dukungan masyarakat itulah mereka bisa mendaftar tanpa membayar tanda tangan dan poto Copy KTP masyarakat sehingga pada tahapan pendaftaran mereka tidak mengeluarkan dana yang banyak hanya biaya penggandaan berkas dukungan yang di minta KPUD Deli Serdang. Sementara itu bagi calon Kepala Daerah yang mencalonkan dirinya dari partai politik atau gabungan partai politik pada tahap pendaftaran sudah menghabiskan uang dalam jumlah milyaran rupiah untuk membeli “perahu” partai, atau bagi calon independent yang tidak mempunyai basis dukungan rakyat secara riel tapi mencari dukungan masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan cara membeli tanda tangan dan poto copy KTP juga mengeluarkan dana yang cukup besar. Selain itu, jika mencalonkan diri sebagai calon independent atau perorangan akan terbebas dari kompliks kepentingan partai politik yang mencalonkan diri kita menjadi calon Kepala Daerah ketika nanti berhasil menjadi Kepala Daerah. Banyak kepala Daerah yang dicalonkan oleh partai politik menjadi tersandera dan harus selalu melayani kepentingan partai yang telah mencalonkan dirinya yang sering kali kepentingan partai tersebut tidak sejalan dengan peraturan dan perundang-undangan yang ada sehingga membuat Kepala Daerah menyalahgunakan jabatan yang dimilikinya. Bagi calon Independent hal- hal tersebut tidak akan terjadi sehingga akan bebas mengabdikan jabatannya secara penuh hanya untuk kepentingan seluruh rakyat yang dipimpinnya sehingga akan lebih mudah untuk membangun daerah dalam rangka mensejahterakan rakyat yang telah memberi amanah kepada dirinya untuk memegang tampuk pemerintahan secara utuh, solid dan berwibawa. Tujuan pasangan Drs. Rabualam Syahputra dan Ir. Rahmat Setia Budi mencalonkan diri sebagai kepala Daerah dari unsur independen karena niat yang tulus dan ikhlas dengan tujuan mengerahkan segenap kemampuan intelektual dan pengetahuan di bidang kemasyarakatan ingin memajukan rakyat Deli Serdang dari berbagai bidang dan segi kehidupan dalam rangka membawa rakyat Deli Serdang mencapai kesejahteraan, adil, makmur dan berperadaban yang mulia. Selain itu ingin membuat Pemerintahan Deli Serdang benar-benar menjadi pelindung dan pengayom rakyat sehingga rakyat bisa merasakan bukan hanya sekedar memiliki pemerintahan akan tetapi benar-benar memiliki pemimpin yang Universitas Sumatera Utara perduli dan tangap terhadap segala persoalan yang dihadapi rakyatnya karena pemimpin mereka lahir dari unsur rakyat sendiri atau independen yang memiliki kebebasan untuk memajukan rakyat tanpa bayang-bayang dan intervensi dari pihak manapun khususnya dari partai-partai politik yang telah mencalonkan dirinya. Dengan niat dan tekad yang kuat membebaskan rakyat Deli Serdang dari ketidakberdayaan moril dan materil serta mampu menjadikan rakyat Deli Serdang lebih makmur, sejahtera, adil dan makmur. Drs. Rabualam Syahputra dan Ir. Rahmat Seti Budi M.Si memiliki Visi dan Misi untuk menjadi calon Bupati Deli Serdang dari calon independen yaitu dengan Visi mereka agar terwujudnya Rakyat Deli Serdang yang Relegius, Amanah, Bermartabat dan Unggul. Dan Misi mereka yang ingin membangun masyarakat Deli Serdang yang Beriman dan Bertaqwa Imtaq, menjadikan Birokrasi Pemerintahan yang Amanah dalam melayani Rakyat, membawa Rakyat hidup bermartabat, Sejahtera dan Terhormat, menjadikan rakyat Deli Serdang Unggul dalam bidang Pendidikan, Kesehatan, Pertanian, Ekonomi, dan Wirausaha. Dengan modal ilmu dan pengetahuan serta tim work yang unggul mereka sangat yakin Visi dan misi mereka akan dapat mereka laksanakan dalam pemerintahan mereka jika telah menjadi Kepala Derah. Respon atau tanggapan masyarakat terhadap tawaran Visi dan Misi mereka ini Ada yang merespon positif dan yakin dengan visi dan misi pasangan ini maka mereka mendukung dan kemungkinan besar memilih kita dalam hari H pemilihan namun masyarakat golongan seperti ini sangat minim jumlahnya sekarang ini karena kebanyakan masyarakat tidak memeperdulikan Visi dan Misi semua calon Kepala Daerah apakah bagus atau tidak . Yang penting bagi Universitas Sumatera Utara masyarakat kita sekarang ini adalah calon Kepala Daerah yang mencalonkan diri mampu dalam kampanyenya membagi-bagikann uang, sembako dan membangun jalan dan aspal, tidak perduli dari mana uang yang dikelaurkan oleh sang calon. Artinya siapa pun calon Kepala Daerahnya biar orang baik atau orang jahat sekalipun yang penting membagi bagikan uang dan fasilitas yang mereka butuhkan baru akan dipilih oleh masyarakat. Kondisi moral masyarakat yang sudah parah, pragmatis, miskin dan materialistik. Pasangan Drs. Rabualam Syahptra dan Ir. Rahmat Setia Budi M.Si dalam menghadapi respon atau tanggapan masyarakat yang beragam terhadap Visi dan Misi yang mereka tawarkan maka atas respon atau tanggapan itu mereka hanya mengingatkan bahwa untuk membawa perubahan yang berarti buat rakyat Deli Serdang bukan dilihat dari Sosok calon Kepala Daerah yang mampu membayar atau membeli suara tapi pada sosok calon Kepala Daerah yang berkualitas dan memiliki Visi dan Misi dan Program yang baik untuk membangun Rakyat. Hal ini selalu mereka sampaikan pada setiap kesempatan bertemu dengan rakyat. Walau pada kenyataannya rakyat tidak butuh calon kepala Daerah yang punya Visi dan Misi yang bagus tapi rakyat butuh calon Kepala Daerah yang mampu membagi - bagikan uang dan fasilitas kebutuhan langsung masyarakat pada saat kampanye pilkada berlangsung. Slogan yang dibawa pasangan Drs. Rabualam Syahputra dan Ir. Rahmat Setia Budi M.Si ketika kampanye Pemilihan Kepala Daerah Di Kabupaten Deli Serdang yaitu Bebaskan Rakyat Deli Serdang dari Kemiskinan dan Pengangguran. Universitas Sumatera Utara Namun disayangkan, slogan mereka tidak diterima karena rakyat sudah lama miskin dan termiskinkan oleh sistem dan pemerintahan selama ini sehingga rakyat butuh uang dan harus dibayar di depan jika suara mereka dibutuhkan pada hari H pemilihan, rakyat butuh uang tunai bukan cita-cita untuk hari yang akan datang. Hal ini disebabkan karena selama ini masyarakat sudah cukup miskin dan menderita sehingga tidak punya kesabaran dan nilai-nilai tentang idialisme dan nilai luhur. Disamping itu juga banyak calon Kepala Daerah yang memanfaatkan kemiskinan rakyat itu untuk menjadi pahlawan kesiangan dengan membagi- bagikan uang dan sembako sehingga rakyat kehilangan nalar sehat dan sikap kritis terhadap situasi yang semu dan menyesatkan. Bentuk kampanye pasangan Drs. Rabualam Syahputra dan Ir. Rahmat Setia Budi M.Si dalam Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Deli Serdang dengan 2 dua cara yakni : Dialogis yakni ketemu dengan simpul-simpul tokoh masyarakat dibeberapa Desa yang ada di Deli Serdang, Kampanye model Dialogis ini disimpulkan bentuk kampanye yang sangat sukses karena hampir di daerah atau desa tempat acara Dialog tersebut suara kita cukup signifikan dan dapat mengalahkan calon lainnya kendati calon Kepala Daerah lainnya mempengaruhi rakyat dengan membagi sembako dan uang. Sayangnya waktu kampanye dan stamina kita terbatas untuk bisa mengunjungi semua desa sehingga hanya beberapa Desa saja yang dapat kita kunjungi yang seluruhnya menerima visi dan Misi kampanye kita dan melakukan Road show membagi-bagi brosur dan selebaran dengan iring-iringan massa pendukung di Zone kampanye tanpa melakukan kampanye akbar dilapangan dikarenakan keterbatasan dana kampanye. Universitas Sumatera Utara Pasangan Drs. Rabualam Syahputra dan Ir. Rahmat Setia Budi M.Si melakukan Pendekatan kepada masyarakat yakni melalui pertemuan - pertemuan dengan kelompok -kelompok masyarakat yang selama ini selalu mereka dampingi dalam kehidupan sehari-harinya, misalkan dengan kelompok Buruh pabrik mereka diskusi soal kesejahteraan buruh dan kasus buruh dilingkungan pekerjaannya. Dengan Kelompok Pansiunan perkebunan bicara soal perjuangan hak atas rumah pensiunan dan santunan hari tua untuk kesejahteraan pansiunan, Dengan tokoh agama persoalan pembinaan dan penerapan nilai-nilai agama yang harus dilaksanakan untuk mencapai masyarakat yang bertaqwa. Sayangnya pendekatan dengan model pendekatan pertemuan ini waktunya sangat terbatas sehingga hanya sedikit masyarakat yang tercerahkan untuk memilih calon Kepala Daerah yang berkualitas, mayoritas masyarakat termobilisasi oleh kekuatan calon Kepala Daerah yang banyak dengan membayar mereka untuk hadir pada acara kampanye dan pembagian sembako dan uang secara gratis.

3.3 Hasil Dari Pemilihan Kepala Daerah Langsung Kabupaten Deli Serdang