1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kelulusan siswa SMPN 1 Gunung
Meriah Kabupaten Aceh Singkil tahun ajaran 20092010.
2. Bagaimana mengklasifikasikan nilai kelulusan siswa SMPN 1 Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil tahun ajaran 20092010 sesuai dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Penelitian ini dibatasi dalam beberapa hal, yaitu: 1.
Penelitian ini hanya dilakukan di kelas 3 SMPN 1 Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil tahun ajaran 20092010.
2. Hanya untuk mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kelulusan
siswa kelas 3 SMPN 1 Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil tahun ajaran 20092010 dengan menggunakan Analisis Diskriminan.
1.4 TINJAUAN PUSTAKA
Suryatmojo 2006, melakukan penelitian terhadap perilaku PNS Administrasi UNS berbelanja di toko KPRI UNS Surakarta dengan Analisis Diskriminan dan didapatkan
hasil bahwa terdapat perbedaan perilaku belanja yang signifikan antara perilaku PNS Administrasi UNS yang sering berbelanja dengan yang jarang berbelanja ditoko KPRI
UNS Surakarta.
Pengklasifikasian adalah salah satu analisis statistika yang diperlukan jika ada beberapa kelompok kemudian ingin diketahui apakah kelompok-kelompok tersebut
memang berbeda secara statistika. Kelompok-kelompok ini terjadi karena ada pengaruh satu atau lebih faktor lain yang merupakan faktor independen. Kombinasi
Universitas Sumatera Utara
linier dari faktor-faktor ini akan membentuk suatu fungsi diskriminan Tatham et.al,
1998. Ada dua asumsi utama yang harus dipenuhi pada analisis diskriminan ini, yaitu:
1. Sejumlah p faktor penjelas harus berdistribusi normal.
2. Matriks varians-covarians faktor penjelas berukuran
pada kedua kelompok harus sama.
Analisis diskriminan mirip dengan regresi linear berganda multivariabel regression
. Perbedaannya, analisis diskriminan dipakai kalau faktor dependennya kategoris maksudnya kalau menggunakan sklala ordinal ataupun skala nominal dan
faktor independennya menggunakan skala metrik interval dan rasio. Sedangkan dalam regresi independen, bisa metrik maupun nonmetrik. Model analisis diskriminan
adalah sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linier dari berbagai variabel independen, Simamora 2005.
Model analisis diskriminan berkenaan dengan kombinasi linear yang bentuknya sebagia berikut :
ik k
ij j
i i
i i
X b
X b
X b
X b
X b
b D
+ +
+ +
+ +
+ =
3 3
2 2
1 1
Dengan :
i
D = nilai skor diskriminan dari responden objek ke-i.
Dimana i = 1, 2, . . . , n.
D
merupakan variabel tak bebas.
ij
X
= faktor atribut ke-j dari responden ke-i
j
b
= koefisien atau timbangan diskriminan dari faktor atau atribut ke-j
ij
X
= faktor bebasprediktor ke-j dari responden ke-i, juga disebut atribut, seperti disebutkan diatas.
Koefisien atau timbangan weigh fungsi diskriminan b
j
diperkirakan sedemikian rupa sehingga kelompok katagori mempunyai nilai fungsi diskriminan skor yang sangat
berbeda. Kalau ada dua katagori A dan B, nilaiskor fungsi diskriminan dari kelompok
Universitas Sumatera Utara
yang satu A sangat berbeda dengan kelompok ke dua B. kalau ada tiga kelompok A, B, dan C. Nilai fungsi diskriminan kelompok A sanngat berbeda dengan kelompok
B dan sangat berbeda dengan kelompok C. Ini terjadi kalau rasio sum of squares antara kelompok dengan sum of squares dalam kelompok untuk nilaiskor fungsi
diskriminan maksimum atau rasio varian antar-kelompok dengan varian dalam kelompok sebesar mungkin maksimum. Objek dalam kelompok homogen atau
relatif homogen, sedangkan antar-kelompok sangat heterogen. Setiap kombinasi linear prediktor lainnya akan memberikan nilai rasio yang lebih kecil, Supranto 2004.
Menurut Maholtra 1999, analisis diskriminan terdiri dari lima tahap, yaitu : 1.
Merumuskan masalah, tahap ini mencakup jawaban atas pertanyaan kenapa analisis diskriminan dilakukan latar belakang masalah dan apa tujuan analisis
diskriminan, termasuk variabel-variabel apa yang dilibatkan. 2.
Mengestimasi fungsi diskriminan, estimasi dapat dilakukan setelah sampel analisis diperoleh. Ada dua pendekatan umum yang diperoleh. Pertama, metode
langsung direct method, yaitu suatu cara mengestimasi fungsi diskriminan dengan melibatkan faktor-faktor prediktor sekaligus. Setiap faktor di masukkan
tanpa memperhatikan kekuatan diskriminan masing-masing faktor. Metode ini baik kalau faktor-faktor prediktor dapat di terima secara teoritis. Kedua,
stepwise method dalam metode ini faktor prediktor di masukkan secara
bertahap, tergantung pada kemampuannya melakukan diskriminan grup. Metode ini cocok kalau peneliti ingin memilih sejumlah faktor prediktor untuk
membentuk fungsi diskriminan. 3.
Memastikan signifikansi determinan. 4.
Interpretasi output. 5.
Uji signifikansi, tak ada gunanya mengintepretasi hasil analisis diskriminan kalau fungsinya tidak signifikan.
Suranto dan Riza 2005, melakukan penentuan strategi pemasaran berdasarkan perilaku konsumen dengan metode diskriminan, di dapat hasil bahwa
model diskriminan yang ada ternyata valid dan dapat digunakan, karena mempunyai tingkat ketepatan prediksi dari model adalah 60,7, yaitu lebih besar dari 50 dan
juga mempunyai grup validasi silang yang terklasifikasi dengan baik sebesar 60,7
Universitas Sumatera Utara
sehingga terdapat perbedaan perilaku yang nyata antara konsumen yang sering berbelanja dengan mereka yang jarang berbelanja di PT. Gudang Rabat Alfa
Retailindo. Untuk model diskriminan dengan tiga kelompok, pembagian faktor bebas tidak seperti kasus dua kelompok, yakni ‘langsung’ faktor A ke kelompok 1, faktor B
ke kelompok 2 dan seterusnya. Pada kasus tiga kelompok, seluruh faktor bebas dilakukan proses reduksi faktor dahulu, yakni menjadi satu atau beberapa faktor.
Setelah itu, setiap kelompok sering, cukup dan jarang akan ditentukan lebih cenderung masuk ke faktor yang mana. Jadi dasar pembagian adalah faktor dan bukan
faktor bebas yang semula.
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mendiskriminan mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kelulusan siswa SMPN 1 Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil tahun ajaran
20092010.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang lebih dominan mempengaruhi
kelulusan siswa SMPN 1 Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil tahun ajaran
20092010.
1.6 KONTRIBUSI PENELITIAN
Dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk lebih mengetahui dan memahami tentang analisis diskriminan. Selain itu tulisan ini diharapkan dapat di manfaatkan
oleh sekolah sebagai bahan acuan dan pendukung untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelulusan siswa.
Universitas Sumatera Utara
1.7 METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini di lakukan dengan beberapa langkah yaitu:
1. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer bersumber dari hasil wawancara terhadap responden dengan
menggunakan angket kuesioner yang diberikan kepada responden. Sedangkan data skunder diperoleh dari hasil penilaian belajar siswai kelas III SMPN 1
Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Tahun Ajaran 20092010. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswai kelas III SMPN 1 Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil. Dan populasi telah diketahui homogen dan diasumsikan bahwa populasi berdistribusi normal.
2. Pengolahan Data
Metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis diskriminan dengan bantuan SPSS dengan tahapan sebagai berikut:
1. Memisahkan faktor ke dalam faktor dependent dan faktor independent.
2. Analysis Case Processing Summary, tabel yang menyatakan bahwa
responden jumlah kasus atau baris SPSS semuanya valid sah untuk di proses, dapat mengetahui data yang hilang missing.
3. Group Statistics, tabel yang menunjukkan jumlah responden yang
mempunyai pengaruh terhadap kelulusan siswa yaitu lulus atau tidak lulus. 4.
Test of Equality Group Means, tabel yang menunjukkan apakah terdapat perbedaan yang signifikan untuk dua grup diskriminan dengan berdasarkan
uji F. 5.
Variable EnteredRemoved, tabel yang menyajikan dari tujuh faktor yang dapat dimasukkan entered dalam persamaan diskriminan.
6. Variable in The Analysis, tabel yang berisi rangkaian proses tahap
sebelumnya, mengenai pemilihan faktor satu persatu yang dimasukkan ke dalam model.
Universitas Sumatera Utara
7. Variable Not in The Analysis, tabel ini berisi ‘kebalikan’ dari tabel
sebelumnya, yang memuat faktor yang akan dikeluarkan satu per-satu dari model.
8. Eigenvalues, interpretasi dari pengelompokkan faktor ke dalam satu atau
lebih faktor yang dianalis. 9.
Wilk’s Lambda, mengindikasi perbedaan yang signifikan nyata antara kedua grup dalam k model diskriminan berdasarkan angka Chi-Square.
10. Standardized Canonical Discriminant Function Coefficient, menentukan
faktor mana yang akan masuk ke faktor mana, dasar pemasukan faktor dilihat pada besar korelasi kanonikal, dengan korelasi terbesar masuk ke
faktor yang bersangkutan. 11.
Structure Matrix, menunjukkan faktor yang paling membedakan perilaku terhadap kelulusan siswa.
12. Functions At Group Centroid, tabel ini mengelompokkan ke dua grup
dalam fungsi 1 atau fungsi 2. 13.
Casewise Statistics, tabel yang berisi rincian tiap kasus, penempatannya dalam model diskriminan serta perbandingan apakah penempatan
predicted telah sesuai dengan kenyataan. 14.
Classification Result, menunjukkan angka ketepatan prediksi dari model diskriminan. Pada umumnya ketepatan di atas 50 di anggap memadai
atau valid. d Menarik kesimpulan, yaitu menyimpulkan hasil dari SPSS 17
Universitas Sumatera Utara
Bab 2
LANDASAN TEORI
2.1 Variabel
Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka kuantitatif atau nilai mutu kualitatif. Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau lebih
atribut dari objek yang diteliti. Misalnya: tidak sekolah, tidak tamat SD, tidak tamat SMP. Maka variabelnya adalah tingkat pendidikan dari objek penelitian itu. Variabel
tingkat pendidikan merangkum semua atribut tadi.
Variabel merupakan suatu istilah yang berasal dari kata vary dan able yang berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu
setiap variabel dapat diberi nilai dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu berupa nilai kuntitatif maupun kualitatif. Dilihat dari segi nilainya, variabel dibedakan menjadi
dua, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu. Variabel diskrit nilai kuantitatifnya selalu berupa bilangan bulat. Variabel kontinu nilai kuantitatifnya bisa berupa
pecahan. http:rakim-ypk.blogspot.com. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono, 2007.
Menurut hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya, variabel terbagi atas beberapa yaitu :
a. Variabel independent independent variable atau variabel bebas yaitu
variabel yang menjadi sebab terjadinya terpengaruhnya variabel dependent variabel tak bebas.
b. Variabel dependent dependent variable atau variabel tak bebas yaitu
variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independent.
Universitas Sumatera Utara
c. Variabel moderator yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara suatu variabel dependent dengan independent. d.
Variabel intervening, seperti variabel moderator, tetapi nilainya tidak dapat diukur, seperti kecewa, gembira, sakit hati, dsb.
e. Variabel kontrol, yaitu variabel yang dapat dikendalikan oleh peneliti.
2.2 DATA