Tahun 2009 menunjukkan bahwa proporsi bayi yang diberikan ASI eksklusif adalah 43,44 dari 3.089 bayi dan insidens rate penderita diare pada balita adalah 4,3.
Sedangkan jumlah balita yang berada di Bawah Garis Merah adalah 0,3 dari 12.619 serta jumlah balita yang mengalami gizi buruk adalah 0,11.
12
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahuinya beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi anak balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi pada anak balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
1.3.2. Tujuan Khusus
a Untuk mengetahui prevalens rate status gizi pada anak balita di Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010. b
Untuk mengetahui hubungan karakteristik anak balita jenis kelamin, berat badan lahir, status imunisasi, status ASI Eksklusif, pemberian kolostrum
dengan status gizi pada anak balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
c Untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu pendidikan ibu, pengetahuan
ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak dalam keluarga dengan status gizi pada anak balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
d Untuk mengetahui hubungan riwayat penyakit infeksi penyakit ISPA, diare
dengan status gizi pada anak balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
e Untuk mengetahui hubungan kesehatan lingkungan dengan status gizi pada
anak balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010. f
Untuk mengetahui faktor yang paling dominan terhadap status gizi pada anak balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
1.4. Manfaat Penelitian
a Bahan masukan bagi Puskesmas Bandar Khalifah dalam meningkatkan
pelayanannya, khususnya pada program kegiatan peningkatan dan pengawasan status gizi anak balita.
b Sebagai bahan refrensi bagi perpustakaan FKM-USU Medan dan penelitian
selanjutnya. c
Dapat menambah wawasan dan kesempatan penerapan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan di FKM-USU dan juga sebagai salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat SKM.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gizi
Istilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 1952- 1955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari bahasa
Arab “ghidza” yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan nutrition dengan mengejanya sebagai
”nutrisi”. Terjemahan ini terdapat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu- Zain tahun 1994.
13
WHO mengartikan ilmu gizi sebagai ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut mencakup pengambilan dan
pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh dan menghasilkan energi.
14
Zat gizi nutrien adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan. Makanan setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan. Bahan makanan diuraikan menjadi zat gizi atau nutrien. Zat tersebut
selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam cairan tubuh.
15,16
2.2 Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
15
Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik bagi
seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan
Universitas Sumatera Utara