Berdasarkan tabel 5.10 di atas maka pengetahuan gizi ibu dapat dikategorikan seperti dalam tabel 5.11 :
Tabel 5.11 Distribusi Proporsi Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Pengetahuan
f
1 Kurang
71 67,6
2 Baik
34 32,4
Total 105
100
Berdasarkan tabel 5.11 di atas dapat dilihat bahwa proporsi ibu anak balita berdasarkan tingkat pengetahuan paling banyak adalah ibu yang mempunyai
pengetahuan kurang yaitu 71 orang 67,6 dan paling sedikit adalah ibu yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 34 orang 32,4.
c. Pekerjaan
Proporsi ibu anak balita berdasarkan pekerjaan ibu dapat dilihat pada tabel 5.12:
Tabel 5.12 Distribusi Proporsi Pekerjaan Ibu Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Pekerjaan
f
1 Pegawai Negeri Sipil
2 Pegawai Swasta
3 2,8
3 Wiraswasta
5 4,8
4 Ibu Rumah Tangga
97 92,4
Total 105
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.12 di atas dapat dilihat bahwa proporsi ibu anak balita berdasarkan pekerjan paling banyak adalah ibu rumah tangga yaitu 97 orang 92,4
dan tidak ada yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil.
d. Jumlah Anak Dalam Keluarga
Proporsi anak balita berdasarkan jumlah anak dapat dilihat pada tabel 5.13:
Tabel 5.13 Distribusi Proporsi Jumlah Anak di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Jumlah Anak orang
f
1 1
25 23,81
2 2
48 45,71
3 3
19 18,10
4 4
8 7,62
5 5
4 3,81
6 6
1 0,95
Total 105
100
Berdasarkan tabel 5.13 di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita berdasarkan jumlah anak paling banyak adalah yang mempunyai anak 2 orang yaitu
48 orang 45,71 dan yang paling sedikit adalah yang mempunyai anak 6 orang yaitu 1 0,95.
5.2.4 Riwayat Penyakit Infeksi a. ISPA
Proporsi anak balita berdasarkan riwayat penyakit ISPA dalam satu bulan terakhir dapat dilihat pada tabel 5.14:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14 Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit ISPA Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Riwayat ISPA
f
1 ISPA
69 65,7
2 Tidak ISPA
36 34,3
Total 105
100
Berdasarkan tabel 5.14 di atas dapat dilihat bahwa proporsi riwayat penyakit ISPA anak balita paling banyak adalah yang menderita ISPA yaitu 69 orang 65,7
dan yang tidak menderita ISPA yaitu 36 orang 34,3.
b. Diare
Proporsi anak balita berdasarkan riwayat diare dalam satu bulan terakhir dapat dilihat pada tabel 5.15:
Tabel 5.15 Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit Diare Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut sei Tuan Tahun 2010.
No Riwayat Diare
f
1 Diare
47 44,8
2 Tidak Diare
58 55,2
Total 105
100
Berdasarkan tabel 5.15 di atas dapat dilihat bahwa proporsi riwayat diare anak balita yang paling banyak adalah yang tidak menderita diare yaitu 58 orang 55,2
sedangkan yang menderita diare yaitu 47 orang 44,8.
5.2.5 Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan dapat dilihat dari tabel 5.16:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16 Distribusi Proporsi Kesehatan Lingkungan di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Kesehatan Lingkungan
f 1
Air Minum
Sumber air minum keluarga Sumur gali
PAMsumur bor Air kemasan
72 1
32 68,57
0,95 30,48
TOTAL 105
100,00
Kebiasaan minum keluarga Tidak dimasak
Kadang-kadang dimasak Dimasak sampai mendidih
22 83
20,95 79,05
TOTAL 105
100,00
Kondisi air minum 1.
Keruh, berasa dan berbau 2.
Bening, tidak berasa dan berbau 3.
Bening, tidak berasa dan tidak berbau 41
5 59
39,05 4,76
56,19 TOTAL
105 100,00
2 Jamban
Tipe jamban Cemplung
Jamban leher angsa Closet
10 95
9,52 90,48
TOTAL 105
100,00
Keadaan Jamban Tidak terawat sama sekali
Jarang dibersihkan Terawat dan bersih
8 26
71 7,62
24,76 67,62
TOTAL 105
100,00 3
Sampah
Jenis tempat pembuangan sampah Tidak ada
Lubang tanah galian Tong sampah
45 38
22 42,86
36,19 20,62
TOTAL 105
100,00
Cara pengolahan sampah Tidak diolah dan dibiarkan berserakan
Dibakar Diangkut petugas kebersihan
14 91
13,33 86,67
TOTAL 105
100,00
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.16 di atas dapat dilihat bahwa proporsi kesehatan lingkungan untuk sumber air minum yang paling banyak menggunakan sumur gali
yaitu 72 orang 68,57 dan paling sedikit menggunakan PAMsumur bor yaitu 1 orang 0,95. Dari kebiasaan minum keluarga yang paling banyak adalah air
dimasak sampai mendidih yaitu 83 orang 79,05 dan tidak memasak air yaitu 22 orang 20,95. Kondisi air minum yang paling banyak adalah bening, tidak berasa
dan tidak berbau yaitu 59 orang 56,19 dan yang paling sedikit adalah bening, tidak berasa dan berbau yaitu 5 orang 4,76.
Tipe jamban yang paling banyak digunakan adalah jamban leher angsa yaitu 95 orang 90,48 dan masih ada yang menggunakan jamban cemplung yaitu 10
orang 9,52. Keadaan jamban yang paling banyak adalah terawat dan bersih yaitu 71 orang 67,62 dan yang paling sedikit dalam keadaan tidak terawatt sama sekali
yaitu 8 orang 7,62 Dari segi sampah paling banyak yang tidak mempunyai tempat pembuangan
sampah yaitu 45 orang 42,86 dan paling sedikit menggunakan tong sampah yaitu 22 orang 20,62. Cara pengolahan sampah yang paling banyak dengan cara
membakar yaitu 91 orang 86,67 sedangkan yang diangkut petugas kebersihan tidak ada.
Berdasarkan tabel 5.16 di atas maka kesehatan lingkungan dapat di kategorikan seperti pada tabel 5.17 :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17 Distribusi Proporsi Kesehatan Lingkungan di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Kesehatan Lingkungan
f
1 Tidak Baik
17 16,19
2 Baik
88 83,81
Total 105
100,00
Dari tabel 5.17 di atas dapat dilihat bahwa proporsi kesehatan lingkungan lebih banyak pada kesehatan lingkungan baik yaitu 88 83,81 sedangkan pada
lingkungan baik yaitu 17 16,19.
5.3 Analisis Bivariat 5.3.1 Hubungan Jenis Kelamin Anak Balita dengan Status Gizi Anak Balita.
Tabel 5.18 Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Jenis Kelamin, Ratio Prevalens,
95 CI, Nilai χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Jenis
Kelamin Status Gizi
Total RP
95 CI
χ
2
p
Kurang Baik
Jumlah 0,940
0,615- 1,438
0,081 0,776
1 Laki-laki
23 43,4
30 56,6
53 100
2 Perempuan
24 46,2
28 53,8
52 100
RP=Ratio Prevalens Berdasarkan tabel 5.18 di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate gizi kurang
pada laki laki adalah 43,4 sedangkan pada perempuan adalah 46,2. Prevalens rate gizi baik pada anak laki-laki adalah 56,6 sedangkan pada perempuan adalah 53,8.
Rasio prevalens status gizi kurang pada laki-laki dan perempuan adalah 43,4 : 46,2 = 0,940.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan asosiasi yang signifikan antara jenis
Universitas Sumatera Utara
kelamin dengan status gizi pada anak balita. Variabel ini tidak masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat oleh karena nilai p0,25.
5.3.2 Hubungan Berat Badan Lahir Anak Balita dengan Status Gizi Anak Balita.
Tabel 5.19 Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Berat Badan Lahir, Ratio Prevalens, 95 CI, Nil
ai χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No BBL
Status gizi Total
RP 95 CI
χ
2
p
Kurang Baik
Jumlah 2,912
2,028- 4,180
26,690 0,000
1 BBLR
23 88,5
3 11,5
26 100
2 Normal
24 30,4
55 69,6
79 100
RP=Ratio Prevalens Berdasarkan tabel 5.19 di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate status gizi
kurang pada anak balita dengan berat badan lahir rendah BBLR adalah 88,5 sedangkan pada anak dengan berat badan lahir normal adalah 30,4. Prevalens rate
status gizi baik pada anak dengan BBLR adalah 11,5 sedangkan pada anak dengan berat badan lahir normal adalah 69,6. Rasio prevalens status gizi kurang pada anak
BBLR dan normal adalah 88,5 : 30,4 = 2,912. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05 menunjukkan ada hubungan asosiasi yang signifikan antara berat badan lahir dengan status gizi anak balita. Variabel ini masuk sebagai kandidat dalam analisis
multivariat oleh karena nilai p0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3 Hubungan Status imunisasi Anak Balita dengan Status Gizi Anak Balita. Tabel 5.20
Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Status Imunisasi, Ratio Prevalens,
95 CI, Nilai χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Imunisasi Status Gizi
Total RP
95 CI χ
2
p
Kurang Baik
Jumlah
1,477 0,946-
2,305 2,348
0,125 1
Tidak lengkap
11 61,1
7 38,9
18 100
2 Lengkap
36 41,4
51 58,6
87 100
RP=Ratio Prevalens Berdasarkan tael 5.20 di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate status gizi
kurang pada anak balita dengan status imunisasi tidak lengkap adalah 61,1 sedangkan pada status imunisasi lengkap adalah 41,4. Prevalens rate staus gizi baik
pada anak dengan status imunisasi tidak lengkap adalah 38,9 sedangkan pada anak dengan imunisasi lengkap adalah 58,6. Rasio prevalens status gizi kurang pada
anak dengan status imunisasi tidak lengkap dan status imunisasi lengkap adalah 61,1 : 41,4 = 1,477.
Hasil analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan asosiasi yang signifikan antara status
imunisasi dengan status gizi anak balita. Variabel ini masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat oleh karena nilai p0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.4 Hubungan Status ASI Eksklusif dengan Status Gizi Anak Balita. Tabel 5.21
Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Status ASI Eksklusif, Ratio Prevalens,
95 CI, Nilai χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No ASI
Eksklusif Status Gizi
Total RP
95 CI χ
2
p
Kurang Baik
Jumlah 0,991
0,641- 1,534
0,001 0,969
1 Tidak
29 44,6
36 55,4
65 100
2 Ya
18 45,0
22 55,0
40 100
RP=Ratio Prevalens Berdasarkan tabel 5.21 di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate status gizi
kurang pada anak balita yang tidak mendapat ASI Eksklusif adalah 44,6 sedangkan pada anak yang mendapat ASI Eksklusif adalah 45,0. Prevalens rate status gizi baik
pada anak balita yang tidak mendapat ASI eksklusif adalah 55,4 sedangkan pada anak yang mendapat ASI eksklusif adalah 55,0. Rasio prevalens status gizi kurang
pada anak balita yang tidak ASI eksklusif dan yang ASI eksklusif adalah 44,6 : 45,0 = 0,991.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan asosiasi yang signifikan antara status ASI
eksklusif dengan status gizi anak balita. Variabel ini tidak masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat oleh karena nilai p0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.5 Hubungan Pemberian Kolostrum dengan Status Gizi Anak Balita. Tabel 5.22
Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Pemberian Kolostrum, Ratio Prevalens,
95 CI, Nilai χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Kolostrum Status Gizi
Total RP
95 CI χ
2
p
Kurang Baik
Jumlah 3,838
2,070- 7,117
27,649 0,000
1 Tidak
38 69,1
17 30,9
55 100
2 Ya
9 18,0
41 82,0
50 100
RP=Ratio Prevalens Berdasarkan tabel 5.22 di atas dapat dilihat bahwa status gizi kurang pada
anak balita yang tidak diberikan kolostrum adalah 69,1 sedangkan pada anak yang diberikan kolostrum adalah 18,0. Prevalens rate status gizi baik pada anak yang
tidak diberikan kolostrum adalah 30,9 sedangkan pada anak yang diberikan kolostrum adalah 82,0. Rasio prevalens status gizi kurang pada anak balita yang
tidak diberikan kolostrum dan yang diberikan kolostrum adalah 69,1 : 18,0 = 3,838. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05 menunjukkan ada hubungan asosiasi yang signifikan antara pemberian kolostrum dengan status gizi anak balita. Variabel ini masuk sebagai kandidat dalam
analisis multivariat oleh karena nilai p0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.6 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Anak Balita. Tabel 5.23
Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Pendidikan Ibu, Ratio Prevalens,
9 5 CI, Nila i χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Pendidikan
Ibu Status Gizi
Total RP
95 CI χ
2
p
Kurang Baik
Jumlah 1,523
0,824- 2,815
2,161 0,142
1 Pendidikan
Rendah 39
48,8 41
51,2 80
100 2
Pendidikan Tinggi
8 32,0
17 68,0
25 100
RP=Ratio Prevalens Berasarkan tabel 5.23 diatas dapat dilihat bahwa prevalens rate status gizi
kurang pada anak balita dengan pendidikan ibu rendah adalah 48,8 sedangkan pada anak dengan pendidikan tinggi adalah 32,0. Prevalens rate status gizi baik pada
anak dengan pendidikan ibu rendah adalah 51,2 sedangkan pada anak dengan pendidikan ibu tinggi adalah 68,0. Rasio prevalens status gizi kurang anak balita
pada ibu yang berpendidikan rendah dan pendidikan tinggi adalah 48,8 : 32,0 = 1,523.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan asosiasi yang signifikan antara pendidikan
ibu dengan status gizi anak balita. Variabel ini masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat oleh karena nilai p0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dengan Status Gizi Anak Balita. Tabel 5.24
Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Pengetahuan Gizi Ibu, Ratio Prevalens,
95 CI, Nilai χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Pengetahuan
Ibu Status Gizi
Total RP
95 CI
χ
2
p
Kurang Baik
Jumlah 1,129
0,703- 1,811
0,261 0,609
1 Kurang
33 46,5
38 53,5
71 100
2 Baik
14 41,2
20 58,8
34 100
RP=Ratio Prevalens Berdasarkan tabel 5.24 di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate status gizi
kurang pada anak balita dengan pengetahuan ibu kurang adalah 46,5 sedangkan pada anak dengan pengetahuan ibu baik adalah 41,2. Prevalens rate status gizi baik
pada anak dengan pengetahuan ibu kurang adalah 53,5 sedangkan pada anak dengan pengetahuan ibu baik adalah 58,8. Rasio prevalens status gizi kurang anak
balita pada ibu yang pengetahuan kurang dan pengetahuan baik adalah 46,5 : 41,2 = 1,129.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan asosiasi yang signifikan antara pengetahuan
ibu dengan status gizi anak balita. Variabel ini tidak masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat oleh karena nilai p0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.8 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Status Gizi Anak Balita. Tabel 5.25
Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Pekerjaan Ibu, Ratio Prevalens,
9 5 CI, Nila i χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Pekerjaan
Ibu Status Gizi
Total RP
95 CI χ
2
p
Kurang Baik
Jumlah 1,128
0,545- 2,336
0,096 0,757
1 Bekerja
4 50,0
4 50,0
8 100
2 Tidak
Bekerja 43
44,3 54
55,7 97
100 RP=Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel 5.25 di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate status gizi kurang pada anak balita dengan ibu yang bekerja adalah 50,0 sedangkan dengan ibu
yang tidak bekerja adalah 44,3. Prevalens rate status gizi baik pada anak dengan ibu yang bekerja adalah 50,0 sedangkan pada anak dengan ibu yang tidak bekerja
adalah 55,7. Rasio prevalens status gizi kurang anak balita pada ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja adalah 50,0 : 44,3 = 1,128.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 2 sel 50 yang mempunyai expected count
5, kemudian dilanjutkan dengan uji Exact Fisher diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan asosiasi yang signifikan antara pekerjaan ibu
dengan status gizi anak balita. Variabel ini tidak masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat oleh karena nilap p0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.9 Hubungan Jumlah Anak Dalam Keluarga dengan Status Gizi Anak Balita. Tabel 5.26
Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Jumlah Anak, Ratio Prevalens,
95 CI, Nilai χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Jumlah Anak
orang Status Gizi
Total RP
95 CI χ
2
p Kurang
Baik Jumlah
0,968 0,607-
1,544 0,019
0,890 1
≥3 14
43,8 18
56,2 32
100 2
1-2 33
45,2 40
54,8 73
100 RP=Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel 5.26 di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate status gizi kurang pada anak balita dengan jumlah anak dalam keluarga
≥ 3 orang adalah 43,8 sedangkan pada jumlah anak 1-2 orang adalah 45,2. Prevalens rate status gizi baik
pada anak balita dengan jumlah anak dalam keluarga ≥3 orang adalah 56,2
sedangkan pada jumlah anak 1-2 orang adalah 54,8. Rasio prevalens status gizi kurang pada jumlah anak
≥ 3 orang dan jumlah anak 1-2 orang adalah 43,8 : 45,2 = 0,968.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan asosiasi yang signifikan antara jumlah anak
dengan status gizi anak balita. Variabel ini tidak masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat oleh karena nilai p0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.10 Hubungan Riwayat Penyakit ISPA dengan Status Gizi Anak Balita. Tabel 5.27
Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Riwayat Penyakit ISPA, Ratio Prevalens,
95 CI, Nilai χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Riwayat
ISPA Status Gizi
Total RP
95 CI χ
2
p
Kurang Baik
Jumlah 1,708
0,993- 2,935
4,472 0,034
1 Ya
36 52,2
33 47,8
69 100
2 Tidak
11 30,6
25 69,4
36 100
RP=Ratio Prevalens Berdasarkan tabel 5.27 di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate status gizi
kurang pada anak balita yang pernah menderita ISPA dalam satu bulan terakhir adalah 52,2 sedangkan yang tidak ISPA adalah 30,6. Prevalens rate status gizi
baik pada anak balita yang menderita ISPA adalah 47,8 sedangkan pada anak yang tidak menderita ISPA adalah 69,4. Rasio prevalens status gizi kurang pada anak
yang ISPA dan tidak ISPA adalah 52,2 : 30,6 = 1,708. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05 menunjukkan ada hubungan asosiasi yang signifikan antara riwayat ISPA dengan status gizi anak balita. Variabel ini masuk sebagai kandidat dalam analisis
multivariat oleh karena nilai p0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.11 Hubungan Riwayat Diare dengan Status Gizi Anak Balita. Tabel 5.28
Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Riwayat Diare, Ratio Prevalens,
95 CI, Nilai χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Riwayat
diare Status Gizi
Total RP
95 CI χ
2
p
Kurang Baik
Jumlah 1,666
1,082- 2,565
5,537 0,019
1 Ya
27 57,4
20 42,6
47 100
2 Tidak
20 34,5
38 65,5
58 100
RP=Ratio Prevalens Berdasarkan tabel 5.28 di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate status gizi
kurang pada anak balita yang pernah menderita diare dalam satu bulan terakhir adalah 57,4 sedangkan yang tidak diare adalah 34,5. Prevalens rate status gizi baik pada
anak yang pernah menderita diare adalah 42,6 sedangkan pada anak yang tidak menderita diare adalah 65,5. Rasio prevalens status gizi kurang pada anak yang
diare dan yang tidak diare adalah 57,4 : 34,5 = 1,666. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05 menunjukkan ada hubungan asosiasi yang signifikan antara riwayat diare dengan status gizi anak balita. Variabel ini masuk sebagai kandidat dalam analisis
multivariat oleh karena nilai p0,25.
Universitas Sumatera Utara
5.3.12 Hubungan Kesehatan Lingkungan dengan Status Gizi Anak Balita. Tabel 5.29
Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Kesehatan Lingkungan, Ratio Prevalens,
95 CI, Nilai χ
2
dan p di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Kesehatan
Lingkungan Status Gizi
Total RP
95 CI χ
2
p
Kurang Baik
Jumlah 1,582
1,027- 2,435
3,263 0,071
1 Tidak Baik
11 64,7
6 35,3
17 100
2 Baik
36 40,9
52 59,1
88 100
RP=Ratio Prevalens Berdasarkan tabel 5.29 di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate status gizi
pada anak balita dengan kondisi kesehatan lingkungan tidak baik adalah 64,7 sedangkan kondisi lingkungan baik adalah 40,9. Prevalens rate status gizi baik pada
anak dengan kondisi kesehatan lingkungan tidak baik adalah 35,3 sedangkan pada lingkungan baik adalah 59,1. Rasio prevalens status gizi kurang pada kesehatan
lingkungan tidak baik dan kesehatan lingkungan baik adalah 64,7 : 40,9 = 1,582. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan asosiasi yang signifikan antara kesehatan lingkungan dengan status gizi anak balita. Variabel ini masuk sebagai kandidat
dalam analisis multivariat oleh karena nilai p0,25.
5.4 Analisis Multivariat
Pada penelitian ini dari hasil analisis bivariat terdapat tujuh variabel yang memiliki nilai p0,25 yaitu berat badan lahir rendah, status imunisasi tidak lengkap,
tidak diberi kolostrum, pendidikan ibu rendah, ada riwayat penyakit ISPA, ada riwayat diare dan kesehatan lingkungan tidak baik. Hasil dari analisis multivariat
dapat dilihat pada tabel 5.30:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.30. Identifikasi Variabel Dominan Status Gizi Anak Balita Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Variabel
Nilai B p
95 C.I for EXP B Lower
Upper
1 Berat badan lahir
2,583 0,001
2,879 60,857
2 Status imunisasi
1,097 0,129
0,725 12,366
3 Pemberian kolostrum
2,342 0,000
3,348 32,319
4 Pendidikan ibu
0,787 0,225
0,616 7,832
5 Riwayat ISPA
0,347 0,545
0,461 4,344
6 Riwayat diare
0,779 0,162
0,731 6,494
7 Kesehatan lingkungan
0,852 0,250
0,549 10,021
Constan -13,960
=
Dikeluarkan secara bertahap backward selection
Berdasarkan tabel 5.30 di atas dapat dilihat bahwa variabel status imunisasi tidak lengkap, pendidikan ibu rendah, ada riwayat ISPA, ada riwayat diare dan
kesehatan lingkungan tidak baik dikeluarkan karena mempunyai nilai p0,05. Variabel dikeluarkan satu persatu dimulai dari variabel yang memiliki nilai p paling
besar sampai tidak ada lagi variabel yang memiliki nilai p0,05. Hasil analisis terakhir dapat dilihat pada tabel 5.31:
Tabel 5.31 Variabel Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
No Variabel
Nilai B p
95 C.I for EXP B Lower
Upper
1 Berat badan lahir
2,828 0,000
3,931 72,697
2 Pemberian kolostrum
2,299 0,000
3,374 29,402
Constan -10,255
Overall Percentage = 78,1
Berdasarkan tabel 5.31 di atas menunjukkan bahwa ada dua variabel yang berpengaruh dalam hubungannya dengan status gizi anak balita yaitu berat badan
Universitas Sumatera Utara
lahir rendah dan tidak diberi kolostrum. Kedua variabel tersebut memiliki nilai p0,05 sehingga dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi logistik:
Y = -10,255 + 2,828X
1
+ 2,299X
2
Dimana : Y = Status gizi anak balita X
1
= Berat badan lahir X
2
= Pemberian Kolostrum Faktor dominan yang berhubungan dengan status gizi anak balita adalah berat badan
lahir.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Ananlisi Univariat 6.1.1 Prevalens Rate Status Gizi
Prevalens rate status gizi anak balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6.1 Diagram Pie Prevalens Rate Status Gizi Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa prevalens rate status gizi di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan adalah status gizi buruk 10,5, gizi kurang
34,3 dan gizi baik 55,2. Angka ini lebih tinggi dari penelitian Ninik 2005 di Bentokan Demak Semarang dengan prevalensi gizi buruk adalah 2,1, gizi kurang
25,5.
40
Hal ini menunjukkan bahwa keadaan gizi yang memprihatinkan masih dijumpai di masyarakat dan keadaan kekurangan gizi pada anak balita merupakan
Universitas Sumatera Utara