Tamyīz Nisbah Muhawwal Tamyīz Nisbah Ghairu Muhawwal

Ayat 249 …falamm ā jāwazahu huwa wa al-la ż īna āmanū ma’ahu qālū lā ṭ āqata lanā al- yauma bij ālūta wa junūdihi qāla al-la ż īna ya ẓ unn ūna annahum mulāqū Allāhi kam min fiatin qal īlatin galabat fiatan ka ṡ iratan bii ż ni All āhi wa Allāhu ma’a al- ṣ ābirīna maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama Dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: Tak ada kesanggupan Kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya. orang- orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar. Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah min fiatin. Adapun susunan kalimat kam min fiatin qal īlatin termasuk jenis tamyiz zat ‘adad mubham yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu kata yang tidak diketahui ukurannya , dan kata Kata min fiatin adalah tamy ī z dan kata kam adalah mumayyaz nya. Adapun jenis Kam disini adalah Kam Khabariyyah yaitu kam yang bermakna banyak dan sebagai pemberitahuan tentang banyaknya jumlah yang masih samar kadarnya.

3.2.3 Tamyīz Nisbah Muhawwal

Di dalam surat Al-Baqarah ditemukan satu tempat Tamyīz Nisbah Muhawwal. Tamyīz ini terdapat pada ayat sebagai berikut : Ayat 26 wa ammā al- lażīna kafarū fayaqūlūna māżā arāda Allāhu bihażā ma ṡ a l ā yu ḍ illu bihi ka ṡ īran wa yahdī bihi ka ṡ īran wamā yuḍillu bihi illā al- fāsiqīna adapun Universitas Sumatera Utara orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?. dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik. Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah ma ṡ a l ā. Adapun susunan kalimat bihażā ma ṡ al ā termasuk jenis Tamyiz Nisbah muhawwal yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran suatu jumlah,dan kalimat tersebut dipindahkan dari bentuk aslinya. Tamyīznya berasal dari Maf’ ūl Asalnya adalah bihażā mi ṡ la syayin.

3.2.4 Tamyīz Nisbah Ghairu Muhawwal

Di dalam surat Al-Baqarah ditemukan empat tempat Tamyīz Nisbah yang berupa Ghairu Muhawwal. Ta myīz ini terdapat pada ayat sebagai berikut: Ayat 74 ṡ umma qasat qulūbukum min ba’di żalika fahiya ka al-hijārati au asyaddu qaswatan wa inna min al- hijārati lamā yasysyaqqaru fayakhruju minhu al-mā ˈ u wa inna minhā lamā yahbiṭ u min khasyyati Allahi wamā Allahu bigāfilin ‘amma ta’malūna kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai- sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah qaswatan. Adapun susunan kalimat asyaddu qaswatan termasuk jenis Tamyiz Nisbah gairu muhawwal yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran suatu jumlah dan kalimat tersebut tidak dipindahkan dari Universitas Sumatera Utara bentuk apapun. Kata qaswatan wajib dinasabkan atas Tamyiz karena terletak sesudah isim tafdil yaitu kata asyaddu. Ayat 110 wa aq īmū al- ṣ hal āta wa ātu al-zakāta wa mā tuqaddimū lianfusikum min khairin tajid ūhu ‘inda Allāhi inna Allāha bimā ta’malūna ba ṣ īrun dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan. Pada ayat di atas yang menjadi Tamy īz adalah min khairin. Adapun susunan kalimat min khairin termasuk jenis Tamy īz Nisbah ghairu muhawwal karena susunan kalimat min khairin Tamy īznya tidak dipindahkan dari bentuk apapun. Dan pada dasarnya Tamyiz Nisbah ghairu muhawwal berbaris nasab akan tetapi boleh juga dijarkan seperti contoh di atas. Ayat 138 ṣ ibgata All āhi wa man ahsanu min Allāhi ṣ ibgatan wa nahnu lahu ‘ ābidūna shibghah Allah dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? dan hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah. Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah ṣ ibgatan. Adapun susunan kalimat wa man ahsanu min Allāhi ṣ ibgatan wa nahnu lahu ‘ ābidūna termasuk jenis Tamyiz Nisbah gairu muhawwal yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran suatu jumlah dan kalimat tersebut tidak dipindahkan dari bentuk apapun. Universitas Sumatera Utara Ayat 165 wa min al-n āsi man yattakhi ż u min d ūni Allāhi andādan yuhibbūnahum kahubbi All āhi wa al-la ż īna āmanū asyaddu hubban li Allahi wa law yarā al-la ż īna ẓ ālamū i ż yarauna al-‘a ż āba anna al-quwwata li Allāhi jamī’an wa anna Allāha syad īdu al-‘a ż ābi dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa pada hari kiamat, bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya niscaya mereka menyesal. Pada ayat di atas yang menjadi Tamy īz adalah hubban. Adapun susunan kalimat wa al-la ż īna āmanū asyaddu hubban li Allahi termasuk jenis Tamy īz Nisbah gairu muhawwal yaitu tamy īz yang menerangkan kesamaran suatu jumlah dan kalimat tersebut tidak dipindahkan dari bentuk apapun.

3.3 Analisis Keadaan Kedududkan I’rab Tamy