BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sekilas tentang Surat Al-Baqarah
Surat Al-Baqarah adalah bagian dari surat yang terdapat di dalam Al- Qur’an, ayatnya berjumlah 286 dan merupakan surat kedua setelah surat Al-
Fatihah. Adapun surat ini di turunkan di Madinah kecuali ayat 281 yang di turunkan di Mina dekat kota Makkah pada haji Wada’ Haji Nabi Muhammad
SAW yang terakhir sehingga surat ini disebut dengan surat Madaniyyah Al- Qur’an dan Terjemahannya : 7 .
Al-Baqarah bermakna sapi betina karena di dalamnya terdapat cerita tentang penyembelihan seekor sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani
Israil ayat 67 sampi dengan 74 . Pokok- pokok dan isinya
1. Keimanan
Dakwah Islamiyah yang dihadapkan kepada umat Islam, ahli kitab dan para musyrikin terdapat pada surat Al-Baqarah .
2. Hukum- Hukum
Perintah mengerjakan Shalat; menunaikan zakat; hokum puasa; hokum haji dan umrah; hukum qishaah; hal- hal yang halal dan yang haram; bernafkah di
jalan Allah; hukum arak dan judi; cara menyantuni anak yatim; larangan riba; hutang piutang; nafkah dan yang berhak menerimanya; wasiat kepada ke dua
orang tua dan kaum kerabat; hukum sumpah; kewajiban menyampaikan amanat; sihir; hukum merusak mesjid; hukum merubah kitab-kitab Allah;
hukum haid; iddah; talaq; khulu’; dan hukum susuan; hukum melamar; mahar; larangan; mengawini wanita musyrik dan sebaliknya; hukum perang
terdapat dalam surat Al-Baqarah.
Universitas Sumatera Utara
3. Kisah- kisah Kisah penciptaan Nabi Adam a.s; kisah Nabi Ibrahim a.s; kisah Nabi Musa
a.s dengan bani israil Al- Baqarah 4. Da lain- lain
Sifat- sifat orang yang bertaqwa; sifat- sifat orang yang munafiq; sifat- sifat Allah; perumpamaan- perumpamaan; kebangkitan sesudah mati Al-
Baqarah.
3.2 Jenis- Jenis Tamyiz Pada Surat Al-Baqarah
Tamyīz banyak terdapat pada surat Al-Baqarah, ada yang ditemukan berulang- ulang dan ada yang hanya ditemukan sekali saja, apabila
diklasifikasikan menurut jenis- jenis Tamyīz dan pembahagiaannya, maka tidak
semua jenis Tamyīz tersebut ditemukan pada surat Al-Baqarah. Jenis Tamyīz yang
ditemukan pada surat Al-Baqarah hanya Tamyīz Zat yang berupa ‘adad sedangkan
untuk Tamyīz Nisbah ditemukan yang berupa muhawwal dan ghairu muhawwal.
Secara keseluruhan dapat dilihat pada pembahasan yang dijabarkan peneliti di bawah ini.
3.2.1 Tamyīz Zat A’dad Sarih
Di dalam surat Al-Baqarah ditemukan lima belas tempat jenis Tamyīz Zat
A’dad Sarih yakni yang terdapat pada ayat- ayat sebagai berikut : Ayat 29
huwa al- lażī khlaqa lakum mā fī al-ar
ḍ
i jam ī’an
ṡ
umma s taw
ā ilā al-samā ˈ i
fasaww āhunna sab’a samāwātin wa huwa bikulli syai
ˈin ‘al īm dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
sam āwātin. Adapun susunan kalimat
fasawahunna
Universitas Sumatera Utara
sab’a sam āwātin
termasuk jenis Tamyiz Zat
‘adad sarih yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz
dari suatu kata yang diketahui ukurannya. Apabila kita rujuk pada defenisi tamy
ī
z adalah isim nakirah mansub maka secara ‘amali dia bukan termasuk tamyiz, akan tetapi secara makna ia termasuk
tamyiz karena kata samāwātin memberi penjelasan pada kata
sab’a dengan demikian kata
samāwātin merupakan tamyiz dan kata
sab’a adalah mumayyaznya
,
dari sudut ini ketentuan yang berlaku adalah hadirnya dalam bentuk jama’.
Ayat 51
wa iż wā’adnā mūsā arba’īna lailatan ṡ umma t takhażtumu al-‘ijla min ba’dihi wa antum
ẓ ālimūna dan ingatlah, ketika Kami berjanji kepada Musa memberikan Taurat, sesudah empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak
lembusembahan sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
lailatan. Adapun susunan kalimat
arba’ īna lailatan termasuk jenis
Tamyiz Zat ‘adad sorih yaitu tamyiz yang
menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu kata yang diketahui ukurannya, dan Kata
lailatan adalah
tamy
ī
z karena
didahului bilangan sebelas sampai sembilan puluh Sembilan, dan kata arba’
ī
na adalah
mumayyaz
nya.
Ayat 60
wa
i
ż
i
s tasq ā mūsā liqawmihi faqulnā
ḍ-
rib bi
’
a
ṣ
āka al-hajara fanfajarat minhu i
ṡ
nat
ā ‘asyara ‘ainā qad ‘alima kullu unāsin masyrabahum kulū wasyrabū min rizki Allahi wal
ā ta’
ṡ
aw f
ī al-ar
ḍ
i mufsid īna dan ingatlah ketika Musa memohon
air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: Pukullah batu itu dengan tongkatmu. lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah
Universitas Sumatera Utara
mengetahui tempat minumnya masing-masing. Makan dan minumlah rezki yang diberikan Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan
berbuat kerusakan.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
‘ain ā.
Adapun susunan kalimat i
ṡ natā ‘asyara ‘ainā termasuk jenis tamyiz zat
‘adad sorih yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu kata yang
diketahui ukurannya , dan kata
Kata
‘ain ā adalah
tamy
ī
z karena
didahului bilangan sebelas sampai sembilan puluh Sembilan, dan kata i
ṡ natā ‘asyara adalah
mumayyaz
nya.
Ayat 96
walatajidannahum ahra
ṣ
a an-n āsi ‘ala hayātin wa mina al-lażīna asyrakū
yawaddu ahaduhum law yu’ammaru alfa sanatin wam ā huwa bimuzahzihihi mina
al-‘a żābi an yu’ammara wa Allahu ba
ṣ
īrun bimā ya’malūna dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan di dunia,
bahkan lebih loba lagi dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, Padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan
menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
sanatin. Adapun susunan kalimat
law yu’ammaru alfa sanatin termasuk jenis
Tamyiz Zat ‘adad sorih yaitu tamyiz
yang menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu kata yang diketahui ukurannya.
Apabila kita rujuk pada defenisi tamyiz adalah isim nakirah mansub maka secara ‘amali dia bukan termasuk tamyiz , aka tetapi secara makna ia termasuk
tamyiz karena kata alfa
memberi penjelasan pada kata sanatin
dengan demikian kata sanatin
merupakan tamyiz dan kata alfa
Universitas Sumatera Utara
adalah mumayyaznya
,
dari sudut ini ketentuan yang berlaku adalah hadirnya dalam bentuk mufrad.
Ayat 226
li- al-la
ż
īna yulūna min nisāihim tarabbu
ṣ
u arba’ati asyhurin fain f āū fainnallā
gaf ūrun rahīmun. Kepada orang-orang yang meng-ilaa isterinya diberi tangguh
empat bulan lamanya. Kemudian jika mereka kembali kepada istrinya, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
asyhurin. Adapun susunan kalimat
tarabbusu arba’ati asyhurin termasuk jenis
Tamyiz Zat ‘adad sorih yaitu tamyiz
yang menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu kata yang diketahui ukurannya.
Apabila kita rujuk pada defenisi tamyiz adalah isim nakirah mansub maka secara ‘amali dia bukan termasuk tamyiz, akan tetapi secara makna ia termasuk
tamyiz karena kata asyhurin
memberi penjelasan pada kata arba’ati dengan demikian kata
asyhurin merupakan tamyiz dan kata
arba’ati adalah mumayyaznya
,
dari sudut ini ketentuan yang berlaku adalah hadirnya dalam bentuk jama’.
Ayat 228
….
walmutallaq ātu yatarabba
ṣ
na bianfusihinna
ṡ
a
l
ā
ṡ
a
t
a qur ūin….Wanita-wanita
yang ditalak handaklah menahan diri menunggu tiga kali quru… Pada ayat di atas yang menjadi
Tamyiz adalah qur
ūin. Adapun susunan kalimat
ṡ
a
l
ā
ṡ
a
t
a qur ūin
termasuk jenis Tamyiz Zat
‘adad sorih yaitu tamyiz yang menerangkan
Universitas Sumatera Utara
kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu kata yang diketahui ukurannya.
Apabila kita rujuk pada defenisi tamyiz adalah isim nakirah mansub maka secara ‘amali dia bukan termasuk tamyiz, akan tetapi secara makna ia termasuk
tamyiz karena kata qurūin memberi penjelasan pada kata
ṡ
a
l
ā
ṡ
a
t
a dengan demikian kata
qurūin merupakan tamyiz dan kata
ṡ
a
l
ā
ṡ
a
t
a adalah mumayyaznya
,
dari sudut ini ketentuan yang berlaku adalah hadirnya dalam bentuk jama’.
Ayat 259
….
au ka al-la
ż
ī marra ‘ala qaryatin wa hiya khāwiyatun ‘ala ‘urūsyihā qāla annā yuhy
ī ha
ż
ihi All āhu ba’da mautihā faamātahu Allāhu miata ‘āmin
ṡ
umma ba’a
ṡ
ahu q āla kam labi
ṡ
ta q āla abi
ṡ
tu yauman au ba’
ḍ
a yaumin atau apakah kamu tidak memperhatikan orang yang melalui suatu negeri yang temboknya
telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur? Maka Allah mematikan orang itu seratus
tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: Berapakah lamanya kamu tinggal di sini? ia menjawab: Saya tinggal di sini sehari atau setengah
hari.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyīz adalah
‘ āmin.
Adapun susunan kalimat faam
ātahu Allāhu miata ‘āmin termasuk jenis
Tamyiz Zat ‘adad sorih yaitu tamyiz
yang menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu kata yang diketahui ukurannya.
Apabila kita rujuk pada defenisi tamyiz adalah isim nakirah mansub maka secara ‘amali dia bukan termasuk tamyiz , akan tetapi secara makna ia termasuk
tamyiz karena kata miata
memberi penjelasan pada kata ‘āmin
dengan demikian kata ‘āmin
merupakan tamyiz dan kata miata
Universitas Sumatera Utara
adalah mumayyaznya
,
dari sudut ini ketentuan yang berlaku adalah hadirnya dalam bentuk mufrad.
Ayat 260
wa i
ż
q āla ibrāhīma rabbi arinī kaifa tuhyī al-mauta qāla awalam tu
ˈmin qāla bal
ā walakin liyaṭ mainna qalbī qāla fakhu
ż
arba’atan min al-tairi fa
ṣ
urhunna ilaika
ṡ
umma j-‘al ‘ala kulli jabalin minhunna juz ˈan
ṡ
umma d- ‘uhunna ya
ˈt īnaka sa’yan wa’lam anna Allāha ‘azīzun hakīmun dan ingatlah ketika Ibrahim berkata: Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau
menghidupkan orang-orang mati. Allah berfirman: Belum yakinkah kamu ? Ibrahim menjawab: Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap
mantap dengan imanku Allah berfirman: Kalau demikian ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Allah berfirman: Lalu letakkan
diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera. dan ketahuilah bahwa
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
min al- tairi. Adapun susunan kalimat
fakhu
ż
arba’atan min al- tairi
termasuk jenis Tamyiz Zat
‘adad sorih yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu
kata yang diketahui ukurannya. Apabila kita rujuk pada defenisi
Tamyīz adalah isim nakirah mansub maka secara ‘amali dia bukan termasuk
Tamyīz, akan tetapi secara makna ia termasuk
Tamyīz karena kata min al-tairi memberi penjelasan pada
kata Tam
yīz yang dibuang. Dengan demikian kata
min al-tairi merupakan tamyiz dan kata
arba’atan adalah mumayyaznya
,
dari sudut ini ketentuan yang berlaku adalah hadirnya dalam bentuk jama’.
Universitas Sumatera Utara
Adapun ketentuan ‘adad pada ayat ini adalah dijarkan dengan huruf jar min jika
Tamyīznya berupa Isim Jama’ atau Isim Jenis maka dijarkan Tamyīznya dengan huruf jar
min.
Ayat 261
….
ma
ṡ
alu al-la
ż
īna yunfiqūna amwālahum fī sabīli Allāhi kama
ṡ
ali habbatin anbatat sab’a sanābila fī kulli sunbulatin…. perumpamaan nafkah yang
dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir….
Pada ayat di atas yang menjadi Tamya
īz adalah san
ābila. Adapun susunan kalimat
anbatat sab’a san ābila
termasuk jenis
Tamyīz Zat ‘adad sorih yaitu tamyiz yang
menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu kata yang diketahui ukurannya., pada dasarnya contoh di atas ditandai dengan kasrah pada
mudaf ilaihnya akan tetapi Tamy īnya berbaris fathah karena berbentuk
ṣ
igat muntaha al-jum
ū’. Dengan demikian kata
sanābila merupakan
tamyīz dan kata sab’a
adalah mumayyaznya
,
dari sudut ini ketentuan yang berlaku adalah hadirnya dalam bentuk jama’.
Ayat 261
…
…f ī kulli sunbulatin miatu habbatin wa Allāhu yu
ḍ
ā’ifu liman yasyāu wa Allāhu w
āsi’un ‘alīmun pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas karunia-Nya
lagi Maha mengetahui.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
habbatin. Adapun susunan kalimat
f ī kulli sunbulatin miatu
habbatin termasuk jenis
Tamyīz Zat ‘adad sorih
Universitas Sumatera Utara
yaitu tamy īz yang menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari
suatu kata yang diketahui ukurannya. Apabila kita rujuk pada defenisi tamyiz adalah isim nakirah mansub maka
secara ‘amali dia bukan termasuk tamy īz , akan tetapi secara makna ia termasuk
tamy īz karena kata
miatu memberi penjelasan pada kata
habbatin dengan demikian kata
habbatin merupakan tamy īz dan kata
miatu adalah mumayyaznya
,
dari sudut ini ketentuan yang berlaku adalah hadirnya dalam bentuk mufrad.
3.2.2 Tamyīz Zat ‘adad Mubham
Di dalam surat Al-Baqarah ditemukan tiga Tamyīz zat yang berupa ‘adad
mubham, satu jenis kam istifhamiyah dan dua jenis kam khbariyyah. Tamyīz ini
terdapat pada ayat- ayat sebagai berikut : Ayat 259
….
au ka al-la
ż
ī marra ‘ala qaryatin wa hiya khāwiyatun ‘ala ‘urusyihā qāla annā yuhy
ī ha
ż
ihi All āhu ba’da mautihā faamātahu Allāhu miata ‘āmin
ṡ
umma ba’a
ṡ
ahu q āla kam labi
ṡ
ta q āla labi
ṡ
tu yauman au ba’
ḍ
a yaumin atau apakah kamu tidak memperhatikan orang yang melalui suatu negeri yang temboknya
telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur? Maka Allah mematikan orang itu seratus
tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: Berapakah lamanya kamu tinggal di sini? ia menjawab: Saya tinggal di sini sehari atau setengah
hari.
Pada ayat di atas ada terjadi pembuangan Tamyiz yaitu
qāla kam labi
ṡ
ta. Susunan kalimat tersebut termasuk jenis tamyiz zat
‘adad mubham yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu kata yang tidak diketahui
Universitas Sumatera Utara
ukurannya. kam istifham ini menunjukkan bilangan yang masih samar dan
menghendaki ketentuannya. Jadi Tamyiz nya yang dibuang adalah kata
waqtan.dan kata
Kata
kam adalah mumayyaz
nya.
Adapun jenis Kam disini adalah Kam Istifhamiyyah yaitu yang meminta
penjelasan tentang jumlah yang masih samar dan menghendaki ia akan ketentuannya.
Ayat 211
….sal ban ī isrāīla kam ātaināhum min āyatin bayyinatin wa man yubaddil
ni’mata Allahi min ba’di m ā jāathu fainna Allāha syadīdu al-‘iqābi tanyakanlah
kepada Bani Israil: Berapa banyaknya tanda-tanda kebenaran yang nyata, yang telah Kami berikan kepada mereka. dan Barangsiapa yang menukar nikmat
Allah[133] setelah datang nikmat itu kepadanya, Maka Sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
min āyatin. Adapun susunan kalimat
kam ātaināhum min āyatin
termasuk jenis tamyiz zat
‘adad mubham yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu kata yang
tidak diketahui ukurannya , dan kata Kata min
āyatin adalah tamy
ī
z berbentuk mufrad yang dijarkan dengan huruf
min dan kata kam adalah
mumayyaz
nya.
Adapun jenis Kam disini adalah Kam Khabariyyah yaitu kam yang
bermakna banyak dan sebagai pemberitahuan tentang banyaknya jumlah yang masih samar kadarnya.
Universitas Sumatera Utara
Ayat 249
…falamm ā jāwazahu huwa wa al-la
ż
īna āmanū ma’ahu qālū lā ṭ āqata lanā al- yauma bij
ālūta wa junūdihi qāla al-la
ż
īna ya
ẓ
unn ūna annahum mulāqū Allāhi
kam min fiatin qal īlatin galabat fiatan ka
ṡ
iratan bii
ż
ni All āhi wa Allāhu ma’a al-
ṣ
ābirīna maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama Dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: Tak ada
kesanggupan Kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya. orang- orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: Berapa
banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
min fiatin. Adapun susunan kalimat
kam min fiatin qal īlatin termasuk
jenis tamyiz zat
‘adad mubham yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran kata sebelumnya mumayyaz dari suatu kata yang tidak
diketahui ukurannya , dan kata
Kata
min fiatin adalah tamy
ī
z dan
kata kam adalah
mumayyaz
nya.
Adapun jenis Kam disini adalah Kam Khabariyyah yaitu kam yang
bermakna banyak dan sebagai pemberitahuan tentang banyaknya jumlah yang
masih samar kadarnya.
3.2.3 Tamyīz Nisbah Muhawwal
Di dalam surat Al-Baqarah ditemukan satu tempat
Tamyīz Nisbah Muhawwal.
Tamyīz ini terdapat pada ayat sebagai berikut :
Ayat 26
wa ammā al- lażīna kafarū fayaqūlūna māżā arāda Allāhu bihażā ma
ṡ
a
l
ā yu
ḍ
illu bihi ka
ṡ
īran wa yahdī bihi ka
ṡ
īran wamā yuḍillu bihi illā al- fāsiqīna adapun
Universitas Sumatera Utara
orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: Apakah maksud Allah
menjadikan ini untuk perumpamaan?. dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang
diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
ma
ṡ
a
l
ā. Adapun susunan kalimat
bihażā ma
ṡ
al ā termasuk jenis
Tamyiz Nisbah muhawwal yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran
suatu jumlah,dan kalimat tersebut dipindahkan dari bentuk aslinya. Tamyīznya
berasal dari Maf’ ūl Asalnya adalah
bihażā mi
ṡ
la syayin.
3.2.4 Tamyīz Nisbah Ghairu Muhawwal
Di dalam surat Al-Baqarah ditemukan empat tempat Tamyīz Nisbah yang
berupa Ghairu Muhawwal. Ta
myīz ini terdapat pada ayat sebagai berikut: Ayat 74
ṡ
umma qasat qulūbukum min ba’di żalika fahiya ka al-hijārati au asyaddu qaswatan wa inna min al-
hijārati lamā yasysyaqqaru fayakhruju minhu al-mā ˈ u
wa inna minhā lamā yahbiṭ u min khasyyati Allahi wamā Allahu bigāfilin ‘amma ta’malūna kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih
keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai- sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah
mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu
kerjakan.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
qaswatan. Adapun susunan kalimat
asyaddu qaswatan termasuk jenis Tamyiz Nisbah
gairu muhawwal yaitu tamyiz yang menerangkan kesamaran suatu jumlah dan kalimat tersebut tidak dipindahkan dari
Universitas Sumatera Utara
bentuk apapun. Kata qaswatan wajib dinasabkan atas
Tamyiz karena terletak sesudah isim tafdil yaitu kata
asyaddu.
Ayat 110
wa aq īmū al-
ṣ
hal āta wa ātu al-zakāta wa mā tuqaddimū lianfusikum min khairin
tajid ūhu ‘inda Allāhi inna Allāha bimā ta’malūna ba
ṣ
īrun dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu,
tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamy
īz adalah min
khairin. Adapun susunan kalimat min khairin termasuk jenis
Tamy īz Nisbah
ghairu muhawwal karena susunan kalimat min khairin Tamy
īznya tidak dipindahkan dari bentuk apapun. Dan pada dasarnya
Tamyiz Nisbah ghairu muhawwal
berbaris nasab akan tetapi boleh juga dijarkan seperti contoh di atas.
Ayat 138
ṣ
ibgata All āhi wa man ahsanu min Allāhi
ṣ
ibgatan wa nahnu lahu
‘
ābidūna shibghah Allah dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? dan
hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamyiz adalah
ṣ
ibgatan. Adapun susunan kalimat
wa man ahsanu min Allāhi
ṣ
ibgatan wa nahnu lahu
‘
ābidūna termasuk jenis Tamyiz
Nisbah gairu muhawwal yaitu tamyiz yang menerangkan
kesamaran suatu jumlah dan kalimat tersebut tidak dipindahkan dari bentuk apapun.
Universitas Sumatera Utara
Ayat 165
wa min al-n āsi man yattakhi
ż
u min d ūni Allāhi andādan yuhibbūnahum kahubbi
All āhi wa al-la
ż
īna āmanū asyaddu hubban li Allahi wa law yarā al-la
ż
īna ẓ ālamū i
ż
yarauna al-‘a
ż
āba anna al-quwwata li Allāhi jamī’an wa anna Allāha syad
īdu al-‘a
ż
ābi dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa pada hari kiamat, bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya niscaya mereka menyesal.
Pada ayat di atas yang menjadi Tamy
īz adalah hubban.
Adapun susunan kalimat wa al-la
ż
īna āmanū asyaddu hubban li Allahi termasuk jenis
Tamy īz Nisbah
gairu muhawwal yaitu tamy īz yang menerangkan kesamaran suatu
jumlah dan kalimat tersebut tidak dipindahkan dari bentuk apapun.
3.3 Analisis Keadaan Kedududkan I’rab Tamy
īz Pada Surat Al-Baqarah
Sebagaimana yang telah penulis uraikan pada latar belakang, bahwa setiap letak kata isim dalam jumlah bahasa Arab dapat mengubah bentuk baris sesuai
dengan fungsinya dalam jumlah itu. Maka pada bab ini juga penulis akan menguraikan keadaan kedudukan i’rab Tamy
īz yang terdapat pada surat Al- Baqarah.
Keadaankedudukan i’rab Tamy īz itu adalah pada dasarnya berbaris nasab
tapi terkadang ia dijarkan dengan idafah dan huruf jar min.
Universitas Sumatera Utara
Adapun penjelasan keadaan kedudukan i’rab pada surat Al-Baqarah adalah sebagai berikut :
3.3. Keadaankedudukan i’rab Tamy