Media Massa KAJIAN TEORI

3. Iklan Primer dan Iklan Selektif Iklan primer dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu atau keseluruhan industri. Pemasang iklan akan lebih fokus menggunakan iklan primer apabila, merek produk jasa yang dihasilkannya telah mendominasi pasar dan akan mendapatkan keuntungan paling besar jika permintaan terhadap jenis produk yang bersangkutan secara umum meningkat. 41 Iklan selektif memusatkan perhatian untuk menciptakan permintaan terhadap suatu merek tertentu. Kebanyakan iklan berbagai barang dan jasa yang muncul di media adalah bertujuan untuk mendorong permintaan secara selektif terhadap suatu merek barang atau jasa tertentu. Iklan selektif lebih menekankan pada alasan untuk membeli suatu merek produk tertentu. 42

F. Media Massa

1. Pengertian media massa Menurut Cangara, media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampain pesan dari sumber kepada khalayak penerima dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televise. 43 41 Ibid. 42 Ibid. 43 Hafield Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h.134. Istilah media massa memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di masyarakat, dengan skala yang sangat luas. Menurut Dennis McQuail dalam Morissan media massa memiliki sifat atau karakteristik yang popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa. 44 Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bila media massa merupakan media yang digunakan dalam penyampain pesan dari komunikator kepada khalayak yang berjumlah besar serempak. Menurut Cangara, karaktersitik dari media massa sendiri adalah : a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang yakni mulai dari proses pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi. b. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinnya terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau terjadi reaksi dan umpan balik biasanya memerlukan waktu dan jarak. c. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasai rintangan waktu dan jarak karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. d. Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti audio, televisi, surat kabar dan semacamnya. 44 Morissan, Andy Corry Wardhani, Farid Hamid, Teori komunikasi Massa Bogor : Ghalia Indonesia, 2009, h. 1. e. Bersifat terbuka, artinya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa. 45 2. Jenis-Jenis Media Massa a. Media massa tradisional Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa. Secara tradisional media massa digolongkan sebagai berikut: surat kabar, majalah, radio, televisi, film layar lebar. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti: 46 1 Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan 2 Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu. 3 Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima. 4 Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit. b. Media massa modern Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti: 47 45 Hafield Cangara, Pengantar ilmu komunikasi,h. 134. 46 http:id.wikipedia.orgwikiMedia_massa 5 mei 2011 pk. 11.41 WIB . 47 Ibid. 1 Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima melalui SMS atau internet misalnya. 2 Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual. 3 Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu. 4 Penerima yang menentukan waktu interaksi. 3. Peranan Media Massa a. Media sebagai penyampai dan penafsir informasi Ditengah sengitnya persaingan memperebutkan uang pengiklan dan perhatian publik, media telah mengembangkan berbagai sejumlah peran. Sebagai media informasi, radio dan televisi unggul dalam menyampaikan berita secara dini yang dilengkapi dengan ulasan penjelas. Kalau media siaran memberikan perhatian pada suatu peristiwa, biasanya waktu dan perhatian untuk peristiwa lain berkurang. Celah inilah yang kemudian diisi oleh koran. Seringkali Koran memberikan banyak hal, sehingga kedalamannya pun terbatas. Celah ini lalu diisi oleh majalah. Majalah acapkali sengaja meliput sesuatu yang diberitakan oleh media siaran secara lebih panjang lebar. Seseorang yang tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu yang diberitakan oleh televisi akan mencarinya di majalah. Jika ia ingin lebih mendalaminya, ia akan mencari bukunya, atau film dokumenternya. Hal ini juga menandakan bahwa peran media sebagai penafsir informasi sama pentingnya dengan perannya sebagai penyampai informasi. 48 Media siaran mampu menyampaikan suatu informasi dengan cepat, namun ia tidak dapat menguraikan segala aspeknya secara lengkap dan mendalam. Koran cukup mendalam dalam mengulas suatu berita, namun adakalanya ia mengabaikan berita atau aspek tertentu yang bagi sebagian orang lebih penting. Majalah, buku dan film dokumenter dapat mengisi kekurangan ini. 49 b. Media sebagai pembujuk Adalah mudah melebih-lebihkan kemampuan media dalam membujuk. Banyak orang yang menggambarkan secara kelewat sederhana bahwa isi media dan respon individu punya hubungan sebab akibat langsung. Mereka akan membayangkan bahwa pembaca akan serta merta melakukan sesuatu sesuai dengan yang dikatakan dalam sebuah tajuk rencana. Padahal komunikasi tunggal tidak berpengaruh sekuat itu, hanya jika sesuatu yang disampaikan media secara terus menerus, maka hal itu akan berpengaruh pada perilaku indivuidu. 50 Media bukan saja menjadi pembujuk kuat, namun media juga bisa membelokan pola perilaku atau sikap-sikap yang ada pada suatu hal. Sejumlah pengamat percaya bahwa kekuatan periklanan begitu 48 William L. Rivers, Jay W. Jensen, Theodore Peterson ,Media Massa dan Masyarakat Modern, dialih bahasakan oleh Haris Munandar dan Dudy Priatna, Jakarta : Kencana, 2008 , h.228-229. 49 Ibid. 50 Ibid., h. 252-253. kuat karena peran media. Medialah yang mendorong konsumen untuk memilih suatu produk tertentu dengan meninggalkan produk lain, atau untuk berganti merek. Wilburn Schramm dalam William L. Rivers, meringkas peran media sebagai pembujuk adalah sebagai setiap komunikasi yang sampai kepada orang dewasa akan masuk kesituasi yang juga dialami oleh jutaan komunikasi sebelumnya, dimana kelompok rujukan sudah siap menyeleksi dan kerangka pikir sudah terbentuk untuk menentukan penting tidaknya komunikasi itu. Karena itu ,komunikasi baru tidak akan menimbulkan goncangan, melainkan sekedar memunculakn sedikit riak perubahan yang prosesnya berjalan lambat dan arahnya ditentukan oleh kepribadian kita sendiri. 51 c. Peran media sebagai media hiburan Secara keseluruhan, isi media adalah hiburan atau sesuatu yang dimaksudkan sebagai hiburan. Kalimat itu, perlu dicarmati karena ternyata istilah hiburan itu sendiri diartikan secara berbeda-beda. Bisa jadi kisah tentang pengusaha kurang yang sukses dinyatakan sebagai hiburan penuh inspirasi, namun para penididik jelas takkan menerimanya. Atau bisa juga televisi menyatakan kuisnya bersifat mendidik, namun belum tentu hal itu sesuai dengan harapan para orang tua. 52 51 Ibid., h. 255. 52 Ibid., h. 282. Makna hiburan juga tergantung pada motivasi orang per orang. Jika kita menjadikan televisi sebagai media hiburan, maka apa saja bentuk acaranya akan kita anggap sebagai hiburan. Seseorang pengusaha bisa jadi terhibur dengan membaca artikel ekonomi yang bagi orang lain sangat rumit. Dalam pengertian ini, semua isi media berpotensi menjadi hiburan, karena penentuannya terserah kepada pembaca, penonton atau pendengarnya. 53 Fungsi hiburan dari media terus berkembang, dan karena tuntutan pasar, media berusaha ,menyajikan hiburan yang bisa memenuhi selera umum. Karenanya, mutu acara hiburan itu, bila diukur dari selera individual, hampir selalu terbatas. Namun media sendiri lebih menghendaki demikian, karena khalayak yang sekedar suka namun jumlahnya banyak jauh lebih menguntungkan dari pada penggemar fanatik dalam jumlah kecil. Unsur-unsur seni dan pendidikan juga di sesuaikan dengan seluruh massal tersebut. 54 Media pun terfokus pada selera massal untuk menjangkau konsumsi massal. Dalam sistem ekonomi massal, memang nyaris mustahil memuaskan selera individual. Dalam usaha merangkul sebanyak mungkin pihak, nilai-nilai yang dikemas dalam produk hiburan cenderung dangkal. Media memang berusaha untuk tidak menonjolkan atau meremehkan nilai-nilai tertentu. Oleh Karena itu, media berupaya netral dalam menyajikan hiburan, maka sangat 53 Ibid., h. 283. 54 Ibid. sulit bagi kita untuk menemukan kedalaman nilai-nilai kejelasan pesan dalam setiap produk hiburan yang disajikan media. 55 Dalam studi kompherensifnya mengenai dampak media massa, Joseph T. Kappler dalam William L. Rivers, melaporkan bahwa orang-orang mencari hiburan acapkalai karena mereka ingin melepaskan tekanan emosinya dari beratnya kehidupan sehari-hari. Mereka ingin menenteramkan perasaan dengan cara membaca komik, menonton film bioskop, serta menikmati acara hiburan di radio dan televisi. Disamping itu, hiburan juga dapat berfungsi sebagai elemen penting kehidupan yang baik, bahkan juga bisa berfungsi sebagi simbol status. Paling tidak, hiburan membantu seseorang merasa gembira. 56 d. Media massa sebagai usaha bisnis Herman dan Chomsky dalam Usman “Ekonomi Media”, menyebut media massa sebagai mesin atau pabrik penghasil berita yang sangat efektif dan mendatangkan keuntungan besar dari sisi ekonomi. Menurut mereka, saat ini media massa telah menjadi industri. 57 Dennis McQuail dalam Usman “Ekonomi Media”, mengatakan media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa, serta ikut menghidupkan industri lain yang terkait, media massa juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan atau 55 Ibid. 56 Ibid., h. 287. 57 Usman Ks., Ekonomi Media Bogor : Ghalia Indonesia, 2009, h.6-7. regulasi dan norma-norma yag menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat atau institusi sosial lainnya. 58 Potter dalam William L. Rivers, juga mengatakan bahwa arti penting radio, televise, koran dan majalah lebih terletak pada fungsinya sebagai perantara guna memikat konsumen. Pesan utamanya terletak pada penyampaian pesan-pesan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku konsumen. 59 tentunya pengaruh ini di tujukan dalam pencarian keuntungan dan pendapatan dalam hal keberlanjutan bisnis industri media itu sendiri. Media dalam kenyataanya dituntut untuk menyesuaikan isinya dengan pertimbangan pasar para pengiklan. Ini dimaksudkan untuk memaksimalkan khalayak yang dituju, sekaligus merupakan konsekuensi dari pola produksi massal. 60 . Besarnya khalayak yang ingin diraih juga mempengaruhi apa yang diabawa dan tidak dibawa oleh media. Demi menjangkau khalayak yang sebesar-besarnya, media akan sedapat mungkin menyesuaikan diri dengan selera, kepentingan atau nilai-nilai mayoritas. 61 58 Ibid. 59 William L. Rivers, Jay W. Jensen, Theodore Peterson ,Media Massa dan Masyarakat Modern, dialih bahasakan oleh Haris Munandar dan Dudy Priatna, h.182. 60 Ibid. 61 Ibid., h. 185-186. 38

BAB III GAMBARAN UMUM INDOSIAR

A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Indosiar

PT Indosiar Karya Media Tbk didirikan pada tahun 1991 dengan nama PT Indovisual Citra Persada dan beroperasi di bidang jasa komunikasi. Melalui restrukturisasi perusahaan, Perseroan mengubah nama menjadi PT Indosiar Karya Media pada bulan Agustus 2003 dan menjadi induk perusahaan PT Indosiar Visual Mandiri “Anak Perusahaan”, yang berusaha di industri pertelevisian berskala nasional. 1 Sejak tahun 2004, Perseroan telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya kini telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia dengan kode saham “IDKM”. Sebagaimana tertera dalam Anggaran Dasar, maksud dan tujuan perseroan adalah bergerak di bidang perdagangan dan jasa kecuali jasa di bidang hukum dan pajak. Anak Perusahaan Perseroan adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional yang berdiri sejak tahun 1991 dan mulai menayangkan program acaranya pada tahun 1995. Pada saat itu Anak Perusahaan merupakan stasiun televisi swasta nasional ke-5 yang hadir dengan produksi in-house-nya yang sangat populer dan segera meraih perhatian mayoritas pemirsa televisi. Sebagai stasiun televisi, Anak Perusahaan menayangkan program program berkualitas ke seluruh Indonesia 1 http:www.indosiar.comdiakses pada tanggal 2 Januari 2011 pk. 20.00 WIB.