Sejarah Singkat dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG

PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN

A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah

Pondok Pesantren Al-Ashriyah Nurul Iman didirikan setelah melihat dampak kirisis moneter tahun 1998. Pada awal terjadinya krisis moneter, banyak sekali kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Terjadinya kasus Semanggi pada tanggal 12 Mei 1998 menyebabkan jatuh dan terpuruknya perekonomian bangsa Indonesia. Di saat itu Al Syekh Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abu Bakar bin Salim yang masih bertempat tinggal di kawasan perumahan Bintaro Jaya, merasa prihatin dan sedih dengan hal tersebut. Krisis moneter itu membuat semakin banyak para remaja yang putus sekolah serta tidak mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi serta terjadinya krisis moral di mana-mana. Hal itu menjadikan beliau bersikeras mendirikan suatu lembaga pendidikan gratis demi meringankan beban bagi mereka yang tidak mampu, umumnya bangsa Indonesia. Sehingga dengan tekad dan kemauan beliau yang mulia tersebut, beliau rela meninggalkan keglamouran kota metropolitan dan mengambil keputusan untuk menetap di desa. Beliau akhirnya pindah ke Desa Waru Jaya, Kecamatan Parung, Jawa Barat Desa yang penduduknya di bawah garis kemiskinan di mana mayoritas penghasilan mereka hanya mengandalkan penjualan daun melinjo serta ikan air tawar. Kemudian, mulailah beliau membangun sebuah pondok pesantren dengan disaksikan para undangan dari Pejabat Pemerintahan Daerah Kabupaten Bogor, para Pejabat Tinggi Negara Republik Indonesia serta Duta Besar Negara-negara Arab, Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia, maka peletakkan batu pertama pendirian Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 1998 di atas lahan 17 tujuh belas hektar. Diawali dengan peresmian peletakkan batu pertama tersebut, maka dalam operasionalnya, Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman mendapatkan rekomendasi dari Kepala Desa Waru Jaya dan Camat Kecamatan Parung Kabupaten Bogor tertanggal 10 Maret 1999, serta telah didaftarkan pada kantor Departemen Agama Kabupaten Bogor sejak tanggal 12 Maret 1999 dengan nomor: MI-101PP0078251999 dengan akte pendirian tanggal 25 Maret 1999 No. 7 di hadapan Notaris Lasmiati Sadikin, SH. Pada mulanya para santri menetap di asrama belakang rumah beliau, namun karena makin banyaknya santri yang berminat maka dibangunkan sebuah kobong bangunan dari bambu yang berukuran 4 X 5 meter di areal tanah yang awalnya sebuah hutan semak belukar dan rumput ilalang. Hari ke hari semakin banyak santri yang berminat hingga kobong tersebut tidak lagi mencukupi untuk ditempati. Mulailah beliau membangun gedung asrama di samping kobong tersebut, mulai dari pembangunan gedung H. Isya dengan luas 15x12 M2 pada tahun 2000. Asrama memberikan pandangan baru terhadap tempat tinggal para santri yang mayoritas sangat sederhana. Adanya bangunan baru tersebut menambahan semangat belajar mereka. Namun, perkembangan tak putus begitu saja, dari tahun ke tahun prioritas perkembangan jumlah para santri begitu drastis hingga memunculkan asrama-asrama baru yang menjadi obyek penampungan para santri. Seperti asrama Gandhi Seva Loka dengan luas 15x12 M 2 , lalu disusul dengan dibangunnya asrama Jadid dengan luas 15x12 M 2 . Pada dasarnya, sebagai pengemban tugas para santri di tuntut untuk memproyektifitikan keseharian mereka antara pengembangan ilmu akhirat sebagai program utama pada bidang pendidikan pondok pesantren dan pendalaman IPTEK sebagai pendamping proyek mereka di dunia. Atas dasar itu, maka dibangun kembali satu tempat ibadah untuk para santri dengan luas 32.5x9.50 M 2 , di depan pintu gerbang Pondok. Mulai dari sinilah perkembangan demi perkembangan terlihat. Terbukti dari munculnya asrama-asrama baru di lingkungan perkomplekan Pondok Pesantren yang menjadi pemandangan baru di wilayah perkomplekan putra dan putri, yaitu asrama Hanif perkomplekan putra dengan luas 12x6 M 2 , asrama H. Kosim perkomplekan putra dengan luas 12x6 M 2 , asrama Olga Fatma perkomplekan putra dengan luas 20x12 M 2 , asrama Anwariyyah perkomplekan putra dengan luas 56x12 M 2 , tiga lokal asrama perkomplekan putri, asrama dengan tiga belas kamar perkomplekan putri, gedung belajar tingkat dua perkomplekan putri dan dua tempat ibadah Masjid di area perkomplekan putra dengan luas 36x36 M 2 dan putri dengan luas 30x30 M 2 . Dari waktu ke waktu mulailah tersebar nama Pondok Pesantren Al- Ashriyyah Nurul Iman dengan seluruh pembiayaan pendidikan, pengobatan, makan, dan minum serta sarana dan pra-sarana ditanggung oleh pihak yayasan gratis, maka para santri yang berminat belajar di Pondok Pesantren ini pun semakin banyak berdatangan. Tidak hanya dari daerah Desa Waru Jaya, melainkan hingga daerah- daerah jauh di dataran bumi Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke, bahkan dari luar negeri. Nama Al-Ashriyyah Nurul Iman sendiri dinukil dari bahasa Arab, Al- Ashriyyah bermakna modern, yang tujuannya menjadi pusat pembinaan pendidikan agama dan pengetahuan umum secara terpadu dan modern. Nurul Iman berawal dari kosa kata bahasa Arab, Nûr yang bermakna cahaya, dan Al-Imân bermakna keimanan . Dengan nama tersebut, Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman diharapkan mampu menciptakan ulama-ulama yang memiliki ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum yang terpadu dan modern dengan diselimuti cahaya keimanan yang tinggi. Kini walaupun semakin bertambahnya jumlah santri, tetapi Yayasan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman tetap senantiasa menjadi lembaga pendidikan yang seluruh biaya pendidikannya, makan dan minumnya, pengobatannya serta sarana dan pra-sarana lainnya ditanggung oleh Yayasan. Dengan kata lain gratis untuk seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi mereka dari golongan yang tidak mampu, fakir, miskin, anak yatim serta anak-anak terlantar.

B. Program Pengembangan

Dokumen yang terkait

KORELASI KULTUR PESANTREN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI. Di Pondok Pesantren al-Amanah al-Gontory

2 20 106

Penyesuaian diri santri di Pondok Pesantren terhadap kegiatan pesantren : studi kasus di Pondok Pesantren Darunnajah

14 101 116

Sistem pelatihan kewirausahaan di Pondok Pesantren Darunajah Cipinang Bogor dalam menumbuhkan entrepreneurship santri

4 28 96

Hubungan kapital sosial dengan tingkat partisipasi santri dalam program pertanian pesantren studi kasus Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor

1 18 109

PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN PENGELOLAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL HIJRAH KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA.

0 0 12

PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL PARUNG-BOGOR | Prayitno | QUALITY 2174 7424 1 SM

0 0 22

PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH KABUPATEN MAJALENGKA Siti Komara

0 1 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL PARUNG-BOGOR. - STAIN Kudus Repository

0 1 15

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah dan Kelembagaan Pondok Pesantren Nurul Iman Islamic - PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA SANTRI MELALUI ENTREPRENEURSHIP DI PONDOK PESANTREN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOO

0 0 49

MANAJEMEN ORGANISASI SANTRI PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA BANJARMASIN (STUDI MULTI KASUS DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMIYAH, PONDOK PESANTREN AL-ISTIQAMAH,DAN PONDOK PESANTREN AL-FURQAN) Tesis

0 0 14