Untuk itu, potensi ekonomi dari pendidikan pesantren ini sebagaimana lazimnya pendidikan, di dalamnya pasti ada murid-siswa, guru, sarana, dan
prasarana. Untuk kelancaran proses pembelajaran, diperlukan seperangkat buku, kitab, dan alat-alat tulis. Dari sini bisa dikembangkan salah satu unit usaha pondok
pesantren yang menyediakan sarana belajar tersebut, semisal toko buku atau kitab, alat tulis, dan foto copy, belum lagi dari sisi kebutuhan sehari-hari seperti makan,
minum, air, telepon, asrama, pakaian, dan sebagainya. Tabel 4.5
Potensi Ekonomi Bidang Pendidikan
Apabila ketiga pilar utama ini terpenuhi, pondok pesantren telah memenuhi tiga fungsi utamanya, yaitu Pertama, sebagai pusat pengkaderan
pemikir-pemikir agama center of excellence. Kedua, sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia human resource. Ketiga, sebagai lembaga yang
melakukan pemberdayaan pada masyarakat agent of development.
B. Pemberdayaan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Lain
1. Pondok Pesantren Al-Wasilah, Cipanas, Kabupaten Garut
Pondok Pesantren
Sarana Prasarana KBM dan Kebutuhan SantriMurid
Umum Agama
Formal
Kitabbuku, Asrama, MakanMinum, dll.
Pondok pesantren Al-Wasilah yang dipimpin KH. Ahmad Thanthowi Djauhari Musaddad, belakangan ini banyak bergerak dalam merehabilitasi
pemukiman penduduk, perbukitan bahkan lahan-lahan kritis yang dimiliki Perhutani di Kawean Garut. Dibawah forum komunikasi yang dibentuknya
pondok pesantren Al-Wasilah memimpin santri dari banyak pesantren di kabupaten Garut dan masyarakat untuk bekerjasama dalam suatu gerakan
konservasi. Para ulama di kabupaten Garut bahkan lebih jauh. Dengan inisiatif
Pondok Pesantren Al-Wasilah para ulama mengeluarkan fatwa bahwa perusakan alam sangat bertentangan dengan hukum-hukum Islam.
K.H. Ahmad Tanthowi yang mencetus gagasan ini tampak melakukan hal ini dengan sepenuh hati. Ia juga membuat suatu pujian dalam bentuk “salawat
lingkungan” dalam bahasa sunda. Pesan yang dimaksudkannya adalah pengagungan Nabi Muhammad SAW dan memasukkan pesan-pesan lingkungan.
Ia mempopulerkan salawat ini dan secara perlahan menjadi bagian dari rius shalat jumat, pengajian dan ritual keagamaan lainnya. Bersama dengan pengikut
pengajiannya, sebanyak 575 pondok pesantren di Kabupaten Garut, dalam berbagai tingkat, menjadi penjaga hutan yang ada di sekitarnya dari perusakkan
dan pembalakan liar. Di samping pondok pesantren, kelompok-kelompok tani, koperasi
pedasaan dan organisasi pemuda, turut bergabung dalam gerakan ini.
2. Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kabupaten Bandung
Pondok pesantren al ittifaq merupakan salah satu pesantren agrobisnis yang berbasis masyarakat. Pesantren ini berada di desa Alam Endah kecamatan
Rancabali Kabupaten Bandung Jawa barat. Kiprah pesantren ini dalam membantu meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan masyarakat telah diakui berbagai
pihak, baik swasta maupun pemerintah. Kontribusi pondok pesantren al ittifaq kepada masyarakat tidak lepas dari peran serta pimpinannya, Fuad Affandi, yang
selalu berusaha memberdayakan sumberdaya yang berada di desa Alam Endah. Dalam berbisnis, Kerja sama yang dijalin al ittifaq merupakan kerja
sama yang lintas agama, dan lintas golongan. Kebersamaan ini adalah hasil kerja keras Fuad Affandi yang selalu berusaha menanamkan kebersamaan dalam jiwa
santrinya dan jiwa masyarakat sekitar pondok. Al ittifaq bersifat terbuka terhadap perubahan perubahan yang terjadi di sekitarnya yang dianggap berguna
bagi keberlangsungan pondok、sehingga hal ini memudahkan pihak manapun untuk bekerjasama dengan al ittifaq.
Kunci kesuksesan al ittifaq adalah kebersamaan yang selalu ditanamkan fuad affandi kepada para anggotanya, mereka dididik untuk tidak
mementingkan kepentingan diri sendiri, mereka dituntut untuk saling tolong menolong dalam segala hal.
Bentuk kerjasama antar warga masyarakat diwadahi dalam Kelompok Tani. Fuad affandi sendiri pertama kali mendirikan kelompok tani pada tahun
1988. jumlah kelompok tani yang berada dibawah naungan pesantren al ittifaq adalah 5 kelompok tani dengan jumlah KK atau kepala keluarga kurang lebih 446
KK. Berikut perinciannya:
a. Kelompok tani Al-Ittifaq dengan jumlah anggota kurang lebih 300 orang,
terdiri dari santri dan guru. b.
Kelompok tani one dengan jumlah anggota kurang lebih 380 petani. c.
Kelompok tani HMS Hasil Melak Sayur dengan jumlah anggota kurang lebih 28 orang.
d. Kelompok tani Jampang Endah dengan jumlah anggota kurang lebih 25 orang.
e. Kelompok Tani Tunggul Endah dengan jumlah anggota kurang lebih 13
orang.
Perbedaan Pondok Pesantren Al-AShriyyah Nurul Iman Parung-Bogor dengan pondok diatas adalah bahwa kedua pondok pesantren tadi hanya fokus di
bidang agribisnis saja sedangkan Pondok Pesantren Al-AShriyyah Nurul Iman Parung-Bogor selain fokus di bidang agribisnis, juga ada bidang produksi dan jasa
C. Faktor Pendukung dan Penghambat