KESIMPULAN DAN SARAN Aspek Yuridis Terhadap Hubungan PT. PLN (PERSERO) Wil. Sumut Dengan CV. YAPINDO (Sebagai Supplier Komponen Listrik)

D. Proses Penyelesaian Apabila Salah Satu Pihak Wanprestasi …………………………………….. 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...................................................................... 90 B. Saran................................................................................ 91 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 93 LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara ABSTRAKSI Aristoteles, seorang filsuf Yunani menyatakan bahwa manusia adalah zoon politicon, yang artinya manusia sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingi bergaul dan berkumpul denan sesama manusia lainnya. Oleh karena itu, manusia tidak dapat hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan manusia lain. Hal ini tentunya tidak hanya berlaku bagi individu orang-perorangan, tetapi juga berlaku bagi Badan Usaha, sebagaimana hubungan antara PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara dengan CV. YAPINDO dalam hal pemenuhan komponen listrik. Dalam proses pemenuhan kebutuhan inilah timbul hubungan antar kedua Badan Usaha tersebut. Hubungan hukum antara PT. PLN Persero wilayah Sumatera Utara dengan CV. YAPINDO diwujudkan dalam suatu kontrak kerja yang bersumber dari kesepakatan kedua belah pihak. Namun, walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri salah satu atau kedua belah pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya wanprestasi. Hal inilah yang menjadi pokok permasalahan yang akan dianalisa dalam penelitian ini, yaitu bagaimana hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta bagaimana proses penyelesaiannya apabila salah satu atau kedua belah pihak terkait melakukan wan prestasi. Adapun metode yang dipergunakan untuk menyelesaikan permasalah tersebut adalah dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan Library Research terhadap data-data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut dan penelitian lapangan Field Research di PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa prosedur penyelesaian yang ditempuh oleh kedua belah pihak ketika terjadi wanprestasi sesuai dengan yang ditentukan dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah. Namun, masih perlu diperhatikan penerapan teori sama nilai Equivalent Theory, agar tercipta kontrak yang seimbang antar kedua belah pihak. Universitas Sumatera Utara ABSTRAKSI Aristoteles, seorang filsuf Yunani menyatakan bahwa manusia adalah zoon politicon, yang artinya manusia sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingi bergaul dan berkumpul denan sesama manusia lainnya. Oleh karena itu, manusia tidak dapat hidup sendiri untuk memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan manusia lain. Hal ini tentunya tidak hanya berlaku bagi individu orang-perorangan, tetapi juga berlaku bagi Badan Usaha, sebagaimana hubungan antara PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara dengan CV. YAPINDO dalam hal pemenuhan komponen listrik. Dalam proses pemenuhan kebutuhan inilah timbul hubungan antar kedua Badan Usaha tersebut. Hubungan hukum antara PT. PLN Persero wilayah Sumatera Utara dengan CV. YAPINDO diwujudkan dalam suatu kontrak kerja yang bersumber dari kesepakatan kedua belah pihak. Namun, walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri salah satu atau kedua belah pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya wanprestasi. Hal inilah yang menjadi pokok permasalahan yang akan dianalisa dalam penelitian ini, yaitu bagaimana hak dan kewajiban kedua belah pihak, serta bagaimana proses penyelesaiannya apabila salah satu atau kedua belah pihak terkait melakukan wan prestasi. Adapun metode yang dipergunakan untuk menyelesaikan permasalah tersebut adalah dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan Library Research terhadap data-data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut dan penelitian lapangan Field Research di PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. Melalui penelitian ini dapat diketahui bahwa prosedur penyelesaian yang ditempuh oleh kedua belah pihak ketika terjadi wanprestasi sesuai dengan yang ditentukan dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah. Namun, masih perlu diperhatikan penerapan teori sama nilai Equivalent Theory, agar tercipta kontrak yang seimbang antar kedua belah pihak. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN