Asas Kepastian Hukum pacta sunt servanda

Setiap perjanjian itu adalah sah dalam arti mengikat apabila sudah tercapai kesepakatan mengenai hal – hal yang pokok mengenai perjanjian itu. 27 Menurut Prof. DR. Mariam Darus Badruzaman, S.H menyatakan bahwa asas konsensualisme ini ditemukan dalam Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUHPerdata. Dalam Pasal 1320 KUHPerdata menyebutnya tegas sedangkan dalam Pasal 1338 KUHPerdata ada kata “semua”yang menunjukkan bahwa setiap orang diberi kesempatan untuk menyatakan keinginannya will, yang dirasas baik untuk menciPT.akan perjanjian. 28 Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt servanda merupakan asas yang berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya sebuah Undang-Undang. Mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak. Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata. Asas ini pada mulanya dikenal dalam hukum gereja. Dalam hukum gereja itu disebutkan bahwa terjadinya suatu perjanjian bila ada kesepakatan antar pihak yang melakukannya dan dikuatkan dengan sumpah. Hal ini mengandung makna bahwa setiap perjanjian yang diadakan oleh kedua pihak merupakan perbuatan yang sakral dan dikaitkan dengan unsur keagamaan. Namun, dalam perkembangan selanjutnya asas pacta sunt servanda diberi arti sebagai pactum, yang berarti sepakat yang tidak perlu

3. Asas Kepastian Hukum pacta sunt servanda

27 Ibid, Hal. 26. 28 Mariam Badruszaman, KUHPerdata buku empat : hukum perikatan bersera penjelasasnnya, Alumni, Bandung, 1993, hal.113. Universitas Sumatera Utara dikuatkan dengan sumpah dan tindakan formalitas lainnya. Sedangkan istilah nudus pactum sudah cukup dengan kata sepakat saja. 4. Asas Itikad Baik good faith Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata yang berbunyi: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas ini merupakan asas bahwa para pihak, yaitu pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun kemauan baik dari para pihak. Asas itikad baik terbagi menjadi dua macam, yakni itikad baik nisbi dan itikad baik mutlak. Pada itikad yang pertama, seseorang memperhatikan sikap dan tingkah laku yang nyata dari subjek. Pada itikad yang kedua, penilaian terletak pada akal sehat dan keadilan serta dibuat ukuran yang obyektif untuk menilai keadaan penilaian tidak memihak menurut norma-norma yang objektif. 5. Asas Kepribadian personality Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang akan melakukan danatau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPerdata. Pasal 1315 KUHPerdata menegaskan: “Pada umumnya seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri.” Inti ketentuan ini sudah jelas bahwa untuk mengadakan suatu perjanjian, orang tersebut harus untuk kepentingan dirinya sendiri. Pasal 1340 KUHPerdata berbunyi: “Perjanjian hanya berlaku antara pihak yang membuatnya.” Hal ini mengandung maksud bahwa perjanjian yang dibuat oleh para Universitas Sumatera Utara pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya. Namun demikian, ketentuan itu terdapat pengecualiannya sebagaimana diintridusir dalam Pasal 1317 KUHPerdata yang menyatakan: “Dapat pula perjanjian diadakan untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu perjanjian yang dibuat untuk diri sendiri, atau suatu pemberian kepada orang lain, mengandung suatu syarat semacam itu.” Pasal ini mengkonstruksikan bahwa seseorang dapat mengadakan perjanjiankontrak untuk kepentingan pihak ketiga, dengan adanya suatu syarat yang ditentukan. Sedangkan di dalam Pasal 1318 KUHPerdata, tidak hanya mengatur perjanjian untuk diri sendiri, melainkan juga untuk kepentingan ahli warisnya dan untuk orang-orang yang memperoleh hak daripadanya. Jika dibandingkan kedua Pasal itu maka Pasal 1317 KUHPerdata mengatur tentang perjanjian untuk pihak ketiga, sedangkan dalam Pasal 1318 KUHPerdata untuk kepentingan dirinya sendiri, ahli warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak dari yang membuatnya. Dengan demikian, Pasal 1317 KUHPerdata mengatur tentang pengecualiannya, sedangkan Pasal 1318 KUHPerdata memiliki ruang lingkup yang luas. Disamping kelima asas yang telah diuraikan diatas, dalam Lokakarya hukum perikatan yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional BPHN, Departemen Kehakiman RI pada tanggal 17 – 19 Desember 1985 telah berhasil dirumuskannya delapan asas hukum perikatan nasional. 29 1. Asas Kepercayaan Kedelapan asas tersebut adalah sebagai berikut: 29 Tim Naskah Akademis BPHN, “Naskah Akademis Lokakarya Hukum Perikatan,” Jakarta :Badan Pembinaan Hukum Nasional, 1985 Universitas Sumatera Utara Asas kepercayaan mengandung pengertian bahwa setiap orang yang akan mengadakan perjanjian akan memenuhi setiap prestasi yang diadakan diantara mereka dibelakang hari. 2. Asas Persamaan Hukum Asas persamaan hukum mengandung maksud bahwa subjek hukum yang mengadakan perjanjian mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dalam hukum. Mereka tidak boleh dibeda-bedakan antara satu sama lainnya, walaupun subjek hukum itu berbeda warna kulit, agama, dan ras. 3. Asas Keseimbangan Asas keseimbangan adalah asas yang menghendaki kedua belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Kreditur mempunyai kekuatan untuk menuntut prestasi dan jika diperlukan dapat menuntut pelunasasn prestasi melalui kekayaan debitur, namun debitur memikul pula kewajiban untuk melaksanakan perjanjian itu dengan itikad baik. 4. Asas Kepastian Hukum Perjanjian sebagai figur hukum mengandung kepastian hukum. Kepastian ini terungkap dari kekuatan mengikatnya perjanjian, yaitu sebagai Undang-Undang bagi yang membuatnya. 5. Asas Moralitas Asas moral ini terikat dalam perikatan wajar, yaitu suatu perbuatan sukarela dari seseorang tidak dapat menuntut hak baginya untuk menggugat prestasi dari pihak debitur. Hal ini terlihat dalam zaakwarneming, yaitu seseorang melakukan perbuatan dengan sukarela moral. Yang bersangkutan mempunyai kewajiban hukum untuk Universitas Sumatera Utara meneruskan dan menyelesaikan perbuatannya. Salah satu faktor yang memberikan motivasi pada yang bersangkutan melakukan perbuatan hukum itu adalah didasarkan pada kesusilaan moral sebagai panggilan hati nuraninya. 6. Asas Kepatutan Asas kepatutan tertuang dalam Pasal 1339 KUHPerdata. Asas ini berkaitan dengan ketentuan mengenai isi perjanjian yang diharuskan oleh kepatutan berdasarkan sifat perjanjiannya. 7. Asas Kebiasasan Asas ini dipandang sebagai bagian dari perjanjian. Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk apa yang secara tegas diatur, akan tetapi juga hal-hal yang menurut kebiasasan lazim diikuti. 8. Asas Perlindungan Asas perlindungan mengandung pengertian bahwa antara debitur dan kreditur harus dilindungi oleh hukum. Namun, yang perlu mendapat perlindungan itu adalah pihak debitur karena pihak ini berada pada posisi yang lemah.Asas-asas inilah yang menjadi dasar pijakan dari para pihak dalam menentukan dan membuat suatu kontrakperjanjian dalam kegiatan hukum sehari-hari. Dengan demikian dapat dipahami bahwa keseluruhan asas diatas merupakan hal penting dan mutlak harus diperhatikan bagi pembuat kontrakperjanjian sehingga tujuan akhir dari suatu kesepakatan dapat tercapai dan terlaksana sebagaimana diinginkan oleh para pihak. Untuk menerangkan perjanjian yang berasasl dari hubungan pengadaan komponen listrik perlu dihubungkan dengan asas-asas hukum kontrak tersebut. Universitas Sumatera Utara Adanya hubungan antara PT. PLN Persero dengan CV. YAPINDO perusahaan pensuplai komponen listrik didahului dengan adanya perjanjian kerja sama join activity yang dibuat antara PT. PLN Persero WIL. SUMUT, yang didalam perjanjian ini disebut sebagai pihak pertama dengan CV. YAPINDO, yang didalam ini disebut sebagai pihak kedua. Dalam hal ini pihak pertama dan pihak kedua telah sepakat untuk mengadakan kerja sama join activity dalam hal pengadaan LBS Manual VacumGas 3 Phasas 27 KV, 630 A OD untuk kebutuhan Basket II penurunan saidi dan Saifi semester I TA 2008 Cabang Rantau Prapat sebanyak 12 unit. Dengan adanya kata sepakat dan persetujuan antara pihak pertama PT. .PLN Persero Wil. Sumut dengan pihak kedua CV. YAPINDO maka untuk sahnya perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1320 ayat 1 telah terpenuhi. Setelah adanya kata sepakat dan persetujuan dalam hal pengadaan LBS Manual VacumGas 3Phasas 27 KV, 630 A OD untuk kebutuhan Basket II penurunan saidi dan Saifi semester I TA 2008 Cabang Rantau Prapat sebanyak 12 unit, mereka menentukan syarat –syarat mengenai objek perjanjian tersebut, dengan kata lain dengan adanya kesepakatan antara masing – masing pihak tentang syarat – syarat dan objek perjanjian itu, maka timbullah persetujuan dan persetujuan ini adalah merupakan suatu syarat sahnya perjanjian. Hal ini akan membawa akibat pada adanya ikatan masing – masing pihak. Dengan adanya sepakat antara PT. PLN Persero Wil. SUMUT dengan CV. YAPINDO sebagai supplier Komponen listrik maka lahirlah perjanjian yang mengikat kedua belah pihak, untuk memenuhi dan melaksanakan apa yang telah diperjanjikan Universitas Sumatera Utara atau disepakati bersama pada waktu perjanjian itu diadakan, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata bahwa semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang – Undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan – persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah pihak atau karena alasasn – alasasn oleh alasasn Undang – Undang dinyatakan cukup untuk itu. Asas hukum yang paling erat kaitannya perjanjian kerja sama antara PT. PLN Persero dengan CV. YAPINDO perusahaan pensuplai komponen listrik ialah asas konsensualisme dan asas kebebasasn berkontrak.

F. Hak dan Kewajiban Masing – Masing pihak Dalam Perjanjian Kerja Sama