Kriteria Dalam Menentukan Upah Status Pekerja dan Sistem Pengupahan

2.2. Upah 2.2.1. Pengertian Upah Yang dimaksud dengan upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja termasuk tunjangan, baik untuk pekerja sendiri maupun keluarganya. PP No 8 Tahun 1981. Kedudukan dan fungsi upah adalah sebagai hak bagi pekerja dan kewajiban bagi perusahaan yang merupakan sarana untuk memelihara, melestarikan dan meningkatkan kebutuhan hidup manusia, ditetapkan atas dasar nilai-nilai tugas seorang pekerja dengan memperhatikan keseimbangan prestasi, kebutuhan pekerja dan kemampuan perusahaan.

2.2.2. Kriteria Dalam Menentukan Upah

Dalam menentukan upah perusahaan harus memperhatikan beberapa kriteria yaitu Suprihanto, 1986 : 52 • Struktur upah perlu disederhanakan dan diupayakan agar upah pokok lebih besar dari tunjangan lainnya. • Idealnya diperlukan komponen upah secara umum yang dapat digunakan untuk setiap pekerjaan dan keperluan. Tetapi kenyataanya hal ini sukar dilakukan karena perbedaan prinsip-prinsip penggunaanya. Karena itu Universitas Sumatera Utara diperlukan perkataan komponen upah menurut keperluannya masing-masing yaitu : Untuk keperluan penghitungan upah pada waktu tidak masuk bekerja dengan hak upah, antara lain hak upah lembur, pensiunan, tunjangan hari tua atau bonus tahunan, cuti tahunan, sakit di rumah sakit dan lain sebagainya sebagai bahan pertimbangan pemerintah.Mengingat bahwa di Indonesia klasifikasi jabatan belum dilaksanakan secara meluas sehingga bagi perusahaan tertentu tidak ada sistem yang jelas dalam menentukan jumlah pengupahan,.

2.2.3. Status Pekerja dan Sistem Pengupahan

Pada dasarnya sistem pengupahan dapat ditetapkan menurut waktu atau berdasarkan upah potongan atau borongan atau kombinasi-kombinasinya. Dengan demikian jelas sistem pengupahan tidak boleh dikaitkan dengan status atau kedudukan pekerja. Apabila suatu pekerja oleh perusahaan diserahkan kepada kontraktor maka perusahaan yang mengontrakkan pekerja tersebut wajib mengetahui tentang status hukum dari perusahaan kontraktor itu bahwa perusahaan kontraktor tersebut telah menjalankan wajib lapor perusahaan. Hal ini penting sekali demi perlindungan pekerja yang bekerja pada perusahaan kontraktor tersebut. Apabila perusahaan menggunakan kontraktor yang tidak berbadan hukum dan belum melakukan wajib lapor perusahaan maka perusahaan yang menggunakan seperti itu bertanggung-jawab sepenuhnya atas kerugian yang diderita oleh pekerja akibat kelalaian kontraktor tersebut atau dengan kata lain para pekerja dari kontraktor tadi harus dianggap dan diperlukan sebagai pekerja sendiri. Apabila kontraktor yang Universitas Sumatera Utara berbadan hukum dan sudah melakukan wajib lapor, menyerahkan lagi pekerjaan kepada suatu kontraktor lain yang tidak berbadan hukum maka kontraktor yang menyerahkan pekerjaan tadi bertanggung-jawab atas kerugian yang diderita oleh pekerja.

2.2.4. Mekanismen Penetapan Upah.