Efek yang bersifat alokasi dan efisiensi Efek yang menyangkut penyediaan factor-faktor produksi Efek yang menyangkut redistribusipembagian pendapatan dari pendapatan nasional. Kerangka Konseptual

ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri, sekaligus mencerminkan adanya upaya untuk mencapai fiscal sustainability sebagai sasaran strategis dari APBN. Pembiayaan proyek dimanfaatkan untuk pembangunan sumber daya manusia di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahtraan sosial, penyediaan sarana dan prasarana transportasi, di bidang pertanian, tenaga listrik, dan pengairan. Di samping itu juga akan dimanfaatkan untuk pengadaan prasarana pendukung Hankam, telekomunikasi, dan pembangunan prasarana perkotaan.

2.3.1. Akibat Ekonomis Pengeluaran Pemerintah

Pengusahaan kegiatan ekonomis oleh pemerintah melalui pengeluaran pemerintah serta pemindahan daya beli dari satu kelompok orang ke kelompok yang lain secara potensial, dapat mempunyai pengaruh yang berarti terhadap rumah tangga dan sektor swasta dalam perekonomian, antara lain :

a. Efek yang bersifat alokasi dan efisiensi

Secara sadar pemerintah mengalokasikan kembali sumber-sumber ekonomi dan berbagai barang dan jasa dengan memproduksi barang-barang umum dan jasa-jasa umum yang mempunyai keuntungan eksternal. Kegiatan alokasi ini mengubah pengalihan sumber-sumber ekonomi karena pemberi dan penerima masing-masing mempunyai pola-pola pengeluaran yang berlainan. Secara langsung pengeluaran pemerintah dapat mempengaruhi kesejahteraan melalui realokasi dari faktor-faktor produksi. Pemerintah dapat mempengaruhi efisiensi dalam melakukan kegiatan ekonomi. Adapun efek pengeluaran Universitas Sumatera Utara pemerintah dari alokasi ini dapat ditempuh dengan cara seperti penyediaan barang-barang publik, kegiatan transfer dan pengenaan pembangunan pajak.

b. Efek yang menyangkut penyediaan factor-faktor produksi

pemerintah dapat mempengaruhi tingkat GNP rill dengan mengubah persediaan dari berbagai faktor yang dapat dipakai dalam produksi melalui program-program pembiayaannya, yang dapat mengubah kesediaan dari pemilik faktor-faktor untuk menyediakan faktor-faktor tersebut.

c. Efek yang menyangkut redistribusipembagian pendapatan dari pendapatan nasional.

Pemerintah mempengaruhi pola redistribusi pendapatan rill melalui penyediaan keuntungan di satu pihak dan pengeluaran pendapatan rill dari sektor swasta atau pendapatan dipihak lain, hasil akhirnya adalah satu pola pendapatan yang lain daripada bila tidak ada campur tangan pemerintah.

d. Efek mengenai stabilitas

Pertumbuhan program pengeluaran serta pembiayaan akan mempengaruhi tingkat pencapaian full employment dengan mengubah pengeluaran total dalam perekonomian dan juga mampu meningkatkan GNP yang berarti mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi.

2.3.2. Infrastruktur

Infrastruktur merujuk pada sistem phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang Universitas Sumatera Utara dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi Robert, 2005:8 Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastrukut dapat didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar, peralatan- peralatan, instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibuthkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat Robert, 2005:9. Definisi teknik juga memberikan spesifikasi apa yang dilakukan sistem infrastruktur dan mengatakan infrastruktur adalah aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting. Sebagai salah satu konsep pola pikir dibawah ini diilustrasikan diagram sederhana bagaimana peran infrastruktur. Diagram ini menunjuk bahwa secara ideal lingkungan alam merupakan pendukung dari sistem infrastruktur, dan sistem ekonomi diduku ng oleh sistem infrastruktur. Sistem sosial sebagai obyek dan sasaran didukung oleh sistem ekonomi. Sumber : Pengantar Manajemen infrastruktur Robert : 9 Gambar 2.1 Hubungan antara sistem sosial, ekonomi, infrastruktur dan lingkungan alam yang harmoni. Social System Physical Infrastructur Natural Environment Economic System Universitas Sumatera Utara Dari gambar di atas dapat dikatakan bahwa lingkungan alam merupakan pendukung dasar dari semua sistem yang ada. Peran infrastruktur sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial dalam tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan alam menjadi sangat penting. Infrastruktur yang kurang akan memberikan dampak yang besar bagi manusia. Sebaliknya, infrastruktur yang terlalu berlebihan untuk kepentingan umat manusia tanpa memperhatikan kapasitas daya dukung lingkungan akan merusak alam yang pada hakekatnya akan merugikan manusia termasuk makhluk hidup lain. Berfungsi sebagai suatu sistem sosial dan sistem ekonomi, maka infrastruktur perlu dipahami dan dimengerti secara jelas terutama bagi penentu kebijakan

2.3.3. Teori Pengeluaran Pemerintah 1. Pengeluaran Pemerintah Versi Keynes

Identitas keseimbangan pendapatan nasional Y= C+I+G merupakan pandangan kaum Keynesian akan relevansi campur tangan pemerintah dalam perekonomian tertutup. Formula ini dikenal sebagai identitas pendapatan nasional. Y merupakan pendapatan nasional, C merupakan pengeluaran konsumsi, dan G merupakan Pengeluaran pemerintah. Dengan membandingkan nilai G terhadap Y serta mengamati dari waktu ke waktu dapat diketahui seberapa besar kontribusi Pengeluaran pemerintah dalam pembentukan pendapatan nasional. Menurut Keynes, untuk menghindari timbulnya stagnasi dalam perekonomian, pemerintah berupaya untuk meningkatkan jumlah pengeluaran pemerintah G Universitas Sumatera Utara dengan tingkat yang lebih tinggi dari pendapatan nasional, sehingga dapat mengimbangi kecendrungan mengkonsumsi C dalam perekonomian. Perpajakan dan pengeluaran pemerintah saling berkaitan dalam pengertian fiskal atau anggaran pendapatan dan belanja pemerintah secara keseluruhan. Pengeluaran total dalam perekonomian dikurangi efek pengganda dari peningkatan pajak dan pemotongan pajak merupakan kebijakan dimana pemerintah melaksanakan anggaran surplus dalam menekan pengeluaran pemerintah. Jika tujuannya adalah untuk meningkatkan pengeluaran, maka pemerintah mengoperasikan anggaran defisit dengan mengurangi pajak dan meningkatkan pengeluaran pemerintah. Suatu penurunan dalam pengeluaran pemerintah dan peningkatan dalam pajak dari aliran sirkulasi pendapatan nasional akan mengurangi permintaan agregat dan melalui proses pengganda multiplier effect akan memberikan penurunan tekanan inflasi ketika perekonomian mengalami peningkatan kegiatan yang berlebihan over- heating . Sebaliknya adanya peningkatan dalam pengeluaran pemerintah dan penurunan dalam pajak, maka suatu suntikan injection ke dalam aliran sirkulasi pendapatan nasional akan menaikkan permintaan agregat dan melalui efek pengganda akan menciptakan tambahan lapangan pekerjaan.

2. Teori Wagner

Teori mengenai perkembangan persentase pengeluaran pemerintah yang semakin besar terhadap GNP. Wagner menyatakan dalam suatu perekonomian apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah akan meningkat. Terutama disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan yang Universitas Sumatera Utara timbul dalam masyarakat, hukum, pendidikan, rekreasi, kebudayaan, dan sebagainya. Hukum tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut : PPk PkPP 1 1 − − t t PPk PkPP 2 2 − − t t PPk PkPP ...... n t n t PPk PkPP − − Keterangan : PkPP = Pengeluaran pemerintah per kapita PPk = Pendapatan nasional per kapita 1,2,..,n = Indeks waktu tahun Wagner mendasarkan pandangannya pada suatu teori yang disebut organic theory of state yaitu teori yang menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak, terlepas dengan masyarakat yang lain. Menurut Wagner, ada lima hal yang menyebabkan pengeluaran pemerintah selalu meningkat yaitu : a. Tuntutan peningkatan perlindungan keamanan dan pertahanan, b. Kenaikan tingkat pendapatan masyarakat, c. Urbanisasi yang mengiringi pertumbuhan ekonomi, d. Perkembangan demografi, e. Ketidakefisienan birokrasi yang mengiringi perkembangan pemerintah. Pertumbuhan ekonomi akan menyebabkan hubungan antara industri-industri dan hubungan antara industri dengan masyarakat akan semakin rumit dan kompleks sehingga potensi terjadinya kegagalan eksternalitas negatif menjadi semakin besar. Universitas Sumatera Utara Namun teori Wagner memiliki kelemahan yaitu tidak didasari pada teori pemilihan barang-barang publik.

3. Teori Peacock dan Wiseman

Peacock dan wiseman mengemukakan perkembangan pengeluaran pemerintah yang didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa berusaha untuk memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar, sehingga teori peacock dan wiseman merupakan dasar dari pemungutan suara. Peacock dan wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah sehingga mereka memiliki kesediaan untuk membayar pajak. Tingkat toleransi pajak ini merupakan kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak secara semena-mena. Dalam teorinya peacock dan wiseman menyatakan bahwa perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah, dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh karena itu dalam keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang menjadi semakin besar. Universitas Sumatera Utara Apabila keadaan normal tersebut terganggu, misalnya karena ada perang, maka pemerintah harus memperbesar pengeluarannya untuk membiayai perang. Karena itu penerimaan pemerintah dari pajak juga harus meningkat, dan pemerintah meningkatkan penerimaannya dengan cara menaikkan tarif pajak sehingga dana sawsta untuk investasi dan konsumsi menjadi berkurang. Keadaan ini disebut efek pengalihan displacement effect yaitu adanya suatu gangguan sosial menyebabkan aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah. Selain itu banyak aktivitas pemerintah yang baru kelihatan setelah terjadinya perang, yang disebut efek inspeksi inspection effect. Adanya gangguan sosial juga akan menyebabkan terjadinya konsentrasi kegiatan ke tangan pemerintah, yang disebut efek konsentrasi concentration effect . Efek atau gangguan lain dari adanya gangguan sosial adalah apa yang disebut dengan efek inspeksi yang timbul karena masyarakat sadar akan adanya hal-hal yang perlu ditangani pemerintah setelah selesainya gangguan sosial tersebut. Dalam teori peacock dan wiseman mereka mengemukakan bahwa adanya toleransi pajak, yaitu suatu limit perpajakan, akan tetapi mereka tidak menyatakan pada tingkat berapakah toleransi pajak tersebut. 2.4. Indeks Kepercayaan Konsumen 2.4.1. Pengertian Indeks Kepercayaan Konsumen Indeks Kepercayaan Konsumen adalah indeks yang mengukur tingkat kesehatan keuangan, potensi konsumsi dan keyakinan konsumen untuk berbelanja Universitas Sumatera Utara akan menentukan kesehatan ekonomi dan bisnis suatu negara Bank Indonesia. Indikator ini disusun oleh Bank Indonesia.

2.4.2. Metodologi

Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilaksanakan sejak Oktober 1999. Sejak Januari 2007 survei dilaksanakan terhadap kurang lebih 4.600 rumah tangga sebagai responden stratified random sampling di 18 kota : Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, Bandar Lampung, Palembang, Banjarmasin, Padang, Pontianak, Samarinda, Manado, Denpasar, Mataram, Pangkal Pinang, Ambon dan Banten. Secara statistik dengan tingkat kepercayaan 99, jumlah sample tersebut memiliki sampling error 2. Pengumpulan data dilakukan sebagian melalui wawancara telepon dan sebagian lagi secara langsung kepada responden secara rotated. Indeks dihitung dengan metode balance score net balance + 100, sehingga jika indeks diatas 100 berarti optimis, sebaliknya dibawah 100 berarti pesimis.

2.4.3. Keyakinan Dan Sikap Konsumen

Keyakinan dan sikap konsumen merupakan komponen psikologi konsumen yang mempengaruhi perilaku konsumen baik itu dalam proses pengambilan keputusan pembelian maupun perilaku dalam hal keputusan untuk tidak lagi menggunakan produk. Erna, 2008 : 93. Secara sadar maupun tidak tindakan konsumen dipengaruhi oleh sikap dan keyakinannya. Ketika konsumen memiliki sikap negatif pada kondisi saat ini maupun Universitas Sumatera Utara memiliki ekspektasi negatif terhadap kondisi perekonomian masa mendatang maka secara sadar maupun tidak sadar akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Konsumen cenderung menahan uang yang dimiliki sampai benar-benar yakin kondisi ekonomi akan baik. Walaupun begitu beberapa ahli masih berpendapat bahwa bagaimana sikap terbentuk dan sejauh mana pengaruhnya masih merupakan misteri karena keseluruhan proses ini terjadi dalam benak konsumen.

2.4.4. Pengaruh Faktor Bukan Harga Atas Permintaan.

Hukum permintaan hanya menekankan perhatiannya kepada pengaruh harga suatu barang kepada jumlah barang yang akan diminta sedangkan dalam kenyataan sebenarnya banyaknya permintaan atas sesuatu barang ditentukan oleh banyak faktor lain. Faktor-faktor tersebut adalah Sahat, 2007 : 12 : 1. Selera 2. Banyaknya konsumen pembeli 3. Pendapatan konsumen 4. Harga barang-barang lain 5. Ekspektasi Ekspektasi atau ramalan mengenai masa mendatang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan yang berkaitan dengan kepercayaan konsumen. Perubahan-perubahan yang diramalkan mengenai keadaan di masa yang akan datang dapat mempengaruhi permintaan. Ramalan para konsumen bahwa harga- harga akan menjadi bertambah tinggi di masa depan akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak pada masa ini, untuk menghemat pengeluaran pada masa yang Universitas Sumatera Utara akan datang. Sebaliknya bahwa ramalan bekerja akan bertambah sukar diperoleh dan kegiatan ekonomi akan mengalami resesi akan mendorong orang lebih berhemat dalam pengeluarannya dadn mengurangi permintaan. 2.5. Jumlah Penduduk 2.5.1. Penduduk dan Pembangunan Ekonomi Pertambahan penduduk bukanlah merupakan suatu masalah, melainkan sebaliknya justru merupakan unsur penting yang akan memacu pembangunan ekonomi. Populasi yang lebih besar adalah pasar potensial yang menjadi sumber permintaan akan berbagai macam barang dan jasa yang kemudian akan menggerakkan berbagai macam kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala ekonomi economics of scale produk yang menguntungkan semua pihak, menurunkan biaya–biaya produksi, dan menciptakan sumber pasokan atau penawaran tenaga kerja murah dalam jumlah yang memadai sehingga pada gilirannya merangsang produksi agregat yang lebih tinggi lagi Todaro, 2003 . Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor dinamika dalam perkembangan ekonomi jangka panjang, bersama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya alam, dan kapasitas produksi yang terpasang, dalam masyarakat yang bersangkutan. Keempat faktor dinamika itu harus dilihat dalam kaitan interaksinya satu dengan yang lainnya. Namun diantaranya peranan sumber daya manusia mengambil tempat yang sentral, khususnya dalam pembangunan Universitas Sumatera Utara ekonomi negara – negara berkembang dimana kesejahteraan manusia dijadikan tujuan pokok dari ekonomi masyarakat. Penduduk berfungsi ganda dalam perekonomian, dalam konteks pasar ia berada baik di sisi permintaan maupun di sisi penawaran. Di sisi permintaan jumlah penduduk yang besar merupakan pangsa pasar yang baik dan penduduk adalah konsumen, sumber permintaan akan barang – barang dan jasa dan di sisi penawaran penduduk yang besar juga sangat menguntungkan penduduk dalam hal produsen. Dalam konteks pembangunan, pandangan terhadap penduduk menjadi terpecah dua, ada yang mengatakan penduduk yang besar akan menghambat pembangunan serta beban dari pembangunan dan sebagian ahli mengatakan penduduk sebagai pemicu pembangunan. Jumlah penduduk yang besar akan memperkecil pendapatan perkapita dan akan menimbulkan masalah ketenagakerjaan dan dalam kaca mata modern penduduk justru dipandang sebagai pemicu pembangunan. Suatu kejadian produksi berlangsung adalah berkat adanya orang yang membeli dan mengkonsumsi barang – barang yang dihasilkan dan konsumsi inilah sebagai permintaan agregat yang pada gilirannya peningkatan konsumsi agregat memungkinkan usaha – usaha produktif yang berkembang dan dalam arti luas perkembangan perekonomian secara keseluruhan Dumairi dalam Sirojuzilam 2008. Dengan kata lain, dorongan lain yang timbul dari perkembangan penduduk adalah perluasan pasar. Luas pasar barang – barang dan jasa ditentukan oleh dua faktor penting, yaitu pendapatan masyarakat dan jumlah penduduk. Maka apabila penduduk bertambah dengan sendirinya luas pasar juga akan bertambah pula. Karena Universitas Sumatera Utara peranannya ini, maka perkembangan penduduk akan merupakan perangsang bagi sektor produksi untuk meningkatkan kegiatannya. Dan akhirnya, pertambahan penduduk dapat menciptakan dorongan untuk mengembangkan teknologi. Peran ini terlihat nyata di sektor pertanian. Di negara maju sejak beberapa abad yang lalu pertambahan penduduk merupakan salah satu faktor penting yang menimbulkan perbaikan teknologi pertanian. Perkembangan penduduk yang bertambah cepat bersama dengan perbaikan jaringan pengangkutan dan pertambahan tingkat pendapatan, akan selalu memperluas pasar bagi hasil – hasil pertanian. Pasar yang bertambah luas merangsang peningkatan produktivitas sektor tersebut dan ini dicapai dengan mempertinggi teknologi bercocok tanam. Bertitik tolak dalam masalah penduduk dan angkatan kerja baik secara kuantitatif maupun kualitatif wajib diberi perhatian yang utama dalam ekonomi pembangunan, karena kenaikan jumlah penduduk secara otomatis akan menaikkan jumlah angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional dianggap salah satu faktor yang positif yang memacu pertumbuhan ekonomi, jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya akan lebih besar. Pertambahan penduduk dipandang sebagai faktor pendorong karena, perkembangan itu memungkinkan pertambahan jumlah tenaga kerja dari masa ke masa. Selanjutnya, pertambahan penduduk dan pemberian pendidikan kepada mereka sebelum menjadi tenaga kerja, memungkinkan sesuatu masyarakat memperoleh bukan saja tenaga kerja yang ahli, akan tetapi juga tenaga kerja terampil, terdidik, dan entrepreneur yang berpendidikan. Biasanya tiga kelompok tenaga kerja yang Universitas Sumatera Utara disebutkan belakangan ini lebih besar jumlahnya apabila tingkat pembangunan yang lebih tinggi, pertambahan penduduk dapat memberikan sumbangan yang lebih besar bagi pengembangan kegiatan ekonomi.

2.5.2 Posisi Penduduk Dalam Teori Pertumbuhan Ekonomi

Analisis ekonomi tentang posisi penduduk sebenarnya sudah dimulai sejak Adam Smith 1723 – 1790 yang mengemukakan bahwa sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok yaitu: a. Sumber – sumber manusiawi jumlah penduduk b. Sumber – sumber alam c. Stok kapital yang ada Menurut Smith, sumber – sumber alam yang tersedia merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan perekonomian. Namun Smith kurang menekankan aspek penduduk dengan menganggap, bahwa penduduk memiliki peran pasif yang hanya berfungsi sebagai penyedia tenaga kerja dalam proses produksi pertumbuhan ekonomi. Analisis posisi penduduk dalam pembangunan ekonomi makin berkembang sejalan dengan munculnya pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh berbagai ekonom selalu disinggung tentang posisi penduduk dalam pembangunan ekonomi. Sebab pertumbuhan ekonomi selalu terkait dengan jumlah penduduk. Pertumbuhan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Istilah ‘ perkapita ‘ selalu menunjukkan ada dua sisi yang perlu diperhatikan yaitu sisi output totalnya GDP dan sisi jumlah Universitas Sumatera Utara penduduknya. Dengan demikian proses kenaikan output perkapita harus dianalisa dengan jalan melihat apa yang terjadi dengan GDP total dan apa yang terjadi dengan jumlah penduduk. Dengan kata lain, teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP total dan teori megenai pertumbuhan jumlah penduduk. Deskripsi tentang posisi penduduk dalam teori ekonomi juga telah dikemukakan oleh Ananta dalam bukunya Mutu Modal Manusia : Suatu Pemikiran Mengenai Kualitas Penduduk . Bab I dari buku tersebut menguraikan khusus tentang posisi penduduk dalam berbagai teori ekonomi. Perhatian terhadap penduduk berfluktuasi dari teori ekonomi yang satu ke teori ekonomi yang lain. Namun umumnya penduduk dianalisis sebatas sebagai penyedia tenaga kerja. Itulah sebabnya ekonomi ketenagakerjaan yang menganalisis permintaan dan penawaran tenaga kerja mengalami perkembangan yang cukup pesat. Ekonom jaman klasik umumnya lebih memperhatikan peran penduduk dalam pertumbuhan ekonomi. Pada model klasik variabel pekerja mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Perhatian ini berlangsung hingga jaman Keynes. Keynes juga melihat penduduk dalam kaitan dengan employment. Keynes membahas permintaan tenaga kerja secara lebih mendalam dibanding penawaran tenaga kerja. Posisi penduduk dalam kajian ekonomi kemudian hilang sejak Hicks dan Hansen mengajukan model IS – LM. Di sini pasar kerja hilang dari analisis. Sejak itu analisis ekonomi khususnya ekonomi makro kehilangan minat pada masalah penduduk. Masalah kependudukan seolah – olah bukan lagi bidang yang perlu ditekuni oleh ekonom. Kerangka IS – LM sempat mendominasi buku teks ekonomi makro hingga awal dasawarsa tujuh puluhan. Perhatian ekonom terhadap masalah penduduk kembali Universitas Sumatera Utara muncul ketika para ekonom negara maju tertarik pada perekonomian negara berkembang. Kajian ekonomi di negara berkembang kemudian dikaitkan dengan kondisi dan dinamika penduduk negara tersebut. Muncullah kemudian kajian yang membahas tentang ekonomi pembangunan yang sebagian isinya sebagian mengkaji masalah – masalah kependudukan dari perspektif ekonomi.

2.5.3. Teori Batas Pertumbuhan

Pada tahun 1972 terbit buku yang amat popular yang mengkaji dampak dari pertumbuhan penduduk yang demikian cepat. Buku The Limits To Growth membahas tentang berbagai keterbatasan kemampuan sumber daya dalam menyediakan berbagai kebutuhan akibat pertumbuhan penduduk yang demikian cepat. Ide buku ini pada dasarnya sejalan dengan asumsi Malthus yang menyatakan bahwa penduduk tumbuh sesuai dengan deret ukur exponential growth sementara pangan tumbuh secara deret hitung linier growth . Bedanya analisis dalam buku ini lebih tajam dan luas dengan dilengkapi data dan model analisis yang disebut sebagai “model dunia “. Model dunia yang dipakai dibuat khusus untuk meneliti lima kecenderungan utama yang dihadapi dunia yaitu a industrialisasi yang makin cepat; b pertumbuhan penduduk yang makin cepat; c kurang gizi yang merajalela; d makin susutnya unrenewable resources, dan e lingkungan hidup yang semakin rusak. Pengaruh pertumbuhan penduduk pada pembangunan ekonomi telah menarik perhatian para ahli ekonomi sejak Adam Smith menulis bukunya Wealth of Nations. Universitas Sumatera Utara Adam Smith menulis, “ Buruh tahunan setiap bangsa merupakan kekayaan yang pada mulanya memasok bangsa dengan segala kenyamanan hidup yang diperlukan “. Hanya Malthus dan Ricardo yang mencanangkan tanda bahaya mengenai dampak pertumbuhan penduduk pada perekonomian. Tetapi kekhawatiran mereka terbukti tak berdasar karena pertumbuhan penduduk di Eropa Barat justru mempercepat proses industrialisasi. Pertumbuhan penduduk membantu ekonomi negara tersebut karena mereka sudah makmur, punya modal melimpah sedang buruh kurang. Di negara seperti itu, kurva penawaran buruh pada sektor industri bersifat elastis sehingga tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi bagaimanapun justru akan menaikkan produktivitas. Kenyataannya, kenaikan jumlah penduduk menghasilkan GNP produk nasional bruto yang lebih tinggi ketimbang sekedar proporsional. Universitas Sumatera Utara

2.6. Kerangka Konseptual

Pada penulisan skripsi ini, penulis menjelaskan variabel-variabel yang saling mempengaruhi terhadap dependennya dalam bentuk gambar kerangka konseptual. Dalam gambar di bawah ini terlihat Upah X1, Pengeluaran Pembangunan X2, Indeks Kepercayaan Konsumen X3 dan Jumlah Penduduk X4 menentukan Foreign Direct Investement Y. Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian Analisis Determinan Foreign Direct Investment di Indonesi Upah X1 Pengeluaran Pembangunan X2 FDI Y IKK X3 Jumlah Penduduk X4 Universitas Sumatera Utara

2.7. Hipotesis