Nilai viskositas dalam sentipoise cps diperoleh dari hasil perkalian skala baca dial reading dengan faktor koreksi f khusus untuk masing- masing kecepatan
spindel. Pengamatan dilakukan pada suhu kamar pada hari ke-0, 7, 14, 21, 28 dan 90.
3.11 Pengujian Sediaan Gel Terhadap Penyembuhan Luka Sayat
Pengujian efek penyembuhan luka sayat dilakukan berdasarkan metode oleh Stefan Frank and Heiko Kampfer 2000. Pengujian terdiri atas 6 kelompok
yaitu kelompok 1 yang diberi Betadine
®
kontrol positif, kelompok 2 diberi gel tanpa EEDKS kontrol negatif F1, kelompok 3 tanpa diberi perlakuan,
kelompok 4 diberi gel EEDKS 2,5 F2, kelompok 5 diberi gel EEDKS 5 F3, kelompok 6 diberi gel EEDKS 7,5 F4.
Sebelum pengujian, kelinci dicukur bulu bagian punggungnya, dibuat pola berbentuk lingkaran diameter ± 2 cm, didesinfikasi kulitnya dengan alkohol 70,
lalu dianestesi lokal dengan lidokain HCl dengan dosis 1 ml. Kemudian dibuat luka dengan ukuran tanda yang telah dibuat bentuk lingkaran dengan cara
mengangkat kulit hewan uji dengan pinset lalu digunting dengan gunting bedah, dihitung diameter awal. Setelah itu, pada kulit yang telah disayat dioleskan ± 0,5 g
sediaan gel yang telah disediakan sesuai dengan kelompok masing-masing. Pemberian sediaan gel dilakukan secara topikal dengan cara mengoleskannya di
bagian luka sebanyak 1 kali sehari. Pengamatan luka dilakukan setiap hari secara visual dengan mengukur diameter luka dan hari kesembuhan. Luka dianggap
sembuh jika diameter luka sama dengan nol.
Universitas Sumatera Utara
Diameter luka dihitung dengan rumus: d = d1 + d2 + d3 + d4
4 Keterangan: d : diameter rata-rata
d1 : diameter pertama d2 : diameter kedua
d3 : diameter ketiga d4 : diameter keempat
Gambaran perhitungan diameter luka sayat pada punggung kelinci dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1 Gambaran perhitungan diameter luka sayat
3.12 Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution 18. Pertama data dianalisis
menggunakan metode Kolmogorov Smirnov untuk menentukan homogenitas dan normalitasnya. Kemudian dilanjutkan dianalisis menggunakan metode One Way
ANOVA untuk menentukan perbedaan rata-rata diantara kelompok. Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan menggunakan uji Post Hoc Tukey HSD untuk
melihat perbedaan nyata antar perlakuan. d1
d2 d3
d4
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi sampel dilakukan oleh Laboratorium Herbarium Medanense Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sumatera Utara, Medan. Hasil identifikasi adalah kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq., famili Arecaceae, dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 53.
4.2 Hasil Ekstraksi
Ekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 80 untuk menarik senyawa yang terdapat dalam simplisia baik yang bersifat non polar dan polar.
Hasil ekstraksi dari 1 kg simplisia diperoleh ekstrak etanol 152,85 g dan setelah di freeze dryer pada suhu ±-40ºC diperoleh 39,90 g.
4.3 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan EEDKS
Keterangan: + = Positif, - = Negatif
Pada pemeriksaan skirining alkaloid dengan penambahan pereaksi Mayer terbentuk endapan putih, Bourchardat terbentuk endapan berwarna coklat
kemerahan dan dengan Dragendroff terbentuk endapan berwarna jingga. No.
Golongan senyawa Hasil
Simplisia Ekstrak
1. 2.
3. 4.
5. 6.
Alkaloida Flavonoida
Tanin SteroidTriterpenoida
Saponin Glikosida
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
Universitas Sumatera Utara