Pengelolaan Lingkungan Hidup TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda daya, keadaan,dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya Undang-Undang No.23 Tahun 1997. Dalam lingkungan hidup akan timbul interaksi antara unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, jika tidak dikelola secara benar akan menimbulkan masalah lingkungan. Menurut Soemarwoto 1990 masalah lingkungan adalah perubahan dalam lingkungan hidup yang secara langsung atau tidak langsung menyebabkan akibat negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia. Pembangunan lingkungan merupakan upaya sadar terencana dalam rangka mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam guna mencapai tujuan. Pada hakekatnya lingkungan hidup merupakan sumber kehidupan manusia, karena itu manusia tidak mungkin hidup tanpa lingkungan. Namun pada saat manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk mencukupi kebutuhan hidupnya baik sengaja maupun tidak maka manusia telah merusak atau mencemari lingkungan. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara GBHN tahun 1999, pembangunan lingkungan hidup bertujuan meningkatkann mutu, pemanfaatan sumberdaya Sri Juli Handayani: Analisis Reduksi Emisi Gas Metan Melalui Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih CDM Pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2008. USU e-Repository © 2008 berkelanjutan, merehabilitasi kerusakan lingkungan mengendalikan pencemaran dan meningkatkan kualitas lingkungan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penerapan kebijaksanaan pembangunan lingkungan hidup di Indonesia, Pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, dan pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Kegiatan industri menjadi sorotan utama dalam pencemaran lingkungan, dengan berbagai upaya pengelolaan sumberdaya alam sering mengesampingkan pengelolaan limbahnya. Oleh karena itu sehubungan dengan semakin meningkatnya kegiatan perkembangan industri yang akan berdampak negatif terhadap kelestarian lingkungan maka diperlukan upaya pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan. Hardjosoemantri 1993 mengemukakan bahwa kerusakan-kerusakan lingkungan hidup yang telah terjadi akibat pembangunan harus diatasi yaitu dengan melakukan pengelolaan lingkungan. Di dalam Pasal 3 dari Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 ditetapkan bahwa pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan dengan azas tanggungjawab negara, azas berkelanjutan dan azas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan Sri Juli Handayani: Analisis Reduksi Emisi Gas Metan Melalui Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih CDM Pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2008. USU e-Repository © 2008 manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Sasaran pengelolaan lingkungan hidup secara tegas ditetapkan pada Pasal 4 dalam UU No.23 Tahun 1997 antara lain adalah tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup, terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindak melindungi dan membina lingkungan hidup hidup, terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan, tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup dan terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap dampak usaha danatau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup. Selanjutnya Pasal 5 butir 3 menetapkan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku. Penjelasan dari pasal ini mengemukakan bahwa peran sebagaimana dimaksud dalam pasal ini meliputi peran dalam proses pengambilan keputusan, baik dengan cara mengajukan keberatan, maupun dengan pendapat atau dengan cara lain yang ditentukan dalam perundang-undangan. Peran tersebut dilakukan antara lain dalam proses penilaian analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau perumusan kebijakan lingkungan hidup. Pelaksanaannya didasarkan pada prinsip keterbukaan. Dengan keterbukaan dimungkinkan masyarakat Sri Juli Handayani: Analisis Reduksi Emisi Gas Metan Melalui Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih CDM Pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2008. USU e-Repository © 2008 ikut memikirkan dan memberikan pandangan serta pertimbangan dalam pengambilan keputusan di bidang pengelolaan lingkungan hidup UU No.23 Tahun 1997. Ketentuan-ketentuan tersebut menunjukkan perlunya peran serta setiap orang sebagai anggota masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Prinsip pengelolaan lingkungan hidup khususnya dalam bidang agroindustri menurut Tobing dan Poeloengan 2000 adalah pada dasarnya mengacu pada empat hal yakni: pertama, penerapan konsep intertemporal choice atau pilihan antar waktu dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pengerahan sumberdaya alam untuk menjamin pembangunan berkelanjutan; kedua, penerapan internalized external cost, menginternalisasikan biaya sosial yang selama ini ditanggung oleh masyarakat berupa penurunan kualitas lingkungan ke dalam biaya perusahaan; ketiga, pengembangan sumberdaya manusia pelaku agribisnis agar mampu melaksanakan pembangunan pertanian berwawasan lingkungan; dan keempat, ialah pengembangan dan pemanfaatan teknologi akrab lingkungan. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya alam ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan kesejahteraan dan mutu generasi kini dan generasi masa depan pasal 1 butir 3 UU No. 23 Tahun 1997. Unsur penting yang terkandung dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah penggunaanpengelolaan sumberdaya alam secara Sri Juli Handayani: Analisis Reduksi Emisi Gas Metan Melalui Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih CDM Pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2008. USU e-Repository © 2008 bijaksana yang menunjang pembangunan yang berkesinambungan serta meningkatkan mutu hidup. Pemerintah Indonesia mencanangkan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan sustainable development, yaitu pemerintah berupaya untuk melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup pada setiap kegiatan industrinya. Kemajuan teknologi di bidang industri seringkali disertai dengan dampak negatif berupa limbah. Di pihak lain, kemajuan pola berpikir semakin menyadarkan orang akan arti pentingnya kelestarian lingkungan hidup, dengan cara mencari alternatif guna mengendalikan limbah buangan industri. Konsep pembangunan berkelanjutan memiliki banyak persyaratan, salah satunya adalah menuntut adanya produktivitas sumberdaya yang seefektif dan seefisien mungkin, serta memanfaatkan produk samping limbah dari proses olah sumberdaya tersebut. Selanjutnya menurut Kantor Menteri Lingkungan Hidup 1996 bahwa pengelolaan limbah dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan mempunyai prinsip bahwa limbah tidak boleh terakumulasi di alam sehingga mengganggu siklus materi dan nutrien. Pembuangan limbah harus dibatasi pada tingkat yang tidak melebihi daya dukung lingkungan untuk menyerap pencemaran dan sistem tertutup seperti daur ulang harus dimaksimalisasi. Selanjutnya Arifin 2001 berpendapat bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus Sri Juli Handayani: Analisis Reduksi Emisi Gas Metan Melalui Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih CDM Pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2008. USU e-Repository © 2008 mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Beberapa prioritas awal untuk operasionalisasi pembangunan berkelanjutan yaitu: 1. diseminasi tanpa henti tentang keberlanjutan pembangunan ekonomi kepada kaum elit dan masyarakat; 2. mulai menerapkan prinsip kesinambungan antar pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup pada beberapa sektor vital serta peka terhadap lingkungan hidup; 3. senantiasa mengkaitkan cakupan penelitian dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan hidup pada setiap disiplin ilmu dengan melibatkan sektor publik perusahaan swasta terutama multinasional. Menurut Soemarwoto 2004 bahwa berubahnya paradigma lama yaitu sistem Atur Dan Awasi ADA menjadi paradigma baru yaitu sistem Atur-Diri-Sendiri ADS yang dilakukan oleh pelaku bisnis merupakan bentuk implementasi tanggung jawab pelaku bisnis terhadap lingkungan hidup dan sosial perusahaan. Dalam istilah pelaku bisnis kelansungan hidup perusahaan ditentukan oleh the triple bottom line; economic, enviroment and social. Artinya, perusahaan harus bersifat ramah lingkungan hidup, baik lingkungan hidup fisik maupun lingkungan hidup sosial- budaya dan ekonomi. Ada tiga cara untuk mengubah sikap dan kelakuan manusia terhadap lingkungan hidup, yaitu dengan instrumen pengaturan dan pengawasan ; instrumen ekonomi; dan instrumen suasif. Sri Juli Handayani: Analisis Reduksi Emisi Gas Metan Melalui Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih CDM Pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2008. USU e-Repository © 2008 Prinsip instrumen ekonomi ialah usaha penanggulangan kerusakan lingkungan secara preventif, bertujuan untuk mengubah nilai untung relatif terhadap rugi bagi pelaku dengan memberikan insentif-disinsentif ekonomi. Dua instrumen ekonomi utama ialah pemungutan biaya retribusipajak untuk limbah dan perdagangan emisi. Perdagangan emisi ini bertujuan untuk mengurangi emisi dengan bekerjasama antara pelaku pencemar sehingga pengurangan emisi yang ditentukan dapat dicapai dengan cara yang lebih murah, pada umumnya dibedakan antara cap-and-trade dan baseline- and-credit Soemarwoto, 2004. Makna Atur Diri Sendiri merupakan tanggungjawab menjaga kepatuhan dan penegakan hukum lebih banyak ditanggung oleh masyarakat. Kode praktik pengelolaan lingkungan hidup bersifat sukarela voluntary environmental practice code, dimana sebuah perusahaan bebas untuk mengadopsi atau tidak kode praktik tersebut. Misalnya, ISO 14000 dan proyek CDM. Jadi melaksanakan proyek CDM merupakan salah satu instrumen ekonomi dalam pengelolaan lingkungan hidup berupa insentif bagi perusahaan yang melakukan penanggulangan kerusakan lingkungan secara sukarela. Murdiyarso 2003b menambahkan bahwa dalam perspektif negara berkembang, keberhasilan CDM terletak pada sumbangan proyek tersebut dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Dana yang disalurkan melalui proyek CDM dapat membantu negara berkembang mencapai beberapa tujuan pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan sebagai pilar pembangunan berkelanjutan. Sri Juli Handayani: Analisis Reduksi Emisi Gas Metan Melalui Proyek Mekanisme Pembangunan Bersih CDM Pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Dalam Rangka Pengelolaan Lingkungan Hidup, 2008. USU e-Repository © 2008 Isu lingkungan yang utama dalam setiap penyusunan studi Analisis AMDAL perkebunan dan pabrik pengolahannya adalah terjadinya penurunan kualitas air, tanah dan udara akibat limbah yang dihasilkan pabrik kelapa sawit. Diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup AMDAL serta Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No.17MENLH52000 tentang jenis rencana usaha danatau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.Kep-86MENLH102002 tentang pedoman umum Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup UKL dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup UPL memutuskan kegiatan yang tidak ada dampak pentingnya, dan atau secara teknologi dapat dikelola dampak pentingnya, diharuskan melakukan UKL dan UPL sesuai dengan yang ditetapkan di dalam syarat-syarat perizinannya menurut peraturan berlaku Kementerian Lingkungan Hidup, 2004.

2.2. Sejarah dan Pengertian Mekanisme Pembangunan Bersih CDM