4 Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.
Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Independensi Auditor adalah sebagai berikut:
a. Kepercayaan masyarakat terhadap integritas, objektivitas dan
independensi. b.
Kepercayaan auditor terhadap diri sendiri. c.
Kemampuan auditor untuk meningkatkan kredibilitas pernyataannya terhadap laporan keuangan yang diperiksa.
d. Suatu sikap pikiran dan mental auditor yang jujur dan ahli serta
bebas dari pengaruh pihak lain dalam melaksanakan pemeriksaan, penilaian, dan pelaporan hasil pemeriksaannya dan dalam upaya
mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor internal maupun
eksternal berhubungan langsung dengan pemeriksaan dan salah satu elemen pengendali mutu yang penting adalah independensi.
2. Profesionalisme Auditor Internal
Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya; memberikan opini yang
objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi; dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga
Sawyer: 2006:35. Untuk mengetahui apakah seorang auditor internal telah profesional dalam melakukan tugasnya, maka perlu adanya evaluasi
19
kinerja. Dan evaluasi kinerja auditor internal dapat dilakukan dengan cara yaitu: sudahkah terpenuhinya kriteria-kriteria profesionalisme
auditor internal. Menurut Arens dan Loebbecke 2009 berpendapat bahwa untuk
meningkatkan profesionalisme, sering akuntan harus memperlihatkan perilaku profesinya, yang berupa:
a. Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, akuntan harus mewujudkan kepekaan profesional dan
pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka. b.
Kepentingan masyarakat Akuntan harus menerima kewajiban untuk melakukan tindakan
yang mendahulukan kepentingan masyarakat, menghargai kepercayaan masyarakat, dan menunjukkan komitmen pada
profesionalisme. c.
Integritas Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat,
akuntan harus melaksanakan semua tanggung jawab profesional dengan integritas tertinggi.
d. Objektivitas dan Independensi
Akuntan harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam melakukan tanggung jawab
profesional.
20
e. Keseksamaan
Akuntan harus memenuhi standar teknis dan etika profesi, berusaha keras untuk terus meningkatkan kompetensi dan mutu
jasa dan melakukan tanggung jawab profesional dengan kemampuan terbaik.
f. Lingkup dan Sifat Jasa
Dalam menjalankan praktik sebagai akuntan publik, akuntan harus mematuhi prinsip-prinsip perilaku profesional dalam menentukan
lingkup dan jasa audit yang akan diberikan. Konsep profesionalisme Menurut Hull 1968 dalam Rohani
2008 terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu: a.
Pengabdian pada profesi Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi
profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan
meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini dalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan
didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi,
sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah kepuasan rohani, baru kemudian materi.
21
b. Kewajiban sosial
Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun
profesional karena adanya pekerjaan tersebut. c.
Kemandirian Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seorang yang
profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. Setiap ada campur tangan dari pihak luar
dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesional. d.
Keyakinan terhadap peraturan profesi Keyakinan terhadap peraturan profesi adalah suatu keyakinan
bahwa yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan orang luar yang tidak
mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. e.
Hubungan dengan sesama profesi Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan
profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai kolega informal sebagai ide
utama dalam pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun kesadaran profesional.
22
Kriteria profesionalisme auditor internal menurut Sawyer 2006: 10-11 dalam Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Internal Badan
UsahaMilik NegaraBadan Usaha Milik Daerah FKSPI BUMNBUMD, dan Yayasan Pendidikan Internal Audit YPIA:
a. Service to the Public Pelayanan terhadap Masyarakat
Auditor internal menyediakan pelayanan terhadap masyarakat dalam hal meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan
sumber daya baik dalam perusahaan maupun organisasi. Kode etik audit internal mewajibkan anggota The Institute of Internal
Auditors IIA untuk menghindari keterlibatan dalam kegiatan- kegiatan yang menyimpang dan ilegal.
b. Long Specialized Training Pelatihan Jangka Panjang
Auditor internal yang profesional yaitu orang-orang yang telah mengikuti pelatihan, lulus dari ujian pendidikan audit internal dan
telah mendapatkan sertifikasi. c.
Subscription to a code of ethic Taat pada kode etik Sebagai suatu profesi, ciri utama internal auditor adalah kesediaan
menerima tanggung jawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab yang efektif,
auditor internal perlu memelihara standar perilaku yang tinggi. Kode etik bagi para auditor internal memuat standar perilaku
sebagai pedoman tingkah laku yang dikehendaki dari anggota profesi
23
secara individual. Para auditor internal wajib menjalankan tanggung jawab profesinya dengan bijaksana, penuh martabat dan kehormatan.
d. Membership in an association and attendance at meetings anggota
dari organisasi pofesi The Institute of Internal Auditors IIA merupakan asosiasi profesi
auditor internal tingkat internasional yang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. IIA merupakan wadah bagi para auditor
internal yang mengembangkan ilmu audit internal agar para anggotanya mampu bertanggung jawab dan kompeten dalam
menjalankan tugasnya, menjunjung tinggi standar, pedoman praktik audit internal dan etika supaya anggotanya profesional
dalam bidangnya. Di Indonesia telah terdapat beberapa organisasi profesi seperti yang
dikutip Hiro Tugiman 2006: 25 yaitu: “Auditor internal Indonesia telah terdapat berbagai nama dan sebutan organisasinya yang muncul sekitar
dua-tiga dasawarsa yang lalu, antara lain: 1 The Institute of Internal Auditors Indonesia Chapter, 2 Forum Komunikasi Satuan Pengawasan
Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Daerah FKPSI BUNBUMD; 3 Yayasan Pendidikan Internal Audit YPIA; 4
Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditors DS-QIA; 5 Perhimpunan Audior Internal Indonesia PAII.”
24
e. Publication of journal aimed at upgrading ractice Jurnal
publikasi The Institute of internal Auditors IIA mempublikasikan jurnal
tentang teknik auditor internal, seperti halnya buku-buku panduan, studi penelitian, monograf, presentasi audio visual, materi instruksi
lainnya. f.
Examination to test entrance knowledge Pengembangan profesi berkelanjutan
Dalam setiap pengawasan, auditor internal haruslah melaksanakan tugasnya dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan
profesional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensinya yaitu dengan pengembangan profesi yang berkelanjutan.
g. License by the state or certification by a board Ujian sertifikasi
The Institute of Internal Auditors pertama kali mengeluarkan program sertifikasi pada tahun 1974. Kandidat harus lulus pada
ujian selam dua hari beturut-turut dengan subjek yang mempunyai range yang luas. Kandidat yang lulus akan menerima Certification
of Internal Audiotrs CIA.
3. Kecurangan Fraud