Perkembangan, PROFIL OBYEK PENELITIAN

Negara dan juga sebagai daerah penyangga Ibukota, perekonomian Kelurahan Karang Mulya pun terbilang sudah maju, ini ditandai dengan merebaknya berbagai mini market, rumah sakit, pabrik-pabrik berskala kecil dan besar, serta fasilitas umum lainnya sangat mudah dijumpai di Kelurahan Karang Mulya. Dengan adanya berbagai fasilitas umum tersebut, baik langsung ataupun tidak langsung membantu mengembangkan perekonomian masyarakat asli Karang Mulya, dan tentunya juga menarik masyarakat dari luar daerah untuk tinggal dan menetap di Karang Mulya. Ini terbukti dengan banyaknya warga pendatang dari daerah lain yang datang dan menetap di Kelurahan Karang Mulya.

B. Perkembangan,

Pendidikan, Ekonomi, dan Sosial Keagamaan Masyarakat Kelurahan Karang Mulya. Dalam hal pendidikan, tidak seperti pada keadaan dua puluh tahun yang lalu, perkembangan pendidikan pada masyarakat Karang Mulya mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Masyarakat Karang Mulya yang kebanyakan etnis betawi, mulai menyadari akan pentingnya pendidikan. Kesadaran akan pendidikan masyarakat Karang Mulya yang semakin baik, di tunjang juga dengan semakin baiknya ketersediaan sarana prasarana pendidikan di Kelurahan Karang Mulya. baik yang tercatat di Kelurahan maupun tidak. Dari catatan isian potensi kelurahan tercatat, 1 buah bangunan Play Group, 4 buah TK, 3 SD, dan 1 buah; SMP; SMU. Tabel III Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Frekuensi Presentase 1 2 3 4 5 6 Taman Kanak-kanak SD SMP SMU Diploma Strata I 921 1.969 1.092 3.067 317 521 12 25 14 38,3 4,2 6,4 Jumlah 8.017 100 Sumber : Daftar Isian Potensi Kelurahan Karang Mulya Berdasarkan pengamatan penulis, motivasi masyarakat asli Karang Mulya, yakni beretnis betawi, dalam bidang pendidikan kini semakin besar. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya Masyarakat Karang Mulya, yang bersekolah sampai keperguruan tinggi, bahkan keperguruan tinggi negeri. Sementara rata-rata tingkat pendidikan masyarakat Karang Mulya saat ini adalah SMU dengan prosentase mencapai 38,3 . Kini para orang tua sangat bersemangat menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke jenjang yang tinggi. Bahkan pekerjaan mereka sebagai buruh, petani, atau pembantu rumah tangga bukan menjadi halangan mereka untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Karena mereka menyadari dengan memiliki pendidikan yang tinggi, di harapkan anak-anak mereka kelak berhasil dalam mencapai cita-cita mereka, yang tentunya akan meningkatkan derajat mereka dalam kehidupan sosial masyarakat., sekalipun mereka sebagai orang tua tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Bahkan minat belajar anak-anaknya pun tinggi. Dalam waktu satu hari, mereka bukan hanya sekolah formal, melainkan juga belajar di sekolah agama non-formal dan mengikuti les-les tambahan seperti Bahasa Inggris, komputer, voli dan lain sebagainya. Dalam kehidupan sosial, masyarakat Karang Mulya tidak mengalami kendala dalam berinteraksi. Beragamnya etnis di Kelurahan Karang Mulya tidak menghalangi mereka saling berinteraksi. Sampai saat ini tidak ada dalam catatan kriminal di kelurahan mengenai tindak kekerasan ataupun benturan fisik serta pemikiran yang berlatar belakang etnis. Masyarakat Karang Mulya, baik penduduk asli maupun pendatang hidup saling berdampingan. Masyarakat modern sering dikatakan sebagai masyarakat yang individualis, namun masyarakat Karang Mulya yang merupakan masyarakat modern, masih kuat memegang budaya gotong royong. Dalam berbagai acara yang bersifat individual maupun kolektif, seluruh masyarakat saling membantu. Kebanyakan dari masyarakat Karang Mulya, bekerja dalam bidang pertanian. Mereka membudidayakan tanaman hias. Namun tidak seperti sistem pertanian di desa, pertanian di daerah Karang Mulya lebih teratur dan dikemas secara modern. Pemasaran atau penjualannya juga dilakukan dengan cara yang modern, seperti dengan mengikuti pameran-pameran tingkat daerah ataupun pameran tingkat nasional. Tabel IV Komposisi penduduk menurut mata pencaharian No Mata Pencaharian Frekuensi Presentase 1 2 3 4 5 6 7 8 Karyawan a. Pegawai Negeri Sipil PNS b. TNI POLRI c. Buruh Swasta Wiraswata Pedagang Tani Pertukangan Jasa Buruh Tani Pemulung Pensiunan 1.532 61 1.404 1.071 2.914 176 465 26 13 1.130 17,4 1 16 12,2 33 2 5,3 0,3 0,1 13 Jumlah 8.792 100 Sumber : Buku Monografi 2008 dan Daftar Isian Potensi Kelurahan Karang Mulya Walaupun begitu, dalam melakukan mobilitas ekonomi, masyarakat Karang Mulya, memiliki pilihan pekerjaan yang cukup variatif dengan frekuensi yang beragam pula, seperti yang terlihat dalam tabel diatas. Ini tidak lain karena Kelurahan Karang Mulya adalah daerah yang strategis, memiliki banyak peluang bagi penduduknya untuk melakukan mobilitas ekonomi. Meskipun tidak semua sarana; prasarana dan lokasi perekonomian berada di sini, yakni kebayakan di daerah Kecamatan Ciledug, namun cukup menguntungkan bagi penduduknya, karena secara geografis Kelurahan Karang Mulya bertetangga dengan Kecamatan Ciledug. Selain itu jarak Kelurahan Karang hanya berkisar 1 km dengan Ibu Kota Negara. Ini memudahkan masyarakat mencapai atau mendapatkan segala fasilitas yang ada di kota yang mungkin tidak ada di daerah Karang Mulya. Sedangkan kondisi Sosial Keagamaan Mayarakat Karang Mulya, mayoritas agama penduduk adalah Agama Islam. Jumlah pemeluk Agama Islam mencapai 9.259 orang dengan posisi atau sekitar 68 , berikutnya Katholik, Protestan, Hindu dan Budha. Hal ini juga terlihat dari jumlah Masjid dan Mushola yang cukup banyak. Dalam satu kampung terdapat satu masjid dan Mushola. Tabel V Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama No Agama Frekuensi Presentase 1 2 3 4 5 Islam Katholik Protestan Hindu Budha 10.800 829 809 689 783 78 6 6 5 5 Jumlah 13.910 100 Sumber : Daftar Isian Potensi Kelurahan Karang Mulya Kehidupan beragama masyarakat Karang Mulya sudah banyak terakulturasi dengan kehidupan modern. Modernisasi menyebabkan pola pikir masyarakat berubah yang pada akhirnya berakibat pada perilaku agama masyarakat. Ritus-ritus yang selalu rutin dilaksanakan, baik wajib maupun sunnah, sejalan dengan perkembangan pola pikir masyarakat ikut berubah mengikuti kebutuhan dalam dunia modern. Namun antara pemeluk agama terjalin kerukunan antar umat beragama. Masyarakatnya bersikap solidaritas dan toleransi yang amat kuat antara agama yang lain, ini terbukti bahwa dikampung ini tidak pernah terjadi konflik antar pemeluk beragama. Itu dikarenakan masyarakat Karang Mulya adalah masyarakat yang sejak dulu sudah terbiasa dengan segala perbedaan, karena banyak disinggahi orang asing.

BAB IV PENGARUH MITOS HAJI PADA KEBERAGAMAAN MASYARAKAT